Kisah Bocah Umur 15 Tahun Jadi Tulang Punggung Keluarga, Tidur di Dapur - Biayai Sekolah 4 Adiknya

Seorang bocah bernama Juwadi terpaksa harus menjadi tulang punggung keluarganya setelah sang ayah, Mitro Slamet meninggal dunia.

Penulis: Damanhuri | Editor: Damanhuri
TribunSolo.com/Ryantono Puji Santoso
Juwadi (15) di rumahnya di lereng Gunung Merbabu, Dukuh Malibari, Desa Ngargoloko, Kecamatan Ampel, Boyolali, Sabtu (22/6/2019). 

Ibunya Juwadi selama ini memang seperti orang yang keterbelakangan mental namun masih bisa diajak komunikasi dan hidup normal sehari-hari.

Bagian dalam rumah Juwadi (15) di Dukuh Malibari, Desa Ngargoloko, Kecamatan Ampel, Boyolali. Juwadi terpaksa menjadi tulang punggung keluarga setelah ayahnya meninggal dunia.
Bagian dalam rumah Juwadi (15) di Dukuh Malibari, Desa Ngargoloko, Kecamatan Ampel, Boyolali. Juwadi terpaksa menjadi tulang punggung keluarga setelah ayahnya meninggal dunia. (TRIBUNSOLO.COM/RYANTONO PUJI SANTOSO)

Jadi ibunya sendiri tidak bisa banyak membantu dalam pengelolaan keuangan dan lain sebagainya.

Soal memasak ibunya tersebut masih bisa, Juwadi juga sering menggantikan ibunya masak.

Dapat Bantuan PKH

Keluarga Juwadi sudah mendapatkan bantuan dari Pemerintah yakni berupa Program Keluarga Harapan (PKH).

Bulik Juwadi, Sendet (56) warga Dukuh Malibari, Desa Ngargoloko, Kecamatan Ampel mengatakan, keluarga ponakannya tersebut sudah mendapatkan bantuan dari Pemerintah.

"Sudah dapat bantuan ada PKH itu setiap tiga bulan sekali dapat uang, jaminan kesehatan," kata Sendet pada TribunSolo.com, Sabtu (22/6/2019).

"Kalau program apa namanya itu saya lupa, sudah dapat kok," tambah Sendet.

Berbagai bantuan tersebut berupa beras, juga ada untuk menghidupi keluarga Juwadi (15) bersama ibu dan adik-adiknya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved