Papua Rusuh
CEK FAKTA :Polisi Pastikan Foto Mahasiswa Papua Tewas Dipukuli di Surabaya Hoaks
Dalam keterangan foto yang beredar di media sosial tersebut disebutkan kalau mahasiswa Papua di Surabaya itu yang meninggal dunia akibat dipukul
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Pihak Mabes Polri melalui akun media sosial Divisi Humas Polri memberikan klarifikasi terkait beredarnya foto seorang pria tergeletak dan terluka dengan narasi pria tersebut merupakan Mahasiswa Papua korban pemukulan oknum aparat.
Dalam keterangan foto yang beredar di media sosial tersebut disebutkan kalau mahasiswa Papua di Surabaya itu yang meninggal dunia akibat dipukul aparat TNI-Polri.
Mabes Polri melalui akun media sosial Divisi Humas Polri memberikan klarifikasi. Menurut Polri, foto itu hoaks.
"HOAX atau TIDAK BENAR," tulis akun Instagram Divisi Humas Polri yang diunggah, Senin (19/8/2019).
Menurut penjelasan Polisi, foto tersebut adalah korban kecelakaan lalu lintas yang meninggal di Jalan Trikora.
Tepatnya di depan TK Paut DOK V Atas Distrik Jayapura Utara, Selasa (19/2) pukul 07.30 WIT.
Polisi mengingatkan, penyebar berita hoaks akan dijerat dengan Pasal 45 UU RI No 19 tahun 2016 tentang UU ITE dengan ancaman hukuman 6 tahun penjara dan denda maksimal Rp 1 miliar.
• Kerusuhan Papua, Wiranto : Masyarakat Jangan Terpancing dan Terpengaruh dengan Berita-berita Negatif
• Apresiasi Khofifah, Wiranto Sebut Permintaan Maaf Gubernur Jatim soal Mahasiswa Papua Tulus
Dikutip dari Kompas.com, warga di Kota Jayapura, Papua, turun ke jalan untuk memprotes aksi penangkapan 43 mahasiswa asal Papua di Surabaya, Jawa Timur, Senin (19/8/2019).
Dari pantauan di lapangan, setidaknya titik kumpul massa menyebar di beberapa titik, mulai dari Perumnas 3, Expo Waena dan Abepura.
Massa yang menggunakan kendaraan bermotor dan berjalan kaki berkumpul di Abepura dan selanjutnya bergerak menuju kawasan kota dengan titik akhir di Kantor Gubernur Papua.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes AM Kamal memastikan aparat kepolisian telah siap mengawal massa yang ingin menyampaikan aspirasi ke DPR Papua dan Kantor Gubernur Papua.
Kamal juga mengimbau massa untuk tidak terpancing dan melakukan aksi perusakan, seperti yang dilakukan massa di Manokwari, Papua Barat.
"Fasilitas yang ada di Papua, khususnya Jayapura, tentu itu harus kita jaga bersama, jangan sampai ada pihak-pihak melakukan perusakan," kata Kamal saat dihubungi, Senin.

Menurut kamal, polisi tidak akan berbuat represif sepanjang demonstrasi berlangsung tertib.
"Kita akan mengawal dan kita akan antisipasi jangan sampai ada penumpukan massa," kata Kamal.
Hingga Senin siang, aktifitas masyarakat di sekitar Abepura berlangsung tidak seperti biasanya.
Sekolah-sekolah di sekitar Abepura sudah memulangkan para siswanya.
Sementara, di kawasan kota, aktifitas masih berlangsung normal dan aparat keamanan sudah berjaga di sejumlah titik.
Sebelumnya, kerusuhan terjadi di Manokwari, Papua Barat, Senin (19/8/2019).
• Pernyataan Sutiaji soal Isu Pemulangan Mahasiswa Papua, Wakil Wali Kota Malang Dituntut Minta Maaf
• Kondisi di Surabaya Sudah Kondusif, Mahasiswa Papua Kembali ke Asrama
Kompas TV melaporkan, dalam kerusuhan itu, massa membakar gedung DPRD Papua Barat.
Dalam tayangan Kompas TV, terlihat api bercampur kepulauan asap menyelimuti gedung wakil rakyat di Papua Barat.
Kontributor Kompas TV, Budy Setiawan melaporkan, akibat pembakaran gedung DPRD Papua Barat, sejumlah ruas jalan ditutup.
Salah satunya adalah jalan utama di daerah itu, Jalan Yos sudarso.(*)