Ini Alasan Kita Menguap dan Mengapa Menguap Itu Menular
Menguap pada umumnya dipicu oleh beberapa hal, termasuk kelelahan, demam, stres, obat-obatan dan alasan sosial dan psikologis.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Menguap pada umumnya dipicu oleh beberapa hal, termasuk kelelahan, demam, stres, obat-obatan dan alasan sosial dan psikologis.
Antara satu orang dengan yang lainnya penyebabnya beda-beda.
Pertanyaan tentang mengapa kita menguap menimbulkan sejumlah kontroversi mengejutkan tentang sebuah hal yang sepele.
Kami tidak memiliki bukti yang dapat mengarahkan kami pada alasan yang tepat mengapa orang menguap.
Namun ada beberapa teori yang menjelaskan mengapa orang menguap.
Ini termasuk meningkatkan kewaspadaan, mendinginkan otak, dan teori evolusi menjelaskan bahwa menguap untuk mengingatkan orang lain dalam kelompok Anda bahwa Anda terlalu lelah untuk terus awas, dan orang lain harus mengambil alih.
1. Membantu kita terjaga
Menguap datang seiring dengan meningkatnya rasa kantuk.
Hal ini menjadi hipotesis di balik mengapa orang menguap. Menguap juga dihubungkan dengan meningkatnya aktivitas dan gerakan peregangan.
Meningkatnya gerakan tubuh mungkin membantu kita tetap awas di kala tekanan rasa kantuk meningkat.
Juga, otot-otot tertentu di telinga (otot tensor tympani) diaktifkan selama menguap.
Hal ini memicu pengaturan ulang rentang gerakan dan sensitivitas gendang telinga dan pendengaran, yang meningkatkan kemampuan kita untuk memantau dunia di sekitar kita setelah kita mungkin kehilangan kesadaran sebelum menguap.
Selain itu, membukanya bola mata dan pembilasan lensa mata mungkin akan menyebabkan peningkatan kewaspadaan secara visual.
Baca: Bawa Pacar Liburan ke Luar Negeri, Billy Syahputra Tak Ajak Keluarga? Orangtua Ungkap Alasannya
2. Mendinginkan Otak
Teori lain mengapa kita menguap adalah hipotesis termoregulasi yang menunjukkan bahwa menguap mendinginkan otak.
Menguap menarik udara dingin ke dalam mulut, yang kemudian mendinginkan darah menuju otak.
Pendukung teori ini mengklaim peningkatan suhu otak terjadi sebelum menguap, dengan penurunan suhu terjadi setelah menguap.
Namun penelitian yang memunculkan teori ini hanya menunjukkan menguap berlebihan terjadi ketika suhu otak dan tubuh sedang mengalami peningkatan.
Penelitian tersebut tidak mengatakan bahwa menguap memiliki tujuan untuk mendinginkan.
Orang menguap semakin sering ketika eksperimen membuat demam buatan, yang menunjukkan korelasi antara suhu tubuh hangat dan menguap.
Namun tidak ada bukti yang mengacu bahwa menguap untuk mendinginkan tubuh–hanya bahwa penghangatan suhu tubuh memicu menguap.
Baca: Gigi Berusia 400 Tahun Ini Ungkap Polusi Pertama Akibat Ulah Manusia
3. Tugas Jaga
Perilaku seperti menguap telah diamati di hampir semua makhluk bertulang belakang.
Pengamatan tersebut menunjukkan bahwa refleks menguap itu hal yang purba.
Hipotesis perilaku berdasarkan teori evolusi mengacu pada manusia sebagai hewan sosial.
Ketika kita rentan terhadap serangan dari spesies lain, fungsi kelompok adalah untuk saling melindungi.
Tugas jaga adalah bagian dari kesepakatan dalam kelompok, dan menguap dan peregangan adalah bukti ketika tingkat kewaspadaan seorang individu sedang turun.
Hal ini penting untuk mengubah aktivitas untuk mencegah keteledoran dan mengindikasikan saatnya mengganti orang untuk berjaga-jaga.
Baca: Nama Anda Tidak Ada di DPT, Begini Saran dari KPU Agar Bisa Tetap Nyoblos
Mengapa menguap menular?
Kemungkinan Anda telah menguap setidaknya sekali saat membaca artikel ini.
Menguap adalah perilaku menular dan melihat seseorang menguap sering menyebabkan kita menguap juga.
Tetapi satu-satunya teori yang ditawarkan di sini menunjukkan bahwa kerentanan seseorang tertular menguap berkorelasi dengan tingkat empati seseorang.
Sangat menarik untuk dicatat, bahwa ada kecil kemungkinan orang-orang dengan spektrum autisme mudah tertular menguap begitu pula dengan orang yang memiliki kecenderungan psikopat yang tinggi.
Baca: Kakak Dhawiya Sebut Elvi Sukaesih Blokir Semua Akses Komunikasi : Telepon Nggak Pernah Diangkat
Dan anjing, yang dianggap sebagai hewan dengan rasa empati yang tinggi, bisa tertular juga ketika manusia menguap.
Secara keseluruhan, ahli saraf telah mengembangkan gagasan yang menjelaskan berbagai pemicu mengapa orang menguap, dan kami memiliki gambaran yang sangat rinci tentang mekanisme yang mendasari perilaku menguap.
Namun tujuan mengapa orang menguap tetap sulit dipahami.
Kembali pada perjalanan darat kita, menguap mungkin merupakan isyarat fisiologis ketika tingkat kewaspadaan diri berkompetisi dengan rasa kantuk berat.
Tetapi pesan yang penting di sini adalah bahwa tidur mungkin pilihan yang baik dan mendorong pengemudi untuk berhenti dan istirahat, dan itu seharusnya tidak diabaikan.
*Senior Lecturer in Physiology, Swinburne University of Technology
**Lecturer in Human Physiology, Swinburne University of Technology
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Alasan Kita Menguap, dan Mengapa Menguap Itu Menular",