Polemik Cap Jempol di 400 ribu Amplop Serangan Fajar, Fahri Hamzah : Benarkah Ada Foto Capres ?
Fahri Hamzah malah menanyakan soal foto yang kabarnya juga terdapat dalam amplop serangan fajar Bowo Sidik Pangarso
Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Vivi Febrianti
"Tidak ada itu. Tim kami sudah membuka dan disaksikan oleh pemegang kuasa dana. Tidak ditemukan ada cap itu," jelasnya.
Namun, Basaria yang duduk bersama juru bicara KPK, Febri Diansyah sempat berbincang sekitar 30 detik dan menjelaskan bahwa apa yang sudah dijadikan sebagai contoh bukti, merupakan amplop yang sama dengan di dalam kardus.
"Tanpa mengurangi keterbukaan informasi publik, amplop yang tadi sudah menjadi contoh bukti, itu kami ambil dari amplop di dalam kardus," jelas Febri Diansyah.
KPK menyita 400 ribu amplop yang berisi uang pecahan Rp 20 ribu dan Rp 50 ribu dari Bowo Sidik Pangarso
400 ribu amplop serangan fajar itu ditemukan ddi Kantor kawasan Pejaten, Jakarta Selatan
400 ribu amplop tersebut disiapkan oleh Bowo Sidik Pangarso untuk serangan fajar pada 17 April 2019 mendatang
Diketahui bahwa Bowo Sidik Pangarso sendiri merupakan maju dari Dapil Jawa Tengah II yang meliputi Kudus, Demak dan Jepara
Santer beradar kabar bahwa 400 ribu amplop itu dicurigai bukan untuk Pileg melainkan Pilpres 2019
Bahkan berembus kabar bahwa ada cap jempol di setiap amplop yang disita dari Bowo Sidik Pangarso

Cap jempol itu mencirikan pada pasangan Capres-Cawapres Jokowi-Maruf Amin
Kecurigaan tersebut bermula hitung-hitungan suara yang mesti didapat Bowo Sidik Pangarso untuk menang di Pileg 2019
Bowo Sidik Pangarso hanya memerlukan 120 ribu suara agar mendapatkan satu kursi dari Dapil Jateng II
Basaria Panjaitan mengatakan bahwa amplop serangan fajar Bowo Sidik Pangarso disiapkan bukan untuk Pilpres 2019
"Kita mengatakan memang sesuai fakta ya. Ini memang kita lihat ada pengumpulan dana dari beberapa sumber kemudian dimasukan ke dalam sini (amplop). Ini bukan politisasi," kata Basaria.
"Menurut jawabannya (Bowo) mengatakan ini dalam rangka serangan fajar karena dia termasuk salah satu calon dari Jawa Tengah untuk DPR 2019-2024. Jadi enggak usah dibawa politisasi. Ini adalah faktanya," tegas Basaria Panjaitan seperti dikutip dari Kompas.com