Erupsi Anak Krakatau
6 Fakta Sejarah Gunung Krakatau, 3 Hari Tak Ada Sinar Matahari Hingga Kelahiran Gunung Anak Krakatau
Meletusnya Gunung Krakatau dianggap sebagai salah satu letusan gunung terdahsyat sepanjang sejarah, hingga berdampak ke negara lain.
Penulis: yudhi Maulana | Editor: Ardhi Sanjaya
Ledakan kecil yang terjadi kemudian disusul dengan letusan-letusan kecil yang puncaknya terjadi pada 26-27 Agustus 1883.
Dikutip dari Kompas.com, Puncak letusan Gunung Krakatau terjadi pada 27 Agustus 1883.
Sebuah dentuman dahsyat menggelegar dari arah Selat Sunda, selat di antara Pulau Sumatra dan Jawa, disusul dengan semburan debu vulkanik setinggi 80 kilometer.
Dilansir Harian Kompas yang terbit pada 1992, pukul 10.20 pagi hari, Gunung Krakatau telah meletus.

3. Terdengar Sampai Australia
Letusan Krakatau terdengar ke timur sampai Australia Tengah, 3.300 kilometer dari titik ledakan, dan ke barat terdengar sampai Pulau Rodriguez, kepulauan di Samudera Hindia, 4.500 kilometer jauhnya dari Selat Sunda.
Konon, inilah suara paling keras yang pernah terjadi di dunia sampai saat ini.
Menurut para peneliti di University of North Dakota, ledakan Krakatau dan ledakan Tambora (1815) mencatatkan nilai Volcanic Explosivity Index (VEI) terbesar dalam sejarah modern.
The Guiness Book of Records mencatat ledakan Krakatau sebagai ledakan yang paling hebat yang terekam dalam sejarah.
• Sunenti dan Bayi 1 Bulan Selamat dari Tsunami Tanpa Luka Parah, Padahal Tertimbun Reruntuhan 11 Jam
• Meletusnya Gunung Anak Krakatau dan Gunung Berapi Lainnya Kerap Disertai Petir, Ini Alasan Ilmiahnya
4. Seperti Puluhan Ribu Kali Bom Atom
Suaranya dinilai setara dengan 21.548 kali letusan bom atom.
Suara letusannya terdengar sampai 4.600 km dari pusat letusan dan bahkan dapat didengar oleh 1/8 penduduk bumi saat itu.
Ledakan Krakatau telah melemparkan batu-batu apung dan abu vulkanik dengan volume 18 kilometer kubik.
4. Tak Ada Sinar Matahari
Semburan debu vulkanisnya mencapai 80 km.