Tahun Baru 2019
Pedagang Terompet di Jalan Raya Puncak Mengeluh, Pendapatannya Menurut di Tahun 2018
Masyarakat, kata pedagang ini, semakin sedikit dan kurang berminat membeli kembang api dan terompet.
Penulis: Sachril Agustin Berutu | Editor: Ardhi Sanjaya
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Sachril Agustin Berutu
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CISARUA - Pedagang terompet dan petasan, Oman Siratman (25) di Jalan Raya Puncak, Kabupaten Bogor, mengatakan sudah lima tahun lamanya berjualan
Namun sejak dua tahun belakangan, kata Oman, penjualannya menurun hingga 50 persen.
"Padahal pesaingnya juga semakin sedikit bila dibandingkan tahun lalu, tidak banyak orang yang berjualan terompet dan kembang api juga. Mungkin karena imbauan Bupati Bogor tentang tidak menyalakan petasan, kembang api, terompet itu makanya pedagang terompet semakin sedikit dan sepi pembeli juga," katanya, saat ditemui di Jalan Raya Puncak, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Senin (31/12/2018).
Oman mengungkapkan, dagangannya sekarang ini paling banyak dibeli oleh pihak hotel
Masyarakat, kata pedagang ini, semakin sedikit dan kurang berminat membeli kembang api dan terompet.
"Dulu saya berani jual kembang api yang harganya Rp 1 juta. Sekarang sudah enggak ada kembang api yang harga segitu, takut tidak laku. Paling mahal kembang api yang saya jual sekarang ini harganya Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu saja," jelas Oman.
Barang yang Oman jual harganya bervariasi.
Untuk terompet, dari harga Rp 5.000 sampai Rp 25 ribu.
Sementara kembang api, dari harga Rp 25 ribu sampai Rp 200 ribu.
"Dari penjualan terompet dan kembang api, saya bisa meraih untung sampai sekira Rp 40 juta. Sementara di 2018 ini, paling hanya Rp 20 juta-an saja," terang Oman.(*)