Papua Rusuh

Gubernur Papua Sebut Jokowi Tak Tegas, Ali Ngabalin : Tak Ada yang Anggap Kasus Ini Sepele

Gubernur Papua Lukas Enembe meminta Presiden dan semua pihak tak menyederhanakan masalah di Papua hanya dengan meminta maaf saja.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Yudhi Maulana Aditama
Kolase Tribunnews dan Kompas.com
Gubernur Papua Lukas Enembe dan Ali Mochtar Ngabalin 

"Jadi kejadian seperti ini juga terjadi di Makassar, Pak Jusuf Kalla kasih tahu warganya di Makassar, jadi jangan bicara sederhanakan, kasih tahu juga Pak Ngabalin di situ, mereka serbu juga asrama kita di Makassar," katanya.

Pernyataan Gubernur Papua itu pun memancing Ali Mochtar Ngabalin untuk segera menanggapi.

Ia menjelaskan kalau tak ada yang menganggap kasus ini sepele, apalagi Presiden Jokowi.

"Bapak presiden menyampaikan keprihatinan yang dalam, tidak pernah ada orang yang menganggap kasus ini sepele, eskalasi massa seperti itu dan membicarakan Papua itu dari dulu sampai sekarang, Papua itu tidak ada Republik Indonesia kalau tidak ada Papua, Papua itu adalah tonggak dari republik ini," jelas Ali Mochtar Ngabalin.

Ini Awal Mula Pengepungan Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya Hingga Sosok Dalang di Balik Kerusuhan

Mahasiswa Papua Tolak Kedatangan Risma ke Asrama, Lenis Kagoya Sebut Makan Papeda Bersama

Menurut Ali Mochtar Ngabalin, dirinya sebagai anak Papua mengaku sering bicara dengan Gubernur Sulses, kapolda dan para wali kotanya.

"Kira orang ini tinggal di Asrama Kamasan Makassar, jadi kita orang kasih tahu bahwa presiden menyampaikan keprihatinan yang dalam, tapi dalam menyikapi masalah secepat itu tentu mengharapkan banyak kepada gubernur, wagub yang merupakan representasi pemerintah pusat yang ada di daerah, kapolda dan panglima," jelas Ali Mochtar Ngabalin.

Ia juga menegaskan kalau masalah rasisme ini tidak boleh dianggap sepele.

Tak hanya itu, ia juga mengaku dulu pernah mendengar kalimat rasis seperti itu saat ia masih kuliah.

"Apapun masalahnya tidak boleh dianggap sepele karena ini adalah rasis, saya juga dulu datang keluar sekolah dari Fak Fak, kalimat-kalimat rasis seperti ini keluar, karena kita orang ini punya pekerjaan buruh di pelabuhan, dari jauh orang bilang kita orang budak-budak, jadi sekarang kita orang sudah kasih tunjuk kalau kita orang ada sekolah, dokter, jadi kalimat rasis seperti ini kita punya rasa yang sama," jelasnya.

Lukas Enembe kemudian menanggapi lagi, ia meminta Ali Mochtar Ngabalin untuk tidak mengatakan hal itu kepada orang Papua.

"Pokoknya saya kasih tahu bung Mochtar, jangan kasih tahu kita, jangan kasih tahu Papua, Papuan menjaga NKRI ini sampai mati, jangan kasih tahu kita, kasih tahu orang Jawa, orang Sumatera, orang Kalimatan," ujarnya.

"Sudah, Sa bicara ini supaya don semua juga dengar juga, kita punya semangat yang sama, Sa bicara ini, pemerintah pusat tidak membiarkan ini terjadi, karena itulah kita mendukung agar pemerintah, untuk segera melakukan deteksi ini cepat, karena aspirasi itu penting," kata Ali Mochtar Ngabalin.

Situasi Terkini di Papua, Manokwari dan Jayapura Sudah Kondusif

Alissa Wahid : Gus Dur Selalu Kedepankan Dialog saat Menangani Masalah Papua

Risma Ditolak Datang ke Asrama Papua

Rencana Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini untuk mendatangi Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (20/8/2019) masih mendapat penolakan.

Mahasiswa di asrama tersebut disebut-sebut belum mau menerima siapa pun tamu, termasuk Wali Kota Risma, yang akan berkunjung ke sana.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved