Maafkan Kivlan Zen yang Diduga Berniat Membunuhnya, Yunarto Wijaya: Demokrasi Kita Telah Tercemar

Yunarto Wijaya mengatakan, kejadian ini bukan dilihat dari selamatnya para target, melainkan demokrasi yang sudah tercederai.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Ardhi Sanjaya
Tribunnews.com/Kompas TV
Yunarto Wijaya, Kivlan Zen dan Irfansyah 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Direktur Charta Politika Yunarto Wijaya mengapresiasi pihak Polri dan TNI yang telah memberikan pengamanan sehingga situasi menjadi kondusif.

Hal itu disampaikan Yunarto Wijaya menanggapi nama dirinya yang jadi sasaran target pembunuhan pada kerusuhan 21-22 Mei 2019.

Ia pun mengatakan kalau dirinya dan keluarga sudah memaafkan perencana maupun eksekutor yang diperintahkan untuk membunuhnya.

"Saya pribadi dan keluarga sudah memaafkan dan tak memiliki dendam apapun baik kepada perencana maupun eksekutor," kata Yunarto Wijaya kepada TribunnewsBogor.com, Selasa (11/6/2019) malam.

Ia juga mengatakan, situasi ini membuat ia belajar kembali tentang apa itu kasih.

"Memaafkan orang yang memusuhi kita membuat saya merasa lebih bisa mensyukuri dan menikmati kehidupan yang diberikan- Sang Empunya," katanya lagi.

Selain itu, ia juga mengapresiasi TNI dan Polri yang telah membuat situasi menjadi kondusif.

"Terima kasih dan apresiasi sebesar-besarnya buat langkah-langkah pengamanan yang dilakukan Polri dan TNI yang berhasil membuat situasi menjadi kondusif, mari kita percayakan proses hukum berjalan tanpa diiringi oleh tekanan dan ujaran kebencian dari pihak manapun," jelasnya.

Ia juga mengatakan, kejadian ini memperlihatkan bagaimana demokrasi kita sudah tercemar hanya karena perbedaan.

"Kejadian ini harus dilihat bukan dalam konteks keselamatan orang-orang yang ditarget. Tapi bagaimana demokrasi kita yang telah tercemar. Tercemar ujaran kebencian yang tidak bisa 'membunuh' perbedaan," katanya.

Percakapan Irfansyah dengan Kivlan Zen di dalam Mobil, Jamin Anak & Istri Bila Bunuh Yunarto Wijaya

Jadi Target Pembunuhan Perusuh 22 Mei, Yunarto Wijaya: Sudah Tak Ada Dendam dari Saya & Keluarga

"Tercemar dengan aneka rupa kebohongan yang anti terhadap keberagaman," tambahnya.

Ia pun mengajak semua untuk bisa mengambil pembelajaran dari kejadian tersebut, agar tidak terulang lagi di waktu yang akan datang.

"Permainan politik identitas dalam perhelatan demokrasi harus diakui sering terjadi di terjadi berbagai negara, meski bukan sesuatu yang diharapkan. Tapi, ketika dilumuri dengan berbagai ujaran kebencian dan hoaks, hasil akhirnya adalah terkoyaknya modal sosial kita sebagai bangsa. Ini bukan sekadar untuk disesali, tapi seyogianya menjadi pembelajaran bersama agar tak lagi terulang di waktu-waktu yang akan datang," bebernya.

Kemudian, Yunarto Wijaya juga mengakan masyarakat untuk terus mencintai Indonesia.

"Karena itu, jangan lelah untuk terus mencintai Indonesia. Memperkuat persatuan dan merawat kebinekaan dalam satu tarikan nafas sebagai manusia Indonesia," tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, Irfansyah, salah satu tersangka kepemilikan senjata api ilegal mengaku mendapat perintah dari Mayjen (Purn) Kivlan Zen untuk membunuh Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya.

Pengakuan Irfansyah disampaikan lewat rekaman video yang diputar Polri dalam jumpa pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (11/6/2019).

Jumpa pers itu dilakukan Kepala Divisi Humas Polri Irjen M Iqbal, Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjend Sisriadi, dan beberapa pejabat Polri.

Yunarto Wijaya jadi target pembunuhan
Yunarto Wijaya jadi target pembunuhan (Kompas TV)

Irfansyah menjelaskan, pada 19 April 2019, dirinya ditelepon Armi untuk bertemu dengan Kivlan Zen di Masjid Pondok Indah, Jakarta.

Polisi Kantongi Bukti Pertemuan Kivlan Zen Rencanakan Pembunuhan Direktur Lembaga Survei

Percakapan Irfansyah dengan Kivlan Zen di dalam Mobil, Jamin Anak & Istri Bila Bunuh Yunarto Wijaya

Saat itu, Irfansyah tengah berada di pos sekuriti Peruri bersama temannya, Yusuf.

Keesokan harinya, dengan mengajak Yusuf, Irfansyah kemudian menuju Masjid Pondok Indah dengan menggunakan mobil Yusuf.

Setelah menunggu di lapangan Masjid Pondok Indah, Kivlan Zen kemudian datang menggunakan mobil yang dikemudikan sopirnya, Eka.

Saat itu, kata dia, Kivlan Zen sempat shalat terlebih dulu.

Setelah itu, Irfansyah dipanggil Armi agar masuk kedalam mobil Kivlan Zen.

Di dalam mobil, kata dia, sudah ada Kivlan Zen sendirian.

Irfansyah mengatakan, Kivlan Zen saat itu mengeluarkan ponselnya lalu menunjukkan foto Yunarto dan memberi tahu alamat Jalan Cisanggiri, Kebayoran Baru, Jakarta.

Alamat tersebut adalah kantor Charta Politika Indonesia.

"Pak Kivlan berkata kepada saya, 'coba kamu cek alamat ini.Nanti kamu foto dan videokan'. 'Siap', saya bilang," cerita Irfansyah.

Polri Ungkap Peran Kivlan Zen, Penentu Target dan Rencana Pembunuhan 4 Tokoh

Atas Perintah Kivlan Zen, Tersangka Akui Dijanjikan Hadiah Liburan Jika Berhasil Eksekusi Yunarto

Menurut Irfansyah, Kivlan Zen mengaku akan memberikan uang Rp 5 juta untuk operasional.

"Beliau berkata kalau ada yang bisa eksekusi saya jamin anak dan istrinya serta liburan kemana pun," kata dia.

Kivlan kemudian menyuruh Ifransyah turun dari mobil dan memerintahkan Eka untuk mengambil uang Rp 5 juta untuk Irfansyah.

Setelan menerima uang, Ifransyah kemudian pulang bersama Yusuf.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved