Pilpres 2019
Komentari Kampanye Hitam Ibu-ibu di Karawang, Mahfud MD Menduga Ada Produsen yang Terstruktur
Menanggapi kasus tersebut, Mahfud MD pun meminta kepada penegak hukum agar menuntaskannya.
Penulis: khairunnisa | Editor: Damanhuri
"Kadangkala begini ya, saya juga melihat sandiwara-sandiwara yang seakan-akan playing victim. Ada orang mau kampanye, seakan-akan ditolak suatu masyarakat. Padahal yang nolak itu temannya sendiri dibayar. Lalu diberitakan. Itu permainan," pungkas Mahfud MD.
Di akhir, Mahfud MD mengungkap bahwa pemilu akan tetap terselenggara meskipun masyarakat berniat ingin memilih atau tidak.
Karenanya, berbagai pihak harusnya berusaha keras agar kampanye hitam ini bisa diminimalisir.
"Anda memilih atau tidak memilih, pemilu itu akan tetap berlangsung. Dan hasilnya akan menentukan siapa pemimpin kita ke depan. Untuk itu maksimal harus diusahakan meminimalisir kampanye hitam," ungkapnya.
• Kondisi Rumah Syahrini Jelang Kabar Pernikahan Incess dengan Reino Barack
Berikut tayangan selengkapnya :
Komentar Presiden Jokowi Soal Kampanye Hitam Ibu-ibu Karawang
Presiden Joko Widodo mengomentari fitnah yang kembali diarahkan kepadanya terkait kampanye Pilpres 2019.
Terbaru, tiga perempuan diduga melakukan kampanye hitam terhadap Jokowi-Ma'aruf Amin di Karawang, Jawa Barat.
"Ada katanya nanti kalau Presiden Jokowi menang nggak boleh azan. Wah ini kan kebangetan itu," kata Jokowi saat berpidato dalam acara penyerahan sertifikat tanah di Cilacap, Senin (25/2/2019), seperti dikutip Kompas TV.
Selain itu, Jokowi kembali menyinggung fitnah yang selama ini dituduhkan kepadanya seperti terlibat PKI hingga antiulama.
Padahal, kata Jokowi, dirinya setiap hari bersama ulama dan sering mengunjungi pondok pesantren.
Kepada warga, Jokowi mengingatkan agar tidak menyebarkan kabar bohong atau fitnah hanya karena pemilu.
Pesan lain, jangan ada perpecahan hanya karena perbedaan pilihan calon pemimpin.
"Karena modal kita, aset terbesar kita persatuan," ucap Jokowi.
• Kisah Anisa Evakuasi Pasien saat Kebakaran di RSUD Kota Tangerang, Tangan Terluka-156 Pasien Ngungsi