Disindir Prabowo dan Fahri Hamzah Soal Biaya LRT yang Mahal, Luhut Siap Cium Kaki Jika Salah

Bukan hanya Prabowo, Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menyampaikan pernyataan yang hampir sama

Penulis: Damanhuri | Editor: Soewidia Henaldi
Kompas.com
Kereta LRT berada di stasiun OPI Mall Jakabaring Palembang, Sumatera Selatan(Dokumen KOMPAS.com/ Aji YK Putra) 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Proyek Light Rapid Transit (LRT) yang dinilai menelan biaya terlalu tinggi menjadi perdebatan panas politikus.

Isu panas ini berawal dari pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang menuding proyek LRT ada  mark up sehingga biayanya cukup tinggi.

Bukan hanya Prabowo, Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menyampaikan pernyataan yang hampir sama.

Fahri menaruh curiga dengan proyek yang saat ini masih dalam proses pengerjaan itu.

Baca: 13 Terduga Teroris Ditangkap Karena Berencana Ganggu TPS di Pilkada Besok

Melansir Tribun WOW, riset indeks pembangunan LRT di dunia menyebutkan biaya pembangunan LRT 8 juta dollar per kilometer.

Namun di Indonesia, melebihi jumlah itu.

Dia mencontohkan, pembangunan LRT Palembang, Sumatera Selatan yang memiliki panjang 24 kilometer, dengan dana yang dihabiskan untuk proyek tersebut Rp 12,5 triliun.

Itu artinya, dana yang dihabikan LRT Palembang setiap kilometernya mencapai 40 juta dollar.

Baca: Diajak Umrah Pertama Kali, Sang Anak Buat Rossa Banjir Air Mata, Rizky Dorong Kursi Roda Kakeknya

"Jadi pikirkan saja berapa mark up yang dilakukan pemerintah untuk 1 kilometernya. Jika 8 juta dollar itu saja bisa mendapatkan untung, apalagi 40 juta dollar?. Karena Saya mengerti hal ini banyak yang membenci saya,” kata Prabowo, Kamis (21/6/2018), melalui laman Facebooknya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah‎ mengaku curiga dengan tiang LRT yang sangat tinggi.

Menurutnya, seharusnya LRT dibangun di bawah tanah saja.

Sebab, jika berada dibawah tanah otomatis tidak perlu mengeluarkan anggaran besar untuk memasang tiang beton yang dianggap memakan biaya cukup mahal.

Baca: Pendaftaran CPNS 2018 Segera Dibuka, Ini 3 Jenis Tes yang Harus Dijalani Peserta

"Tiangnya segini, mahal banget gitu. Curiga saya itu. Orang curiga. Saya juga curiga. Jelas saya ngeri tuh naik LRT. Kenapa enggak ditaruh di bawah tanah aja?" tutur Fahri di DPR, Jakarta Selatan, Senin (25/6/2018) dikutip Tribunnews.com.

Tak hanya itu, kata dia, pemasang tia‎ng untuk LRT juga dianggap membahayakan.

‎"Saya mendengar juga kalau ada yang mengatakan pada peninggian tiang itu sebenernya ada analisis kalau itu tidak diperlukan di situlah terjadi tambahan biaya. Jadi saya denger ini bukan cuma di Palembang. Tapi di seluruh tempat yang dibangun tiang-tiang itu di situ ada tambahan biaya yang harus diantisipasi. Karena itu saya kira audit saja dari awal," ucapnya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved