Gempa di Donggala
Hilang 10 Jam Lebih, Bocah 6 Tahun Asal Sukabumi Ini Ditemukan Selamat Usai Terseret Tsunami di Palu
Nurmansyah (32) dan Qurun (6) berhasil selamat dari terjangan tsunami di Palu.
Ia sempat berusaha menghubungi menantunya, Rudian Arifin, ayah Qurun tetapi kesulitan karena jaringan komunikasi lumpuh.
"Awalnya tidak aktif saat saya telepon. Kleuarga sempat cemas bahkan menangis. Saya telepon anak yang di Palu, alhamdulillah diangkat. Setelah mendengar kabar itu, baru bisa lega," tutur Adang.
Ketua FKDB Ayep Zaki pun juga sempat menceritakan kronologi detik-detik tsunami menerjang Palu dan menyapu lokasi stand pameran anggotanya.
Saat kejadian Rudhian, ayah Qurun memang tidak bersama anaknya lantaran harus mengambil stok tempe untuk pameran.
Ketika sampai di rumah tiga orang penjaga stand datang lalu tergeletak sambil mengeluhkan kaki sakit karena benturan saat gempa dan mengingatkan Rudhian pada anaknya yang masih tertinggal.
• 3 Alasan Ilmiah Seseorang Bisa Melihat Makhluk Gaib, Seperti yang Dialami Ruben Onsu
"Sampai di rumah tiba-tiba terjadi gempa. Selang beberapa saat datang tiga orang karyawan jaga stand di festival, sambil nangis dan langsung tergeletak di tanah karena kaget, sakit terkena benturan dan kecapekan diterjang tsunami, jalan kaki dari lokasi kejadian ke rumah. Pak Rudi langsung ingat kalau anaknya tertinggal di stand beserta satu karyawannya lagi," kata Ayep Zaki.
Rudi pun langsung kembali ke lokasi pameran dan berusaha mencari anaknya, Qurun dan temannya, Nurmansyah.
Singkat cerita, saat mereka berhasil diketemukan, Nurmansyah sempat menceritakan detik-detik dirinya dan Qurun diterjang tsunami dan berusaha menyelamatkan diri.
Ia mengaku sedang berada di pinggir jalan bersama Qurun saat terjadi bencana tsunami.
Tapi, tiba-tiba air laut pasang hingga setinggi perutnya dan banyak pohon tumbang.
"Banyak pohon tumbang dan kayu yang bergelimpangan menyebabkan kaki saya terjepit pada saat mau menyelamatkan Qurun. Melihat air terus mengejar Qurun dan terus meninggi, Qurun berlari cepat sampai tepian jalan dan memilih tempat yang lebih tinggi. Saya melihat Qurun lari di depan saya dan segera melepaskan diri dari jepitan kayu," ujar Nurmansyah.
Ia bergegas mengejar Qurun dan membantunya menuju tempat yang lebih tinggi.
• Gempa di Palu: Deby Fatimah, Penghafal Quran yang Wafat Seusai Ambil Wudlu Sholat Magrib
Sayangnya, bangunan tinggi tempat mereka menyelamatkan diri justru retak karena gempa dan mereka harus mencari tempat lainnya lagi.
Ketika sudah menemukan tempat yang lebih aman dan berhasil menyelamatkan diri dari terjangan tsunami.
Mereka pun berusaha mencari bantuan dan tidak sempat tidur semalaman.