Ternyata Ini Penyebab Seseorang Tetap Kurus Meski Sudah Makan Banyak, Bukan karena Cacingan

Penemuan mereka menyoroti beberapa varian genetik yang berkaitan dengan obesitas dan tingkat 'kekurusan sehat' yang dapat membantu

Editor: khairunnisa
Shutterstock
ilustrasi makan 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Sebagian orang yang memiliki tubuh gemuk berlomba-lomba untuk menguruskan badan.

Ada pula yang ingin menggemukan badan karena merasa terlalu kurus.

Beberapa orang kurus sudah berusaha melebihkan porsi makannya atau sering makan agar beratnya bertambah.

Sayang, terkadang hal itu tak membuahkan hasil dan tak jarang mereka malah disebut cacingan.

Ternyata meskipun telah diberi obat cacing ada loh orang yang tetap kurus meski sudah banyak makan.

Menurut para peneliti, itu berkaitan dengan yang tertanam pada DNA manusia.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan pada jurnal PLOS Genetics, menemukan 'susunan genetika' dalam studi terbesar terkait kekurusan dan obesitas parah pada manusia.

Penemuan mereka menyoroti beberapa varian genetik yang berkaitan dengan obesitas dan tingkat 'kekurusan sehat' yang dapat membantu menjelaskan mengapa beberapa orang mudah untuk tetap langsing meski makan berlebihan.

Dengan kata lain, masalah kegemukan tidak hanya disebabkan oleh pola makan, tapi juga gen.

"Penelitian ini, untuk pertama kalinya menunjukkan bahwa orang-orang bisa tetap kurus karena mereka memiliki jumlah gen penyebab kegemukan yang lebih sedikit, bukan karena mereka memiliki gaya hidup yang lebih superior," papar Profesor Sadaf Farooqi, pemimpin studi.

TERPOPULER - Ahmad Dhani Diduga Idap Penyakit Jenis Ini, Akan Digabungkan dengan Penjara Orangtua

"Sangat mudah untuk menghakimi atau memprotes orang-orang obesitas, padahal sains menunjukkan bahwa yang yang terjadi lebih kompleks. Mengontrol berat badan tidak semudah yang dibayangkan," tambahnya.

Hasil ini didapat setelah para peneliti dari University of Cambridge menguji DNA dari 14 ribu orang.

Sebanyak 1.622 merupakan orang-orang kurus, 1.985 obesitas, dan 10.433 partisipan merupakan orang-orang dengan berat badan normal.

Setelah mengidentifikasi gen yang berkaitan dengan orang-orang kurus, para peneliti kemudian membuat skor risiko gen tersebut untuk setiap partisipan.

"Seperti yang sudah diduga, kami menemukan fakta bahwa mereka yang obesitas memiliki risiko genetika yang lebih tinggi dibanding orang-orang dengan berat badan normal. Artinya, mereka rentan terhadap kenaikan berat badan," tutur Dr Ines Barosso, peneliti dari Wellcome Sanger Institute.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved