Ramai Tagar #UninstalGojek di Twitter, GoJek Klaim Sangat Junjung Tinggi Keberagaman

Di linimasa media sosial Twitter, orang-orang kini tengah meributkan soal tagar #UninstalGojek.

Penulis: yudhi Maulana | Editor: Yudhi Maulana Aditama
Tribunnews.com
Ojek Online 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Di linimasa media sosial Twitter, orang-orang kini tengah meributkan soal tagar #UninstalGojek.

Diduga, aksi warganet itu ditenggarai karena ada seorang karyawan GoJek yang mendukung adanya LGBT.

Padahal pernyataannya itu merupakan murni pendapatnya pribadi.

Namun warganet seakan tak peduli dan malah meramaikan tagar #UninstalGojek.

Menanggapi hal tersebut, GoJek mengeluarkan pernyataan resminya.

Dalam cuitannya, GoJek memiliki sikap menjunjung tinggi keberagaman yang ada di masyarakat.

Berikut pernyataan lengkapnya :

"GO-JEK menjunjung tinggi keberagaman yang menciptakan persatuan dan keharmonisan, sejalan dengan nilai-nilai dan budaya Indonesia, yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.

Gojek Sangat menghargai keberagaman (diversity).
Kami percaya bahwa ide dan kreativitas yang menjadi kunci untuk melahirkan inovasi bermanfaat bagi masyarakat, merupakan buah dari hasil kerjasama berbagai latar belakang, pendidikan, budaya dan keyakinan.

Keberagaman juga menjadi elemen dalam dinamika karyawan kami.

Terkait postingan yang beredar di media sosial, perlu kami tegaskan bahwa post tersebut merupakan pendapat dan interpretasi pribadi dari salah satu karyawan GO-JEK, terhadap salah satu event internal dengan tema keberagaman.

GO-JEK selalu menjunjung tinggi nilai-nilai dan budaya Indonesia, negeri tempat kita lahir, tumbuh dan berkembang,

Pada intinya, GO-JEK adalah bagian dari Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika."

Ditelusuri dari linimasa di Twitter terkait #UninsTalGojek, sebagian besar justru banyak orang yang tak mendukung gerakan penghusan aplikasi di pinsel mereka masing-masing.

Pilpres 2019 Terberat Untuk Prabowo Karena Dikepung, Kubu Jokowi: Sudah Tahu Kenapa Masih Mau Maju

Pendaki Wanita ASEAN Pertama yang Capai Everest Beri Pesan untuk Prabowo, Ajak Sandi Mampir ke Jogja

Ada banyak mereka yang tak setuju dengan gerakan LGBT, tapi mereka menilai penghapusan aplikasi GoJek merupakan langkah yang kurang tepat.

Malahan mereka menyinggung soal banyaknya manfaat yang dirasakan dari aplikasi GoJek.

Seperti banyak promo bagi mereka yang bertransaksi menggunakan Go-Pay.

Isi Kantor GoJek

Isi dalam kantor penyedia jasa trabnsportasi, Gojek sempat membuat Najwa Shihab terkagum.

Betapa tidak, dalam tayangan Mata Najwa bertajuk Republik Digital, tim menyempatkan untuk mengintip isi di kantor Gojek.

Tampak di video ada banyak ruang menarik, tak seperti kantor pada umumnya.

Mulai dari ruang makan, bermain, tidur, hingga ruang bioskop tersedia di kantor Gojek.

"seru banget, itu kantor tapi kaya ruang main, ada banyak mainan, ada banyak ruang untuk rileks itu memang diciptakan agar ide-ide mengalir segar terus ?" tanya Najwa.

Brand Ternama Rilis Jaket Mirip Driver Ojek Online, Harganya Fantastis, Setara Gaji 7 Bulan Ngojek

Nadiem Makarim, pendiri Gojek, bertutur bahwa desain ruangan dan seisinya memang sengaj diciptakan sedemikian nyaman.

"Iya karena kan Gojek tidak memiliki aset apa-apa, Gojek tidak punya kendaraan, pabrik, atau produk fisik, satu-satunya yang kita punya adalah manusia. jadi untuk kita semua investasi kita harus untuk bikin employee gojek sehappy mungkin seexcited mungkin," jelasnya di samping putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.

Gibran juga sempat disinggung oleh Najwa soal memiliki kantor seperti Gojek.

"saya sih lebih ke dapur sih,"kata Gibran.

Mba Nana, sapaan akrab Najwa Shihab melanjutkan pada Nadiem, sebenarnya bila memang aset yang dimilik Gojek hanya manusia, lantas tipikal seperti apa yang dicari.

Nadiem menjelaskan bahwa Gojek tak begitu melirik pekerja berdasarkan nilai atau almamater saja.

Gojek lebih mempertimbangkan penerimaan karyawan berdasarkan dari perilakunya.

Mahfud MD: Kalau Ada yang Bilang Jokowi Kerempeng Atau Prabowo Kalah Terus Itu Negative Campaign

"sebenarnya proses rekuitmen sedikit berbeda, kami tidak hanya melihat sekadar ip atau lulusan dari mana. lebih ke perliaku, jadi itu orang satu adalah its not about you, ini bukan mengenai lo. jadi orang yang kepengin mengejar karirnya dan make mone dan lain kami tidak tertarik," jelas Nadiem.

"kami lebih tertarik pada orang yang kepengen melakukan sesuatu lebih besar untuk dampak masyarakat yang banyak. ini orang kepengen menciptakan suatu dampak dan bukan cuma mikirin dirinya. kedua, cara pemikiran dia harus kolaboratif, karena tidak ada satu hal pun di Gojek yang bisa melalui tim," lanjuutnya.

Menurut Nadiem dari banyak karyawan yang keluar dari perusahaannya, kebanyak karena tidak bisa bekerja secara kolaboratif.

"biasanya karena suah berkolaborasi, bukan dia gak pinter, tapi dia ga bisa klop berkerja sama dengan orang lain. itu di dalam gojek lama-lama pasti keluar," katanya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved