Pilpres 2019
Goenawan Mohamad Sindir Pilpres 2019 Bukan Jokowi Vs Prabowo Tapi Jokowi Vs SBY, Ini Alasannya
Pilpres 2019 mendatang ini justru pertarungan antara Jokowi vs SBY, menurut Goenawan Mohamad, sastrawan sekaligus pendiri majalah Tempo
Penulis: Uyun | Editor: Vivi Febrianti
Tapi dengan catatan, pembatalan itu dilakukan sebelum Oktober 2015.
"Tentu bisa. Kan Indonesia baru ditunjuk jadi tuan rumah Oct 2015. Bisa saja kalau mau, Indonesia mundur sebelum Oct 2015. Koreksi kalau sy salah," ujar Chatib Basri.
Dikutip dari Kompas.com, Koalisi Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengkritik penyelenggaraan Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia (IMF-World Bank Annual Meeting 2018) di Bali pada 8-14 Oktober 2018 mendatang yang dinilai terlalu mewah.
Pemerintah pun didesak untuk melakukan penghematan biaya penyelenggaraan dan disalurkan sebagian untuk membantu korban bencana alam di Palu, Donggala, serta Lombok.
Ferdinand Hutahaean, Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat memberikan tanggapannya terkait pembelaan kader Demokat soal ide tuan rumah IMF yang ternyata berujung blunder.
Ferdinand menyebutkan, bahwa banyak infrastruktur yang diresmikan oleh Jokowi ini justru merupakan proyek dari era SBY.
Akan tetapi, menurut Ferdinand, pemerintah Jokowi justru tak pernah menyebutkan proyek tersebut merupakan proyek ide dari era SBY.
"Banyak sekali infrastruktur yg diresmikan olh @jokowi tanpa menyebut proyek itu carry over dari era @SBYudhoyono.
Banyak yg positif dr era SBY tp tak pernah dijelaskan ke rakyat," tulis Ferdinand Hutahaean di akun Twitternya, @LawanPolitikJW, Senin (8/10/2018).
Akan tatapi, ketika pertemuan IMF World Bank yang diadakan di Bali ini ditanggap negatif, justru yang dibawa adalah nama SBY.
"Tp krn IMF WORLD BANK Meeting di Bali negatif, mk pemerintah membawa2 nama SBY dan pemerintahnya," tulis Ferdinand lagi.
Melihat hal ini, Goenawan Mohamad pun memberikan cuitan akhir.
Menurutnya, sejarah kemajuan itu terdiri atas hasil kerja dari beberapa generasi, entah itu yang berhasil maupun yang gagal.
Lebih lanjut perbaikan yang dilakuak di era saat ini bukan berarti ejekan untuk era sebelumnya.
"Sejarah kemajuan selalu terdiri dari hasil kerja beberapa generasi —baik yg berhasil maupun yg gagal.
Perbaikan hari ini tak berarti ejekan bagi kerja hari kemarin," tandas Goenawan Mohamad.