Rencana Bertunangan Kandas, Isak Tangis Sang Kekasih di Pusara Razan Al Najjar Sungguh Sayat Hati

Kesedihan ini tak hanya dirasakan keluarga, sahabat, rakyat Palestina dan umat islam seluruh dunia, tapi juga sang kekasih Razan Al Najjar.

Penulis: Yuyun Hikmatul Uyun | Editor: Yuyun Hikmatul Uyun
Kolase TribunBogor
Razan Al Najjar 

Namun, tiba-tiba tembakan sporadis ditembakkan ke udara dan mengenai punggung perawat cantik ini.

Para saksi mengatakan dia ditembak mati oleh seorang sniper Israel, dan sang ayah menunjukkan rompi medisnya yang berlumuran darah dan ada lubang peluru.

Razan sudah berusaha diselamatkan oleh tim dokter.

Namun sayang, naywanya tak tertolong, ia dinyatakan mati syahid.

Razan yang ditangisi sahabatnya
Razan yang ditangisi sahabatnya ()

Baca: Jelang Arus Mudik, Bus yang Tak Laik Jalan Dilarang Beroperasi

Baca: Heboh Target Pengumpulan Zakat, Bazis DKI Jakarta Tak Diakui Baznas

Kesedihan ini pun tak hanya dirasakan keluarga, sahabat, rakyat Palestina dan umat islam seluruh dunia, tapi juga sang kekasih Razan Al Najeer.

Ya. Razan Al Najjar sudah memiliki kekasih bernama Izzat Shatat.

Izzat Shatat berusia 23 tahun ini merupakan pekerja ambulans sukarela.

Usai dimakamkan, terlihat dari akun Instagram @insta_falastin, Izzat tak berhenti menangis.

Ia yang masih mengenakan jas putih menangis tersedu-sedu di atas pusara sang kekasih, Razan.

Teman-teman yang lain pun sempat mengingatkan dan membangunkan Izzat.

Tapi Izzat masih tak kuasa ditinggalkan Razan.

Ia beberapa kali mengambil bunga yang sudah ditaburkan di atas makam Razan.

Baca: Datang ke Wisuda Anak, Samuel Rizal Tunjukkan Sikap Begini ke Suami Mantan Istrinya, Netter Salut

Baca: Terduga Teroris di Lampung Ditangkap Polisi

Kepada The Times of Israel, Izzat mengatakan kalau dirinya dan Najjar akan mengumumkan pertunangan mereka pada akhir Ramadan.

Izzat juga sempat mengatakan kalau dia khawatir bahkan meminta Razan untuk tidak pergi ke daerah perbatasan pada hari Jumat.

Akan tetapi, rupanya Razan menolaknya.

Razan tetap berlari ke garis perbatasan tersebut dan disana pula ia meninggal dunia.

“Dia membantu semua orang. Dia tidak pernah menolak untuk membantu. Dia adalah orang pertama yang berlari ke arah siapa pun ketika dia ditembak, ” kata Izzat sambil menangis.

Ini adalah kerugian di antara ribuan kerugian di mana Razan akan sangat dirindukan oleh keluarga dan rekan-rekannya.

Wanita ini terbunuh menyelesaikan tugas yang pasti membuat nama Razan menjadi pahlawan.

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved