Pilpres 2019

Ferdinand Hutahaean Bocorkan Perolehan Prabowo-Sandi di Data Demokrat: Internal Kami Bukan 62 Persen

Ferdinand mengatakan bahwa di Partai Demokrat data kemenangan kubu 02 berkisar di angka 54 hingga 56 persen, dan bukan 62 persen.

Editor: Yudhi Maulana Aditama
Kompas.com
Ketua DPP bidang Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean (DYLAN APRIALDO RACHMAN/KOMPAS.com) 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Juru Bicara Badan Nasional Pemenangan (BPN) 02 Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, Ferdinand Hutahaean mengatakan mengenai data perolehan kubu 02 yang ditemukan Partai Demokrat berbeda dengan klaim yang disebutkan saat deklarasi kemenangan Prabowo-Sandiaga.

Karena hal tersebut, lantas Demokrat sering mengeluarkan pernyataan mengenai dari mana angka klaim kemenangan 62 persen Prabowo-Sandi.

Dikutip TribunWow.com dari saluran Youtube CNN Indonesia, Sabtu (11/5/2019), Ferdinand mengatakan bahwa di Partai Demokrat data kemenangan kubu 02 berkisar di angka 54 hingga 56 persen, dan bukan 62 persen.

Ia juga mengatakan sebenarnya ditemukannya data berbeda tersebut menjadi diskusi internal, namun, mantan kader Demokrat Andi Arief telah mecuitkan di media sosial.

"Jadi memang di internal kami ada diskusi bagaimana memperkuat kemenangan Pak Prabowo tetapi karena di internal itu, agak meragukan klaim 62 persen karena di internal kami itu Pak Prabowo bukan 62 tetapi antara 54 sampai 56 persen, sebetulnya ini diskusi internal tapi keburu meletup karena cuitan kolega kami di partai, ini enggak apa apa," ujar Ferdinand.

Soal People Power, Ferdinand Hutahaean Akui Ada Perbedaan Sikap Pendukung 02 dan Prabowo

Bolehkah TKN Lihat Rekapitulasi Suara BPN ? Ferdinand Hutahaean :Tidak Perlu karena Sifatnya Rahasia

Ditegaskannya, mengenai tuduhan meragukan angka 62, pihaknya bukan bermaksud mendelegitimasi klaim Prabowo melainkan membantu Prabowo untuk membuktikannya.

"Jadi bukan tujuan kami mendelegitimasi klaim kemenangan Pak Prabowo, tetapi memperkuat karena kita tidak ingin Pak Prabowo yang sudah mendeklarasikan diri menang 62 persen kemudian tidak mampu membuktikannya ini yang kami tidak mau," ungkapnya.

"Maka di kami ada pertanyaan terus siapa yang memasok data ini, itulah kemudian Andi Arief mencuit ya, di luar dugaan memang Andi Arief ya."

Ferdinand lalu mengatakan dari cuitan Andi Arief tersebut lalu berbalaslah dengan Mantan Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat Mayjen (Purn) Kivlan Zen hingga Wakil Ketua Gerindra, Arief Puyuono.

Diketahui Arief Puyuono bahkan menyuruh Demokrat untuk keluar dari koalisi lantaran dianggap tidak konsisten.

Daftar Caleg Demokrat yang Lolos ke DPR, Ferdinand Hutahaean Gagal

Ferdinand Hutahaean Diisukan Tak Lolos ke Parlemen : Saya Nggak Mikirin

"Sebetulnya bagi kami Arief Puyuono ini tidak terlalu kami pikirkan secara serius."

Ferdinand menuturkan, yang diseriusi oleh pihaknya adalah tudingan Arief Puyuono mengenai Ketum Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dituding terlibat kasus korupsi.

"Tetapi tuduhannya terkait masalah hukum di KPK itu yang membuat kami sedikit menjadi sedikit harus serius, tetapi tuduhan meminta kami keluar koalisi kami tidak gubris tetapi bagi kami, ya mohon maaf Arief Puyuono ini kami mempertanyakan siapa sih sebetulnya?," tanya Ferdinand.

Lihat videonya di menit ke 6.35:

Ini Alasan BPN Pakai SMS Untuk Kumpulkan Data, Janji Ungkap Hasil Real Count: Tunggu Tanggal Mainnya

Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional ( BPN), Vasco Ruseimy kembali membongkar soal penghitungan suara atau real count internal yang dilakukan tim Prabowo-Sandiaga.

Melalui akun youTube Macan Idealis, Vasco Ruseimy mengunjungi lokasi penghimpunan data real count internal BPN yang selama ini disebut-sebut dirahasiakan.

Malahan, Vasco Ruseimy mengabadikan suasanya para relawan saat menghimpun data penghitungan suara.

Selain itu, Vasco Ruseimy juga memperkenalkan sosok yang berperan besar dibalik real count internal BPN.

Dia adalah Toto Utomo Budi Santoso, Direktur Satgas BPN Prabowo-Sandiaga.

"Pak Toto ini orang dibalik layar, punya peran besar terhadap kemenagan 02, belum banyak yang tahu beliau ini menjadi simpulnya satgas," kata Vasco Ruseimy di video yang diunggah 11 Mei 2019 itu.

Toto kemudian menjelaskan soal fungsi dan tugas dari satgas tersebut.

Ia mejelaskan, sebenarnya relawan berbeda dengan satgas.

Jubir BPN, Vasco Ruseimy berbincang dengan direktur Satgas BPN
Jubir BPN, Vasco Ruseimy berbincang dengan direktur Satgas BPN (Repro Youtube Macan Idealis)

Satgas merupakan kumpulan beberapa ormas dan organisasi sosial atau organisasi profesi yang digabung ke dalam satu wadah yang disebut Sekretariat Bersama Satgas.

"Idealnya memang sesuai dengan pengalaman saya, kita membentuk secara khusus satgas untuk pememangan. Tapi karena wktu, biaya dan kendala lainnya, akhirnya saya dan temen-temen di Satgas putuskan untuk mengakomodir ormas-ormas berbadan hukum kita kategorikan sebagai satgas," ucapnya.

Lanjutnya, itu sekaligus memberikan penjelasan perbedaan satgas dengan relawan.

"Kita kelompokkan ormas, orsos, organisasi profesi berbadan hukum kita kumpulkan dalam Sekretariat lintas ormas orsos. Kita memang punya tupoksi mengamankan mengawal setiap TPS itu 2 orang, di 800 ribu lebih TPS," ucapnya.

Sekretariat Satgas tersebut dibuat secara bertingkat, mulai dari provinsi hingga ke tingkat desa atau kelurahan.

Luhut: Saya Tak Ingin Prabowo Dirusak Oleh Orang-orang di Sekitarnya yang Tak Jelas

Soal People Power, Ferdinand Hutahaean Akui Ada Perbedaan Sikap Pendukung 02 dan Prabowo

"Kita gak bisa langsung bentuk dibawah, kita bentuk dulu Sekber orsos ormas di tiap-tiap provinsi dan sudah kita deklarasikan diam-diam. Lalu sekber tingkat provinsi membentuk tingkat kabupaten, lalu tingkat kecamatan, hinga kelurahan hingga ditemukan dua orang di tiap TPS. Jadi kita boleh dikatakan punya 1,6 juta lebih satgas di seluruh Indonesia," ucapnya.

Toto juga menjelaskan, dalam pengiriman data, memang tidak semuanya bisa menggunakan teknologi WhatsApp yang membutuhkan koneksi internet.

Untuk itu, digunakan SMS sebagai penggantinya.

Hal itu dikarenakan tidak semua TPS di seluruh lokasi di Indonesia sudah tersedia jaringan internet.

"kan tidak semuanya bisa kirim (lewat) android, yang tidak dapat sinyal internet bisa SMS, dan itu valid. Dan sampai skrg setiap saat terakhir kabupatnebekasi menyerahkan seluruh c1 dan D1," ungkapnya.

