Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Pilpres 2019

Debat Pilpres 2019 Malam Ini, Ahli Bahasa Bagikan Tips Menghindari Muslihat Capres-Cawapres

Sejumlah penelitian menunjukkan forum debat rentan rekayasa, mereka bermuslihat dengan menggunakan kata-kata

Editor: Yuyun Hikmatul Uyun
tribunwow
Jokowi-Ma'ruf Amin, Prabowo-Sandi 

Bahasa adalah kunci Hukum panggung yang berlaku pada debat presiden membuat keterampilan berbahasa jadi modal yang penting untuk memenangkan debat.

Padahal keterampilan memainkan kata-kata bisa sama sekali tidak relevan dengan kecakapan mengatasi persoalan bangsa.

Dalam buku The Qualities of Effective Presidents, profesor politik Freed Greensteinndari Princeton University mengungkapkan ada enam kualitas yang harus dimiliki presiden.

Enam kualitas tersebut adalah komunikasi publik, kapasitas organisasi, kemampuan politik, visi, gaya kognitif, dan kecerdasan emosional. Berdasarkan daftar itu, bisa disimpulkan bahwa keahlian komunikasi dari calon presiden adalah salah satu kunci untuk memenangkan debat.

Meski lebih penting, lima kualitas lainnya kurang terakomodasi di panggung.

Siasat kandidat presiden dalam debat Logika panggung mendorong para kandidat untuk tampil sempurna.

Untuk mencapai tujuan itu, kandidat memanfaatkan berbagai strategi.

Berdasarkan pengamatan pada debat calon presiden Indonesia 2014 lalu dan juga debat calon presiden Amerika tahun 2016, ada beberapa siasat Bahasa yang biasanya digunakan para kandidat untuk memenangkan debat presiden.

Viral Emak-Emak Pendukung Prabowo Nyanyi Lagu Jogja Istimewa, Anak Jokowi Pertanyakan Ini

Ditantang Elly Sugigi 10 Years Challenge, Lucinta Luna Pasang Foto 12 Tahun Lalu, Beda Banget !

1. Penggunaan metafora

Metafora sering dipakai dalam debat karena mampu menyederhanakan konsep yang ruwet menjadi lebih konkret.

Metafora juga bisa membuat pernyataan yang kering menjadi seolah-olah punya jiwa.

Dalam debat 2014 lalu, Presiden Jokowi memakai beberapa metafora.

Misalnya, dia menggunakan frasa “revolusi mental” untuk menyebut perubahan cara berpikir. Ia juga menggunakan “tol laut” untuk menyebut sistem transportasi antarpelabuhan yang lebih lancar dan murah.

Lawannya, Prabowo Subianto, menggunakan metafora “bocor” untuk menggambarkan hilangnya potensi pendapatan negara.

Adapun untuk menggambarkan keunggulan bangsa, ia menggunakan frasa “macan Asia”.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved