Tak Terima Adiknya Dipacari, AM Ajak Ayah dan Ipar untuk Habisi Nyawa Asep
Di kawasan Ciseeng, korban dieksekusi dengan eksekutor tunggal yakni kakak dari pacar korban sendiri yang berinisial AM.
Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Vivi Febrianti
Kapolsek Rancabungur, Iptu Suparno, mengatakan bahwa terduga pelaku yang diamankan tersebut berjumlah 2 orang.
"Diduga pelaku sudah ditangkap, 2 orang," kata Suparno saat dikonfirmasi TribunnewsBogor.com, Kamis (11/10/2018).
Ia mengaku bahwa pihaknya belum bisa memberikan keterangan lebih terkait penangkapan tersebut.
"(Terduga pelaku) Dua orang sudah di Polres," kata Suparno.
Diberitakan sebelumnya, warga Kampung Mekarsari, RT 01/01, Desa Mekarsari, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor dikejutkan dengan penemuan sesosok mayat, Kamis (4/10/2018).
• Wanita Diduga Pendaki Pertama Everest Sampaikan Pesan ke Prabowo-Sandi, Sini Mas Mampir ke Jogja
Mayat pria tersebut ditemukan warga tergeletak mengenakan baju koko putih dan sarung disertai bercak-bercak darah di kepalanya sekitar pukul 09.00 WIB pagi.
Kapolsek Rancabungur, Iptu Suparno, menuturkan bahwa korban ditemukan saat warga tengah kerja bakti membersihkan sampah.
Korban ini ditemukan dengan kondisi luka robek di bagian kepala serta luka lebam di bagian dada dan dagu.
Hasil pemeriksaan sementara yang dilakukan pihak kepolisian menggunakan pemindai sidik jari, korban diduga bernama Asep (27) asal Kampung Panoongan, RT 02/04, Desa Kampung Sawah, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor.
Muncul isu penyerangan antar warga.
Beberapa hari usai temuan korban ini, beredar informasi via layanan pesan instan WhatsApp penyerangan warga Rumpin, Kabupaten Bogor.
Tertulis, penyerangan ini dipicu oleh temuan mayat warga rumpin yang diduga korban pembunuhan sehingga warga Rumpin tak terima.
Bahkan di sana ditulis akan ada 7 desa dari Rumpin akan melakukan penyerangan ke Desa Karihkil, Kecamatan Ciseeng.
Kasubag Humas Polres Bogor, AKP Ita Puspita Lena mengatakan, bahwa informasi yang beredar ini adalah hoax atau informasi palsu.
"Ini kejadian (penyebaran hoax) sudah lama, tiga hari yang lalu. Tidak ada penyerangan," kata Ita ketika dikonfirmasi TribunnewsBogor.com, Selasa (9/10/2018).