Selain pengumpulan data melalui Android dan SMS, banyak juga satgas yang mengirimkan langsung formulir C1 dan D1 ke Sekretariat Bersama pusat di Jakarta.

Suasana lokasi penghitungan real count internal BPN
Suasana lokasi penghitungan real count internal BPN (Repro Youtube Macan Idealis)

Tak hanya membongkar soal sistem penghitungan suara, Vasco Ruseimy juga mengungkap suasana penghitungan real count internal BPN.

Di tempat itu, terdapat beberapa relawan sedang melakukang pengimputan data di komputer.

Ia menyebut kalau penghimpunan data tak hanya di satu titik, melainkan di beberapa titik.

Disamping membahas soal suasana real count dan cara pengumpulan data, pihaknya juga berjanji akan mengungkap hasil real count yang dilakukan internal BPN.

"Real count ini sudah terencana sejak awal, data yang masuk berbasis C1, karena memang kita gak mau gembar-gembor kita bekerja saja dan data masuk terus," kata pimpinan Satgas BPN  lainnya Heri.

"Dan tinggal tunggu tanggal mainnya ekspos hasil data yang kita kumpulkan. Dalam waktu dekat ini BPN akan mengumumkan semu rincian data kita yang kita sudah dikumpulkan," ucapnya.

Vasco Ruseimy pun menanyakan apakah akan dibocorkan dalam waktu dekat atau tidak.

"Ada kejutan dalam waktu dekat. Mau diborocin gak? nanti aja lah sabar

Berikut videonya :

Klaim Kemenangan 62 % Prabowo-Sandi Ternyata Andalkan SMS, Ini Kata Sang Profesor Soal Setan Gundul 

Polemik klaim kemenangan 62 persen untuk capres cawapres Prabowo Subianto -Sandiaga Uno akhirnya terungkap.

Tim Badan Pemenangan Nasional ( BPN) Prabowo-Sandiaga mengungkapkan siapa sosok di balik perolehan angka 62 persen tersebut.

Vasco Ruseimy, anggota BPN melalui vlog-nya mewawancarai tokoh yang melakukan penghitungan perolehan suara untuk Prabowo-Sandiaga.

Dalam video yang diunggah di channel Yotube-nya, Macan Idealis, Rabu (8/5/2019), Vasco Ruseimy memperkenalkan sosok bernama Prof Laode.

Vasco menjelaskan bahwa Prof Laode sebagai satu di antara tim pemenangan tim Prabowo-Sandiaga beserta koalisi kubu 02 lainnya.

Selain itu, Prof Laode juga disebut sebagai otak dari penghitungan perolehan suara untuk Prabowo-Sandiaga.

"Biar teman-teman tahu, beliau adalah koordinatornya, otaknya yang mengumpulkan dan mengkolek semua data C1 baik itu dari relawan dan yang lain-lain semua dikumpulkan untuk pemenangan tim Pak Prabowo-Sandi lah intinya dan partai koalisi," jelas Vasco.

Di menit-menit pertama, Vasco Ruseimy langsung menyinggung soal 'setan gundul' serta perolehan angka 62 persen untuk Prabowo-Sandiaga.

Anggota PBN, Vasco Ruseimy bersama Prof Laode
Anggota PBN, Vasco Ruseimy bersama Prof Laode (YouTube Macan Idealis)

Diketahui, istilah 'setan gundul' hangat diperbincangkan lantaran Andi Arief mengatakan bahwa Partai Demokrat ingin menyelamatkan Prabowo.

Andi Arief menyebut 'setan gundul' memberikan informasi perolehan suara yang salah kepada Prabowo.

Untuk itu lantas Vasco meminta tanggapan kepada Prof Laode.

Andi Mallarangeng Sebut Demokrat Ingin Tahu Sumber Klaim 62 % BPN, Peneliti: Jangan-jangan Tak Kuat

Ferdinand Hutahaean Luruskan Demokrat Sebut 62 Persen Bukan Angka Survei Kemenangan Prabowo

Mengulik Sosok Setan Gundul yang Disebut Andi Arief, BPN : Anda Datang Dong, Jangan Ngomong Di Luar

Dengan tegas Prof Laode menyatakan bahwa apa yang disampaikan Prabowo-Sandi adalah data-data valid.

"Setiap apa yang diucapkan oleh Pak Prabowo dan Sandi itu semuanya disuplai dengan data-data yang valid," ujar Prof Laode.

Ia kemudian mengatakan asal data klaim kemenangan Prabowo sebelumnya.

Laode mengungkapkan bahwa pihaknya mengumpulkan data C1 menggunakan sebuah sistem.

Laode menyatakan sistem tersebut menggunakan pesan singkat atau sms.

"Misalnya, ini yang dipersoalkan data 62 persen dari mana sih sekian jam," jelas Prof Laode.

"Itu buat kami sudah di jauh hari kita sudah buat sistem pakai sms saja."

"Jadi setiap orang yang telah menusuk (mencoblos) itu ya, kemudian keluar C1-nya, langsung saja di kirim."

"Nah sistem itu dengan cepat sekali," tegasnya.

Reakpitulasi Suara Pilpres 2019 di Luar Negeri, Jokowi-Maruf Unggul di 79 Wilayah, Prabowo-Sandi 13

Prabowo Gelar Pertemuan Khusus dengan Media Asing, TKN : Lah kan Katanya Antiasing

Menanggapi hal itu, Vasco kembali bertanya kapan data itu didapat.

"Oh pas hari H itu ya prof ya?" tanya Vasco.

"Pas hari, sekian jam, kan (sama) sebetulnya model quick count atau exit poll saja itu sebenarnya" jawab Prof Laode.

Sekali lagi, Laode menegaskan bahwa klaim perolehan suara kemenangan Prabowo-Sandi mulanya melalui sms.

"Tapi kan kita lihat itu, kemudian ketika dikemukakan itu memang seperti itu, yang jumlah 62 persen itu kan sms basisnya," beber Laode.

Lantas Laode menjelaskan langkah selanjutnya dalam mengumpulkan suara pilpres.

"Kemudian baru belakangan segera kita susuli dengan pekerjaan kita minta dari saksi-saksi, kemudian dari relawan satgas, relawan itu kan banyak, kemudian dari emak-emak juga, kemudian dari partai-partai," papar Laode.

"Semua segera mengumpulkan dan kita kumpulkan," imbuhnya.

Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto didampingi Amien Rais menyampaikan pidato politiknya di hadapan para pendukungnya dalam acara Syukuran Kemenangan Indonesia di Kartanegara, Jakarta Selatan, Jumat (19/4/2019). Pada pidatonya Prabowo meminta kepada para pendukungnya untuk ikut menjaga formulir C1 di setiap kecamatan. Tribunnews/Jeprima
Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto didampingi Amien Rais menyampaikan pidato politiknya di hadapan para pendukungnya dalam acara Syukuran Kemenangan Indonesia di Kartanegara, Jakarta Selatan, Jumat (19/4/2019). Pada pidatonya Prabowo meminta kepada para pendukungnya untuk ikut menjaga formulir C1 di setiap kecamatan. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Dirinya juga menuturkan bahwa hingga kini pihaknya tetap mengumpulkan data C1 tersebut.

"Jangan lupa empat hari setelah 17 April 2019 itu, orang enggak sadar pentingnya C1," tutur Laode.

"Kami sudah sadari itu, kami kumpulin sampai hari ini kita kumpulin terus-menerus dan pengumpulan itu kita sortir juga tentunya," lanjutnya.

"Nah dari situlah datanya lengkap," ungkapnya.

Simak videonya berikut ini :

Penulis: Roifah Dzatu Azma

(Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Ferdinand Hutahaean Bocorkan Perolehan Kubu 02 di Data Demokrat: Internal Kami Pak Prabowo Bukan 62)

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved