Saling Tarik dengan Buaya Di Sungai Agar Putranya Selamat, 'Abah-abah, Kaki Ulun Ada yang Menggigit'

Sempat terjadi tarik menarik antara Yanto dan Buaya tersebut agar tubuh Rahril tidak dibawa ke dalam sungai oleh buaya.

Penulis: Damanhuri | Editor: Vivi Febrianti
faturahman
Sungai Mentaya , Sampit, Kotim, Kalteng ini terdapat banyak buaya ganas yang sering menyerang warga. (Ilustrasi) 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Yanto nyaris saja kehilangan putranya saat sedang mandi di sungai bersama anaknya Muhammad Rahril Ibrahim (10).

Muhammad Rahril Ibrahim adalah bocah kelas V SDN Anjir Serapat Lama, Kecamatan Anjir Muara, Kabupaten Batola, Kalimantan Selatan yang nyaris diseret buaya di sungai.

Saat itu, Muhammad Rahril Ibrahim sedang mandi bersama sang ayah dipinggiran sungai Anjir Muara sekitar pukul 18.00 WIta.

Namun, tiba-tiba kaki bocah kecil itu dicengkram dan gigit seekor buaya sungai yang terjadi pada Senin (30/7/2018) lalu.

Beruntung, Rahril berhasil diselamatkan oleh sang ayah meskipun kaki sebelah kirinya saat ini terdapat bekas gigitan buaya.

Sempat terjadi tarik menarik antara Yanto dan Buaya tersebut agar tubuh Rahril tidak dibawa ke dalam sungai oleh buaya.

“Suami sempat tarik menarik memperebutkan tubuh Rahril agar tidak dibawa buaya ke sungai. Dari penglihatan suami, buaya itu belum terlalu besar,” kata Halimah (34) ibuda Rahril mengutip Banjarmasinpost saat ditemui dirumahnya di kawasan Anjir Jerapat Lama, Kecamatan Anjir Muara, Kabupaten Batola, Selasa (31/7/18) siang.

Haliman menjelaskan, saat digigit buaya, Rahril lansung menjerit.

Pembakal Anjir Serapat Lama Bapak Fauzi dan Camat Anjir Muara Bapak Jaya, menjenguk Muhammad Rahril Ibrahim (10), siswa kelas V SDN Anjir Jerapat Lama, Kecamatan Anjir Muara, Kabupaten Batola yang menjadi korban gigitan buaya saat mandi di sungai setempat.
Pembakal Anjir Serapat Lama Bapak Fauzi dan Camat Anjir Muara Bapak Jaya, menjenguk Muhammad Rahril Ibrahim (10), siswa kelas V SDN Anjir Jerapat Lama, Kecamatan Anjir Muara, Kabupaten Batola yang menjadi korban gigitan buaya saat mandi di sungai setempat. (banjarmasinpost.co.id/edi nugroho)

Sehingga, suaminya Yanto langsung menarik tubuh Rahril ke darat.

“Abah-abah, kaki Ulun ada yang mengigut (Ayah, kaki saya ada yang menggigit). Sepertinya buaya kecil,” kata Halimah menirukan teriakan anaknya saat itu.

Usai kejadian, Rahril langsung dibawa ke salah satu bidan desa setempat untuk diberi suntikan agar tidak infeksi karena gigitan buaya tersebut.

Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalsel pun mengeditifikasi luka gigitan di kaki kiri Rahril.

“Hasil identifikasi dokter hewan melalui foto barusan keluar. Dugaan kuat yang menggigit korban adalah buaya dilihat dari bekas gigitan dimana jarak antar gigi cukup panjang,” kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah 2 Banjarbaru Balai Konservasi Sumber Daya Alam, (BKSDA) Kalsel Ridwan Efendy, Rabu (1/8/18).

Menurutnya, bekas gigitan binatang tersebut panjang dan lebarnya itu sama, sehingga diduga kuat jika bocah itu digigit buaya.

BKSDA Kalsel akan menugaskan anggota untuk melakukan pemantauan di Sungai Anjir Muara di sekitar lokasi kejadian.

“Di Sungai Anjir Muara Km 25 itu dari data kami di BKSD Kalsel, tak ada buaya habitat. Tapi hanya buaya jelajah. Kemungkinan besar, yang menggit Rahril itu buaya jelajah,” kata Ridwan Efendy, Rabu (1//8/18).

Menurutnya, dari data BKSDA Kalsel, kawasan Sungai Anjir merupakan daerah aliran sungai yang memang ada buayanya, tapi bukan buaya habitat.

SUNGAI Anjir Muara, Kabupaten Batola. Di sungai ini Muhammad Rahril Ibrahim (10), siswa kelas V SDN Anjir Jerapat Lama, Kecamatan Anjir Muara, Kabupaten Batola yang menjadi korban gigitan buaya saat mandi
SUNGAI Anjir Muara, Kabupaten Batola. Di sungai ini Muhammad Rahril Ibrahim (10), siswa kelas V SDN Anjir Jerapat Lama, Kecamatan Anjir Muara, Kabupaten Batola yang menjadi korban gigitan buaya saat mandi (banjarmasinpost.co.id/edi nugroho)

Buaya di Sungai Anjir merupakan buaya jelajah dan sewaktu-waktu lewat sungai saja.

“Jadi harus dibedakan buaya jelajah dan jenis buaya habitat. Buaya jelajah itu hanya sewaktu-waktu saja,” katanya.

Dijelaskannya, kemunculan buaya di Sungai Anjir, bisa juga karena adanya gangguan terhadap habitat.

Jika habitat buaya lama terganggu, bisa jadi buaya tersebut akan mencari calon habitat lainnya yang baru.

“Buaya juga punya sifat daya jelajah saat habitatnya terganggu. Ketersediaan pakan buaya bisa terganggu,” katanya.

Sementara itu, Camat Anjir Muara Kabupaten Batola, Jaya langsung meminta warga tidak melakukan ativitas di sekitar sungai untuk sementera waktu sampai kondisi benar-benar aman kembali.

“Iya kita akan segera pasang larangan agar warga tidak mandi dan beraktivitas di sungai. Apalagi Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalsel menyatakan yang mengigit bocah itu adalah positif buaya. Jangan sampai ada korban jiwa lagi.,” kata Jaya, Rabu (1/8/18).

(Banjarmasinpost/Edi Nugroho)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved