Sempat Ditipu, Alumni IPB Ini Sukses Kembangkan Ternak Kambing hingga Raup Omzet 35 Juta Per Bulan
saat kuliah di Institut Pertanian Bogor (IPB) di Fakultas Peternakan, Tekad Urip Pamudi ini juga berjualan domba untuk membantu biaya kuliah.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Yudhi Maulana Aditama
Tekad Urip Pamudi kemudian mengembangkan usahanya dari yang awalnya fokus di pakan dan menjual domba, kini ia bisa menghasilkan susu kambing bubuk yang rendah sukrosa, aqiqah, hingga olahan berbasis daging dan telur yang siap makan atau ready to eat.
“Saat masih kuliah, saya hanya fokus di pakan, dan menjual domba untuk aqiqah dan kurban, dalam setahun bisa menjual sekitar 100 ekor,” tandasnya.
Kemudian setelah mengikuti PWMP dengan bantuan modal dan pendampingan usaha serta ilmu dan jaringan lainnya, kini Tekad Urip Pamudi bisa menjual 1.500 kambing dan domba per tahun.
“Sebelum ikut PWMP penghasilan saya Rp 2,5 juta,m per bulan, sekarang Alhamdulillah Rp 25-35 juta per bulan,” ujarnya.
Selain mengembangkan usahanya sendiri, Tekad Urip Pamudi juga membantu rekan bisnisnya yang lain dengan membagikan ilmu yang ia dapat dari PWMP.
“Soal modal yang diberikan PWMP kepada saya itu urusan belakangan, tapi ilmu dan bimbingannya yang paling bernilai harganya buat saya, berkat PWMP saya bisa seperti sekarang ini,” ucapnya.
Tak hanya berjualan kambing dan domba, Tekad Urip Pamudi yang merupakan pemilik PT Argo Apis Palacio itu kini juga mengembangkan susu kambing bubuk, dan olahan makanan seperti gulai instan, opor ayam, telur balado dan sebagainya.
“Bahkan kemarin saat gempa di Palu, makanan siap saji kami ikut dikirim untuk korban di sana,” jelasnya.
Ia juga mengatakan, berkat PWMP lah perusahaannya bisa berkembang dan bisa membantu beberapa jaringan.
“Sekarang ini susu kambing bubuk saya bisa dijual ke seluruh Indonesia, dan PWMP ini sebagai pengungkit untuk usaha rintisan yang saya mulai,” katanya lagi.
Bahkan, ia kini sudah memiliki lima anak perusahaan yang berlokasi di Bogor dan Magetan, berupa usaha aqiqah dan makanan siap saji.
Ia juga menegaskan kalau PWMP ini sebagai wadah baru bagi enterpreneur muda yang nekat untuk memulai usaha yang di luar nalar.
“Dan di forum ini semua terwadahi, besaran (modal) nomor sekian, yang tepenting adalah ilmu dan motivasi yang diberikan, jadi menurut saya program ini harus terus berlanjut,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Subbidang Peserta Didik Pusat Pendidikan, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian Nurwahidah mengatakan, di Tahun 2018 ini, sudah terbentuk 1.013 kelompok PWMP di sejumlah perguruan tinggi di Indonesia.
"PWMP ini punya Kementerian Pertanian yang tujuan dibentuknya adalah untuk mengurangi angka pengangguran, dan regenerasi petani dengan mendorong alumni maupun mahasiswa pertanian menjadi wirausahawan," kata di Bogor, Jumat.