Pilpres 2019
Misteri Tertembaknya Harun Rasyid di Kerusuhan 22 Mei, Di Sini Posisi Pelaku Saat Menembak Massa
Satu diantaranya yakni Harun Rasyid, remaja 15 tahun yang tewas karena ditembak saat kerusuhan yang terjadi di Jembatan Slipi, Jakarta Barat.
Penulis: yudhi Maulana | Editor: Damanhuri
Kerusuhan di kawasan itu pada 21-22 Mei seolah hendak membenturkan Brimob dan FPI.

Sepertinya, aksi penyerangan ke Markas Brimob bertujuan memicu amarah aparat.
Sementara, diperkirakan buyar massa yang dihalau akan lari menuju perkampungan di sekitar wilayah markas FPI.
Ada kecurigaan, kerusuhan sengaja diciptakan di wilayah itu sebagai provokasi.
• Fadli Zon Sebut Pemerintah Seharusnya Bentuk Tim Gabungan Pencari Fakta Soal Kerusuhan 21-22 Mei
• Hermawan Sulistyo Analisa Soal Kejanggalan Kerusuhan 22 Mei, Sebut Mayat yang Ditemukan Adalah Bukti
Ada Temuan Baru
Fakta-fakta terus digali, Aiman menemukan beragam kesaksian dari warga sekitar lokasi, terutama saat malam kerusuhan berlangsung.
Aiman pun bertemu dengan dua saksi mata dari kedua belah pihak, warga di sekitar Asrama Brimob dan warga di sekitar Petamburan.
Namun keduanya menolak untuk diwawancarai menggunakan kamera.
Dari hasil perbincangan dengan mereka, ditemukan fakta bahwa pada malam itu hampir semua pintu rumah warga digedor oleh orang-orang tak dikenal.
Sambil menggedor pintu, orang-orang itu berteriak, "Ayo keluar, kita diserang, ... perang... perang...!"
Sementara dari pihak warga di kompleks Brimob Polri, yang juga menolak untuk saya wawancara menggunakan kamera, menyatakan kalau saat mengamankan massa, mereka tidak menggunakan peluru tajam.
"Kami menggunakan peluru hampa dan karet. Tidak ada peluru tajam yang kami gunakan untuk menghalau massa agar jangan brutal membakar dan melempari mobil!," ungkap seorang warga.

Aiman kembali mendapat informasi dari sebuah sumber, ada dugaan korban dieksekusi di sebuah tempat, lalu jasadnya didrop di titik kerusuhan sekitar Petamburan-Slipi, Jakarta.
Tiga korban masih berstatus anak.
Yang paling muda berusia 15 dan 16 tahun, masing-masing bernama Harun Rasyid dan Reyhan Fajari.