Mobil Esemka Diluncurkan Oktober, Pakar Otomotif Bingung : Ini Pabrik Websitenya Kok Gak Ada?

Pakar otomotif Ridwan Hanif membongkar soal keganjilan-keganjilan terkait peluncuran mobil esemka yang menurutnya cukup banyak.

Penulis: Uyun | Editor: Soewidia Henaldi
kolase youtube/kompas.com
pakar otomotif Ridwan Hanif berbicara keganjilan mobil esemka 

Ridwan Hanif lantas menyebutkan untuk membuat satu buah mobil, perlu adanya riset.

Tak hanya itu, masing-masing komponen mobil akan diproduksi berbeda-beda.

"Proses risetnya, proses pemilihan kontraktornya, karena mobil itu gak dibuat satu pabrik doang, yang buat spionnya siapa, yang buat kursinya siapa, gak mungkin satu pabrik doang," tuturnya.

Ridwan Hanif, pakar otomotif berbicara mengenai keganjilan mobil esemka
Ridwan Hanif, pakar otomotif berbicara mengenai keganjilan mobil esemka (Youtube @tvonenews)

Bahkan menurut Ridwan Hanif, ada banyak pihak yang terlibat di industri otomotif.

Ridwan Hanif pun membeberkan mengenai pengalaman temannya ketika memproduksi mobil.

"Saya punya yang punya temen, yang punya pabrik buat spion untuk sebuah mobil. Saya pikir spion utuh, tapi ternyata beda. kacanya yang bikin pabrik lain, kaca yang bisa gerak-gerak itu juga dibikin pabrik lain," tuturnya.

Proses yang disebutkan Ridwan Hanif mengenai masalah tersebut tentu membutuhkan waktu yang lama.

Ridwan Hanif lantas menceritakan ada salah satu pabrik yang bisa mempercepat proses pembuatan hingga peluncuran mobil.

"Pabrik itu luasnya 60 hektar, 30 hektarnya untuk pabrik utama, dan 30 hektar lainnya untuk supplier atau pemasok. Jadi biar prosesnya cepat, pemasok itu dikasih temnpat sendiri. Pemasok ini akan memasok kebutuhan-kebutuhan barang utama untuk membuat mobil," tambahnya.

Fadli Zon Sebut Harta 4 Orang Terkaya Setara 100 Juta Orang Miskin, Tim Jokowi : Siapa Orangnya Bos?

Lebih lanjut, Ridwan Hanif pun mengungkapkan keganjilannya lagi.

Pasalnya dari alamat pabrik, susunan mulai dari direktur ini tak bisa terlacak.

"Ini kan pabrik, harusnya ada public relationnya, tapi websitenya gak ada. Direkturnya pun gak tahu, kita mau cari narasumber pun agak bingung," tutur Ridwan

Bahkan Ridwan Hanif sudah pernah mencoba mencari tahu, tatpi tetap tidak menemukannya.

"Makanya bingung kok bisa masuk BPLJ?" tanya Ridwan Hanif heran.

Ia pun meminta kepada pihak esemka untuk menunjukkan dirinya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved