Breaking News

Isi Ceramah Rahmat Baequni yang Diduga Fitnah Densus 88

Rahmat Baequni ditangkap Kamis (20/6/2019) sekira pukul 23.00 WIB di kediamannya di Jalan Parakan Saat II, Cisaranteun, Kota Bandung, Jawa Barat.

Editor: Ardhi Sanjaya
Kompas.com
Ustaz Rahmat Baequni (kiri), Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan Ketua MUI Jabar Rahmat Syafei saat berfoto usai berdialog membahas polemik desain masjid di Gedung Pusdai Jabar, Senin (10/6/2016).(KOMPAS.com/DENDI RAMDHANI 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Rahmat Baequni ditangkap Direktorat Kriminal Khusus terkait ceramahnya yang diduga menebarkan hoaks.

Rahmat ditangkap Kamis (20/6/2019) sekira pukul 23.00 WIB di kediamannya di Jalan Parakan Saat II, Cisaranteun, Kota Bandung, Jawa Barat.

Namun, penangkapan Rahmat ini bukan hanya terkait informasi yang diberikan oleh akun Twitter @narkosun terkait video petugas KPPS yang disebutkan meninggal karena zat racun.

Penangkapan itu juga terkait informasi yang diberikan oleh akun Twitter @CH_chotimah tentang video ceramah Rahmat Baequni yang berdurasi 2 menit 20 detik.

Rahmat menyebutkan intelijen, Detasemen Khusus 88, dan terorisme dalam ceramahnya.

Adapun isi ucapan Rahmat dalam video tersebut sebagai berikut:

"Bahwa jika ada pergerakan yang menamakan NII setelah kematianku ini maka dia adalah penghianat karena sudah jelas mereka dibuat oleh jenderal yang benci Islam.

Sadarlah kepada rekan-rekan saya yang masih berada di NII, keluar saja, bahwa pemahaman itu sesat.

Ciri kesesatan yang hari ini terjadi dan mereka bukan NII lagi tapi mereka adalah kelompok orang yang dimanfaatkan oleh intelejen.

Teman saya sudah menjadi korban, strateginya adalah untuk memanfaatkan umat Islam yang dulu mereka lakukan terhadap eks muridnya sekarang, mereka gunakan karena itu efektif.

Intelejen tidak punya kerjaan kalau tidak begini sebagaimana Densus 88, detasemen anti teror bekerja gak kalau gak ada terorisme, ya nganggur gak ada pemasukan.

Kalau gak ada terorisme maka ciptakanlah terorisme tadi.

Datang ke kajian-kajian kayak gini, dilihat siapa yang aktif dideketin, didoktrin, diajak ngobrol, kenalan, diminta nomor HP, ditelepon, dideketin, didoktrin, didatengin ke rumahnya, diajak kajian, setelah terpengaruh obrolannya diajak kajian.

Kajian seperti inilah yang berkembang hari ini, inilah kajian NII, tinggalkan berapapun amandemen wilayahnya.

Demi Allah ini tidak lagi mengatasnamakan... Ini produk intelejen.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved