Pilpres 2019

Mahfud MD Sebut Usai KPU Diserang, MK Akan Jadi Sasaran Tuduhan Kecurangan: itu 'Ritual Politik'

Menurutnya, sepanjang pengalamannya seolah ada 'ritual politik' yang terjadi setiap penyelenggaraan pemilu.

Penulis: Damanhuri | Editor: Yudhi Maulana Aditama
Kompas.com
Mantan Ketua MK Mahfud MD bersama sejumlah tokoh mendatangi kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (10/4/2019).(Kompas.com/Fitria Chusna Farisa) 

Bahkan, ia menyebut hal tersebut bagian dari 'ritual politik'.

"Kalau diganggu dengan tudingan tersebut (kecurangan) ya biasa, namanya juga demokrasi. Tudingan selalu ada," kata Mahfud saat ditemui di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (24/4/2019).

Menurutnya, sepanjang pengalamannya seolah ada 'ritual politik' yang terjadi setiap penyelenggaraan pemilu.

Real Count KPU Capres Jokowi vs Prabowo Pilpres 2019
Real Count KPU Capres Jokowi vs Prabowo Pilpres 2019 (Banjarmasin Post)

Awalnya, KPU terus diserang dari awal penghitungan suara hingga penetapan rekapitulasi hasil pemilu.

Setelah hasil KPU keluar, pihak-pihak yang tak terima dengan hasil akan menggugat ke Mahkamah Konstitusi (MK).

Banyak Petugas KPPS Meninggal, Mahfud MD Usulkan Pemilu Serentak Diubah

Disitulah, kata Mahfud MD, MK yang akan kemudian dituduh melakukan kecurangan.

"Lihat saja nanti, tuduhan hakim MK disuap lah, dia berpihak sama ini lah, itu nanti akan muncul. Pengalaman saya bertahun-tahun begitu, itu ritual politik," ujar Mahfud.

Mahfud menambahkan, tudingan kecurangan selalu muncul di setiap penyelenggaraan pemilu, seberapa pun besarnya biaya yang dikeluarkan untuk proses demokrasi ini.

"Demokrasi memang harus ada biayanya, kalau mau praktis ya tidak usah menyelenggarakan demokrasi. Pakai kerajaan saja selesai semua, enggak usah pakai pemilu," kata Mahfud.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved