Longsor di Sukabumi
Kesaksian Korban Selamat Longsor di Cisolok: Sayup Terdengar Suara Ayah Saya Minta Tolong
Suherman merupakan satu diantara korban longsor di Cisolok yang berhasil menyelamatkan diri ketika musibah itu terjadi.
Penulis: Damanhuri | Editor: Ardhi Sanjaya
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Tragedi bencana longsor di Cisolok, Kabupaten Sukabumi menyisakan duka dan kisah korban yang berhasil selamat.
Ratusan orang tertimbun dalam musibah bencana longsor di Cisolok, Kabupaten Sukabumi yang terjadi pada Senin (31/12/2018) sore itu.
Suherman merupakan satu diantara korban longsor di Cisolok, Kabupaten Sukabumi yang berhasil menyelamatkan diri ketika musibah itu terjadi.
Suherman pun berjuang menyelamatkan anggota keluarganya ketika tanah mulai menggerus pemukiman yang dihuni sekitar 34 Kepala Keluarga atau 107 jiwa.
Saat itu, ia mendengar suara ayahnya yang meminta tolong saat tanah longsor mengurug perkampungan mereka.
Seperti diketahui, musibah longsor mengubur Kampung Garehong, RT 05/04, Dusun Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Senin (31/12/2018) petang.
Berdasarkan data terakhir yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada pukul 13.30 WIB, disebutkan 63 orang ditemukan selamat, 3 orang luka-luka, 15 orang meninggal dunia, serta 20 orang masih belum ditemukan.
"Data masih bisa berubah, untuk korban meninggal 11 telah teridentifikasi dan 4 belum diidentifikasi," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, saat konferensi pers, di Kantor BNPB, Pramuka, Jakarta Timur, Rabu (2/1/2018) dilansir dari Tribunnews.com.
Ia mengatakan, sebanyak 892 personel yang terdiri dari BPBD Provinsi Jawa Barat, BPBD Kabupaten Sukabumi, TNI, Polri, Basarnas, diturunkan untuk melakukan evakuasi di lokasi longsor.
"Tidak mudah untuk melakukan evakuasi, karena faktor cuaca serta terjadi 4 kali longsor kecil susulan. Sehingga pencarian sempat dihentikan pada pukul 14.00 kemarin," jelas dia.

Hingga saat ini, tim gabungan masih mencari jasad korban yang beluk diketemukan.
Korban selamat, Suherman (31), menceritakan detik-detik ketika tanah longsor masuk kerumahnya.
Menurutnya, saat itu terdengar suara gemuruh dari atas bukit yang berjarak cukup dekat dengan rumahnya.
"Istri saya mendengar seperti ada suara gemuruh dari atas bukit, saya sempat bilang itu suara motor," kata Suherman yang mengungsi ke rumah kakaknya, Senin (1/1/2019) dilansir TribunnewsBogor.com dari Tribun Jabar.
Suherman pun tak menduga jika suara yang gemuruh yang didengar oleh istrinya ketika sedang asik nonton televisi bersama keluarga itu merupakan suara gemuruh dari tanah longsor.
• Cuaca dan Warga yang Menonton Jadi Penghambat Proses Pencarian Korban Longsor Sukabumi
Ia pun keluar rumah kemudian berteriak lantaran melihat rumah tetangganya yang berada diatas sudah terkubur tanah longsor.
Ia pun langsung membopong anak dan istrinya lalu berlari ke bagian belakang rumah.
"Kejadiannya sekitar pukul 18.00 WIB, posisi rumah saya memang berada paling bawah," kata Suherman.
Suherman mengatakan, ia sempat beberapa menit berlindung di bagian belakang rumah karena tanah sudah masuk ke bagian depan rumahnya.
Bersama sang istri dan anak ia melihat situasi tanah yang terus bergerak hingga jatuh ke bawah tebing.
"Saya melihat semua rumah tetangga sudah terkubur, lalu saya teringat dengan ibu dan bapak saya," kata Suherman.

Sekilas ia melihat beberapa rumah masih dalam kondisi tertimbun sebagian. Ia lalu berlari karena melihat ibunya, Ronasih (54), yang sempat tertimbun tanah.
"Saya bersama warga lalu membawa ibu ke tempat yang lebih aman," katanya.
Selesai menyelamatkan sang ibu, Suherman langsung teringat bapaknya. Ia pun berlari ke rumah bapaknya dan melihat rumah bapaknya sudah runtuh.
"Sayup terdengar suara ayah saya meminta tolong, kami pun langsung melakukan upaya pertolongan," kata Suherman.
• 107 Orang Tertimbun Longsor di Cisolok, Kehadiran Wisatawan Selfie Di Lokasi Bencana Hambat Petugas
Posisi sang ayah, Aham (65), dalam posisi yang terjepit dan sangat sulit untuk dikeluarkan. Warga lantas membawa dongkrak untuk mengangkat kayu yang menghimpit kaki Aham.
Aham sempat terjebak reruntuhan selama empat jam. Setelah menggunakan dongkrak, akhirnya warga berhasil mengeluarkan Aham dari reruntuhan rumah.
Aham menderita luka memar dan langsung dibawa ke Rumah Sakit Palabuhanratu.
Suherman mengatakan, kini ia mengungsi ke rumah kakaknya karena rumahnya perlahan juga tertimbun tanah.
Sementara itu, menurut Kepala BNPB Willem Rampangilei mengatakan ancaman longsor masih ada sehingga tim gabungan yang melakukan evakuasi dan mencari korban harus tetap waspada.

Tak hanya itu kata Willem, medan di lokasi longsor cukup sulit bagi tim evakuasi untuk mencari korban yang belum ditemukan.
Selain itu, cuaca yang terus berubah juga ia nilai berbahaya bagi petugas yang melakukan pencarian.
"Masalah pencarian, tadi lihat bagaimana sulitnya medan itu, dimana salah satu kendalanya adalah cuaca yang gampang berubah. Saya tadi ke sana hujan deras yang mana ancaman longsor masih ada, itu adalah tantangannya," kata Willem saat ditemui TribunnewsBogor di Posko Bencana Longsor Cisolok, Rabu (2/1/2019).
• Fakta Baru Longsor di Cisolok Sukabumi, 13 Orang Tewas dan Warga Rasakan Rumah Bergetar
Namun kata dia, pihak TNI dan Polri sudah sudah melakukan pengamanan agar tidak timbul adanya korban yakni dengan membatasi orang yang memasuki lokasi longsor.
Selain itu terkait dampak, hasil pencarian sampai sore ini juga belum berubah karena cuaca yang menjadi hambatan.
"Korban yang selamat 64, luka berat 3 jiwa yang mana yang luka ini sudah langsung dirawat di RSUD Palabuhanratu Sukabumi. Lalu yang meninggal dunia dilaporkan 13 jiwa, belum ditemukan 20 jiwa. Itu adalah data fakta situasi di lapangan," ungkapnya.
(Tribunnews.com/Tribun Jabar/TribunnewsBogor.com)