Pilpres 2019
PBB Tentukan Sikap Diawal Tahun 2019, Yusril Ihza Mahendra Kenang Jabatannya Pada Masa Orde Baru
Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra cerita kenangan jabatannya dimasa pemerintahan Orde Baru
Penulis: Damanhuri | Editor: Damanhuri
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Partai Bulan Bintang ( PBB ) akan menentukan sikap politiknya diawal tahun 2019 nanti.
Namun, sinyal politik PBB akan mendukung pasangan Capres Jokowi-Maruf Amin.
Sebab, Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra sudah menjadi pengacara Jokowi-Ma'ruf dalam Pilpres ini.
Seusai pertemuan, Yusril mengatakan, partainya akan menentukan sikap politik di Pemilu 2019 pada Januari 2019 yang akan datang.
Ia meyakini, internal partainya akan seiring sejalan dengan pilihan politiknya.
"Untuk internal di PBB tentu ada dinamika, ada pro kontra. Biasalah. Karena itu, kami akan ada rapat koordinasi nasional bulan Januari. Jadi kan sudah panjang waktunya. Mungkin yang marah-marah itu nanti sudah agak tenang, yang ngomel-ngomel sudah mulai mengerti," kata Yusril. "Jadi, Insya Allah (mendukung Jokowi-Ma'ruf). Kan sudah sama," lanjut dia
Namun, sebelum menentukan sikapnya secara resmi, PBB menegaskan tak mengajukan syarat khusus kepada Capres yang didukungnya nanti.

Yusril Ihza Mahendra bahkan bercerita soal jabatannya dimasa pemerintahan Orde Baru.
TribunnewsBogor.com melansir Kompas.com, Sekretaris Jenderal Partai Bulan Bintang (PBB) Afriansyah Ferry Noer mengatakan, partainya tidak akan membuat persyaratan terkait jabatan kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden yang akan mereka dukung.
Menurutnya, permintaan semacam itu tidak pernah diajukan oleh PBB.
"PBB tidak pernah meminta jabatan kepada siapapun yang kami bantu, yang penting buat kami adalah presiden yang kami dukung nanti bisa menyejahterakan rakyat dan bangsa Indonesia," ujar Ferry ketika dihubungi, Minggu (2/12/2018). melansir Kompas.com
"Kami tidak haus kekuasaan," tambah dia.
• PBB Isyaratkan Dukung Pangan Jokowi-Maruf, Begini Tanggapan PDIP
Kata dia, PBB bukan partai yang terobsesi untuk mendapatkan kekuasaan.
Menurunya, dukungan yang diberikan bukan untuk mengejar jabatan tertentu melainkan demi kesejahteraan masyarakat.
Sehingga, syarat yang akan diajukan PBB kepada capres dan cawapres pilihan mereka bukan jabatan.
"Syarat kami adalah harus membela kaum tertindas, membela Islam, membela umat, dan siap mempertahankan NKRI," kata Ferry.
Adapun, PBB baru akan mengumumkan arah dukungan dalam Pemilihan Presiden pada Januari 2019 mendatang.
Disisi lain, Yusril Ihza Mahendra bergabung ke kubu Jokowi-Maruf disebut lantaran dijanjikan jabatan tertentu.
Saat menjadi narasumber di acara Sapa Indonesia Kompas Tv, Yusril Ihza Mahendra bercerita saat ini berada di pemerintahan Orde Baru.
Mengutip Tribun Jakarta, awalnya Yusril Ihza Mahendra mengingat masa lalunya, saat menjadi Sekretarian Negara di tahun 1990an.
Kala itu Yusril Ihza Mahendra bertugas menulis pidato untuk Presiden kedua Soeharto.
Yusril Ihza Mahendra mengatakan saat bergabung ke Setneg dirinya tak dijanjikan apa-apa.
"Sama juga dengan ketika saya masuk Setneg tahun 1990an,"kata Yusril Ihza Mahendra, dikutip TribunJakarta.com dari saluran YouTube Kompas TV, pada Jumat (9/11/2018).
"Tidak ada tawaran apa-apa, enggak ada janji apa-apa," tambahnya.
• Cerita Yusril Ihza Mahendra Dirayu Timses Jokowi-Maruf Hingga Rela Tak Dibayar, Ini Tujuannya
Menurut Yusril Ihza Mahendra sebelum bergabung dengan setneg, dirinya kerap mengkritisi pemerintahan Soeharto.
Namun setelah berkerja dengan Soeharto, Yusril Ihza Mahendra menekankan sikap politiknya tetap tidak berubah.
"Ya masuk aja di Setneg, 'apa bisa Anda? jangan-jangan nanti Anda larut'," ucap Yusril Ihza Mahendra.
"Saya akan tetap jadi ikan yang tawar kecuali saya mati dikasih garam saya jadi ikan asin," tambahnya.
Yusril Ihza Mahendra mengatakan hal tersebut juga berlaku saat ia bergabung dengan Jokowi-Maruf.
Ia menjelaskan dirinya tak dijanjikan jabatan apapun saat memutuskan menjadi pengacara Jokowi-Maruf.
"Sekarang pun tidak ada apa-apa, tidak ada janji apa-apa," kata Yusril Ihza Mahendra.
Yusril Ihza Mahendra lantas mengatakan dirinya saat ini sudah tak mengharapkan jabatan apa-apa lagi.
Pasalanya menurut Yusti Ihza Mahendra ia sudah merasakan berbagai jabatan tinggi diberbagai bidang.
"Maaf saya mengatakan seperti ini," ucap Yusril Ihza Mahendra.
"Barangkali kalau di akademisi saya sudah jadi guru besar, pegawai negeri saya terakhir sudah golongan empat D, empat e habis,"
"Jadi politisi saya sudah jadi menteri tiga kali,"
"Sebenarnya saya mau jadi apalagi," tambahnya.
Yusri Ihza Mahendra menegaskan saat ini ia hanya ingin berbuat sesuatu bagi bangsa Indonesia.
"Saya hanya memikirkan apa yang dapat saya sumbangkan bagi bangsa ini, baik itu dilakukan oleh orang lain atau dirinya saya sendiri," jelas Yusri Ihza Mahendra.
• Yusril Ihza Mahendra : Masak Jadi Lawyer Saja Terus Saya jadi Cebong? Yang Benar Saja
Ia kembali menegaskan Erick Tohir dan Kubu Jokowi-Maruf tak pernah menjanjikan apapun.
Bahkan Yusril Ihza Mahendra mengaku tak menerima bayaran sebagai pengacara Jokowi-Maruf.
"Engga ada janji apa-apa, engga ada kesepakatan apa-apa, engga ada pembayaran," terang Yusril Ihza Mahendra.
Menurut Yusril Ihza Mahendra ia tak mau dibayar demi mempertahankan independensi dirinya.
"Saya siap tidak dibayar, kalau dibayar saya kehilangan independensi, karena ini kan politiknya sangat kental," ucap Yusril Ihza Mahendra.
Ia juga mengatakan akan bekerja secara profesional sebagai pengacara Jokowi-Maruf.
Yusri Ihza Mahendra mengungkapkan akan mengatakan apa yang menurutnya benar.
Ia mengaku tak bisa dikendalikan oleh pihak manapun.
"Saya bekerja secara profesional," kata Yusril Ihza Mahendra.
"Saya tidak bisa distir," tambahnya.
(Kompas.com/Tribun Jakarta)