Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Cerita Dimas Jadi Lulusan Terbaik Ke-2 IPB, Andalkan Beasiswa dan Patungan Keluarga Demi Bisa Kuliah

Meski kehilangan sang ayah saat kuliah semester pertama,lantas tak membuat mahasiswa lulusan IPB ini putus asa.

Penulis: Afdhalul Ikhsan | Editor: Yudhi Maulana Aditama
TribunnewsBogor.com/Afdhalul Ikhsan
Mahasiswa IPB, Dimas Novianto jadi lulusan terbaik ke-2 saat wisuda mahasiswa IPB di GWW Dramaga, Rabu (19/9/2018) 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Afdhalul Ikhsan

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, DRAMAGA - Meski kehilangan sang ayah saat kuliah semester pertama,lantas tak membuat mahasiswa lulusan IPB ini putus asa.

Buktinya, pemuda bernama Dimas Novianto dia malah semakin semangat menuntut ilmu bahkan mendapat predikat Cumlaude dengan capaian Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,90.

Itu tak lepas dari cara dia menghargai waktu dan selalu bersyukur dengan kondisi ekonomi keluarga.

"Ayah meninggal waktu semester 1 akhirnya biaya kuliah patungan sama kakak, paman dan bibi," ucapnya pria yang terlahir dari keluarga sederhana itu kepada TribunnewsBogor.com, Rabu (19/9/2018).

"Disaranin orang tua masuk IPB tapi awalnya sudah masuk pertanian tapi karena saya kurang suka dengan tumbuhan karena nilai biologi tumbuhan juga jelek dibandingkan nilai biologi hewan jadi saya milih kedokteran hewan saja," imbuhnya.

Lebih dari itu lanjutnya, sang ibu yang kini terbaring sakit di Malimping belum mengetahui jika anaknya dinobatkan sebagai Lulusan Berprestasi Program Kedokteran Hewan IPB.

"Ibu belum tau mas, mungkin nanti akan dikasih tau. Alhamdulillah kakak sama adik yang mewakili datang kesini" ujarnya.

Anak ketiga dari empat bersaudara ini bercerita mengenai perjalanan hidup di perantauan.

Kata dia, rasa-rasanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sungguh tak mudah. Ia punya keyakinan jika rejeki tidak akan kemana.

"Ada patungan itu jadi tercukupi untuk biaya kuliah, tapi untuk biaya hidup disini kadang-kadang juga minus, kiriman juga gak mesti ada. Tapi ada aja rejeki tuh, gak tau kenapa," ungkapnya.

Ia mengaku, Direktorat Kemahasiswaan IPB mengetahui jika kondisi ekonomi keluarga tak memadai.

Saat itulah dirinya mendapatkan panggilan untuk mengurus beasiswa Bidikmisi pengganti hingga lulus Sarjana Kedokteran Hewan.

"Pernah dapat Bidikmisi pengganti sih untuk Program Pendidikan Dokter Hewan (PPDH) nya gak. Awalnya biaya sendiri tiba-tiba dihubungi pihak IPB suruh bikin ATM kaget juga akhirnya saya bikin dan dapat lah beasiswa," tuturnya sambil tersenyum.

Sosok Dimas yang dikenal tekun, rajin dan disiplin kerap mendapat juara, seperti saat SMA dia menyabet juara lomba karya ilmiah di tingkat nasional.

Bahkan saat kuliah, Ia terlibat di unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Keilmiahan yakni Forum For Scientific Studies (Forces), pernah menjadi Ketua Himpunan Profesi Hewan Kesayangan Satwa Akuatik (HKSA) dan Six University Initiative Japan Indonesia (SUIJI).

Jangan salah kata Dimas, nilainya sempat turun karena kehilangan motivasi belajar hingga IPK nya di bawah 3,00.

"Lagi malas belajar dan pengen pindah dari IPB akhirnya saya pikir pikir lagi. Ilmu ilmu dasar banyak yang missing kalau belajar loncat-loncat bisa gak ketemu alurnya, akhirnya saya memutuskan bertahan," terangnya.

Dimas berharap akan melanjutkan kuliah sambil bekerja di Klinik Hewan.

"Sudah bekerja di klinik hewan, tapi kalau ada kesempatan sekolah lagi saya akan pilih kuliah studi master veterinary virology atau biologi molekuler," tukasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved