Penganiayaan Siswi SMP
Bantah Rusak Organ Intim Audrey, Ini Pengakuan 3 Tersangka: Jambak Rambut dan Pukul Pakai Sendal
Terduga pelaku dan 3 tersangka penganiayaan Audrey mambantah sudah merusak organ intim korban yang ternyata sesaui dengan hasil Visum
Penulis: Uyun | Editor: Vivi Febrianti
Bantah Rusak Organ Intim Audrey, Ini Pengakuan 3 Tersangka: Jambak Rambut dan Pukul Pakai Sendal
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Tiga tersangka penganiayaan Audrey membantah telah merusak organ intim korban, yang ternyata sesuai dengan hasil visum.
Meski begitu, ketiga tersangka ini mengaku menganiaya Audrey dan melakukan sejumlah kekerasan fisik terhadap korban.
Sebelumnya, hasil visum Audrey, Siswi SMP Pontianak yang dianiaya 12 Siswi SMA ini menjadi bahan perdebatan.
Bahkan, pengacara Kondang Hotman Paris pun merasakan adanya kejanggalan terkait hasil Visum tersebut.
Pasalnya dari pernyataan KPPAD Kalbar dilansir TribunnewsBogor.com dari Tribun Pontianak menyebutkan Audrey ini mengalami luka yang serius baik fisik maupun psikis.
“Tiga teman DE melakukan kekerasan terhadap AU, dengan melakukan pem-bully-an, penjambakan rambut, penyiraman air, hingga membenturkan kepala korban ke aspal, dan menginjak perut AU,” terang Tumbur Manalu, pihak KPPAD.
Ketua KPPAD Kalbar, Eka Nurhayati Ishak juga mengatakan korban mengalami penganiayaan fisik yang cukup parah.
"Korban ditendang, dipukul, diseret sampai kepalanya dibenturkan di aspal," tambahnya.
Bahkan, kata Eka, ada pengakuan bahwa perbuatan pelaku juga terjadi pada bagian organ intim korban hingga menimbulkan bekas luka.
Untuk membuktikan ucapan KPPAD ini, diketahui Kapolresta Pontianak pun langsung menggelar Visum yang dikeluarkan Rumah Sakit Pro Medika Pontianak.
Tak hanya itu, Kapolresta Pontianak juga sudah menetapkan 3 orang tersangka.
• Merasa Janggal Hasil Visum Audrey Disebut Tak Ada Luka, Hotman Paris Curigai Ini: Harus Dibeberkan!
• Nikita Mirzani Geram Foto Audrey Disebar Artis, Ungkap Permohonan Orangtua Korban: Dijaga Privasinya
• Pelaku Pengeroyokan Audrey Mengaku Tertekan, Bantah Soal Benturkan Kepala Korban ke Aspal
Dari 12 siswi SMA di Pontianak yang diduga jadi pengeroyok, hanya 3 orang saja yang ditepkan jadi tersangka penganiayaan Audrey.
Ketiganya masing-masing berinisial FZ alias LL (17), TR alias AR (17) dan NB alias EC (17).
"Isu yang menyebar bahwa anak ini satu orang dianiaya 12 orang. Fakta yang ada tidak ada 12 orang, yang ada hanya tiga," kata Kapolresta Pontianak Kombes Pol Anwar Nasir, Rabu (10/4/2019).
Penetapan 3 tersangka ini dilakukan setelah penyidik memeriksa sejumlah saksi dan menerima hasil rekam medis dari Rumah Sakit Pro Medika Pontianak.
"Dalam pemeriksaan terhadap pelaku, mereka juga mengakui perbuatannya menganiaya korban," kata Anwar dalam konferensi pers yang digelar di Mapolresta Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (10/4/2019) malam.
Dalam penuturan 3 tersangka, mereka mengakui melakukan penganiayaan kepada Audrey namun tidak dilakukan secara bersama-sama.
Ketiga tersangka ini melakukan penganiayaan kepada Audrey secara bergantian.
"Yang melakukan pertama tersangka satunya, kemudian lanjut lagi tersangka kedua, kemudian ketiga," paparnya.

Kapolres juga menegaskan soal isu organ intim korban ditusuk-tusuk oleh pelaku.
Menurutnya hal tersebut tidaklah benar, karena hasil Visum menjawab negatif.
"Dari pengakuan korban tidak ada menerangkan pemukulan di bagian kelamin. Dari lima saksi yang juga diperiksa juga tidak ada perlakuan penganiayaan terhadap kelamin korban," ungkapnya.
Anwar menegaskan, hasil Visum juga memperjelas bahwa tidak ada permukaan sobek maupun memar di bagian kelamin korban.
"Tidak ada perlakuan alat kelaminya ditusuk seperti itu, dan itu bukan berasal dari keterangan korban," tegas Kapolres.
"Saya ulangi, alat kelamin selaput dara tidak tampak luka robek atu memar," tegasnya.
• VIDEO - Ini Awal Mula Pengeroyokan Audrey, Pelaku Bantah Benturkan Kepala dan Merasa Disindir Korban
• 5 Penyebab Anak Hobi Bullying - Waspada Media Sosial Ikut Berperan !
• VIDEO Ardi Bakrie Rekam Pria Bunuh Diri Naik Cerobong 30 Meter, Suami Nia Ramadhani: Jangan Loncat!
Fakta yang ada, tegas Kapolresta, ke-3 tersangka ini bergantian tugas untuk menganiaya Audrey.
Ada yang menjambak rambut, ada juga yang mendorong sampai terjatuh.
Ada pula tersangka satu sempat memiting, dan memukul sambil melempar sendal.
"Itu ada dilakukan tapi hasil visumnya seperti yang tadi, sehingga kasus ini kita proses sesuai dengan fakta yang ada," kata Kapolres.

Anwar lantas menegaskan lagi bahwa pihaknya sudah melakukan olah TKP di lokasi kejadian.
"Sudah ada olah TKP. Sesuai dengan arahan Ditreskrimum Pold Kalbar kita mungkin akan melakukan rekonstruksi agar ada persesuaian," paparnya.
Motif penganiayaan ini, kata dia, yakni rasa dendam dan kesal tersangka terhadap korban.
"Pengakuan tersangka, korban suka nyindir-nyindir. Ada yang masalah tadi pacarnya satu, yang kedua salah satu tersangka ini, yang notebene ibunya sudah meninggal dunia, tapi selalu diungkit-ungkit pernah meminjam uang. Padahal sudah dibayar mengapa masih di ungkit-ungkit," kata Kapolresta.
• 6 Hari Jelang Pemilu Tanggal 17 April, Persiapan KPUD Kota Bogor Sudah 95 Persen
• Hasil Visum Audrey Disebut Tak Ada Luka, Ibunda: Dia Selalu Terbangun Menangis, Teriak Ketakutan
Pengakuan 7 Terduga Pelaku
Tujuh siswi SMA menyampaikan klarifikasi terkait dugaan pengeroyokan Audrey siswi SMP Pontianak di Mapolresta Pontianak, Jalan Johan Idrus, Rabu (10/4/2019) sore.
Dari 7 siswi SMA, 3 di antaranya sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Satu dari 7 siswi SMA menyampaikan permohonan maaf kepada korban.
Dirinya mengakui ada penganiayaan terhadap korban.
"Saya satu di antara terduga pelaku 2 orang ini. Saya meminta maaf kepada korban dan keluarga korban," ujarnya.
Namun demikian kejadian yang sebenarnya terjadi ini tak seperti yang ramai di media sosial.

Satu di antara terduga pelaku membantah ada penganiayaan terhadap organ intim korban.
Menurutnya, yang terjadi adalah pemukulan satu lawan satu.
"Kami membantah tuduhan dari para netizen yang mengatakan kami menganiaya korban pada bagian intim, membenturkan kepada korban ke aspal dan menyiramkan air, itu semua tidak benar," ujar satu dari mereka.
"Tidak ada penyekepan, tidak ada seretan, tidak ada menyiram secara bergiliran, tidak ada pembenturan kepalanya ke aspal itu tidak ada," Apalagi untuk merusak keperawanannya," tambah yang lain.
Kini, ia pun merasa turut menjadi korban.
"Dan kalian semua harus tahu di sini saya juga korban karena saya sekarang sudah dibully, dhina, dicaci, dimaki dan diteror padahal kejadian tidak seperti itu," ujarnya.
• TRIBUN WIKI - Segarnya Asinan Jagung Bakar Suryakencana, Intip Proses Pembuatannya
• Ancaman Hukuman untuk 3 Orang yang Ditetapkan Tersangka pada Kasus Pengeroyokan Audrey
Mereka mengaku bahwa mereka bukanlah geng atau komplotan seperti yang dituduhkan oleh orang-orang.
"Kami adalah teman sejak Sekolah Dasar, oleh sebab itulah kami berbeda-beda sekolah, jadi kami bukan geng," ucap salah satu diantara mereka.
Kronologi Penganiayaan Audrey, siswi SMP Pontianak dan Penyebabnya
Mengenai penyebab penganiayaan Audrey, salah seorang terduga pelaku mengaku memang salah satu dari mereka pernah mempunyai masalah terkait hutang orangtua yang tidak seberapa dan sudah dibayarkan.
Namun menurut mereka itu tidak ada kaitannya sama sekali dengan kejadian.
Terkait pemberitaan yang beredar bahwa kasus pengeroyokan ini terjadi karena masalah cowok.
Mereka pun menampiknya. Tak ada kaitan sama sekali dengan masalah cowok.
Pelaku membeberkan semua berawal dari saling sindir di media sosial.
"Audrey dan P menyindir saya di instagram. Mereka menyindir di grup WA. Saya ingin menyelesaikan semua masalah ini," kata seorang terduga pelaku.
Kemudian, lanutnya saat itu ia tidak menjemput atau menculik korban Audrey apalagi memakai tipu muslihat.
"Saya chatting P tapi tak dibalas. Saya chatting Audrey saya bilang mau menyelesaikan masalah. Saya ajak selesaikan malam Sabtu di Alun Kapuas. Dia menyanggupinya," ujarnya.
Namun Audrey tiba-tiba ngajak ketemu langsung di hari Jumat sekitar jam 11 siang itu.
Ketika mereka bertemu dengan Audrey, sempat terjadi aksi kejar-kejaran sehingga perkelahian terjadi di dua lokasi berbeda yakni di Taman Akcaya dan Jalan Sulawesi.
Saat itu, menurut pelaku, mereka tidak langsung mengeroyok korban Audrey.
Mereka bergantian satu lawan satu untuk menghadapi Audrey.
Namun ada diantara para pterduga pelaku ini hanya bertindak sebagai penonton tak ikut menganiaya Audrey.
"Korban sendiri yang minta dijemput, lagipula saat itu bukan dua belas orang yang menganiaya sekaligus, tapi kami satu lawan satu, dan perlu diketahui tidak semua yang ada disitu memukul, beberapa dari mereka hanya melihat saja," cerita terduga pelaku.
Mereka menceritakan kronologi kejadian bahwa saat itu tidak semua dari mereka datang bersamaan, ada yang terlambat dan dan bahkan tidak melakukan pemukulan sama sekali.
Bahkan ada yang berusaha melerai perkelahian dengan Audrey.
"Pas saya sudah datang, mereka sudah berkelai dan saya sudah mencegah. Kami takut jika melerai takut dituduh mengeroyok saya takut terjadi seperti itu, di sana ada tindakan peleraiaan," terang salah satu terduga lainnya. (*)