Gemborkan Operasional Trem di Kota Bogor, Dedie A Rachim Diminta Fokus Bereskan Angkot dan Macet
Penerapan trem di Kota Bogor berbanding terbalik dengan rencana perbaikan lalu lintas yang selama ini tak kunjung tuntas
Penulis: Lingga Arvian Nugroho | Editor: Ardhi Sanjaya
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Lingga Arvian Nugroho
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Rencana penerapan sistem transportasi berbasis rel jenis trem di Kota Bogor saat ini masih dalam tahap wacana semata.
Penerapan trem di Kota Bogor berbanding terbalik dengan rencana perbaikan lalu lintas yang selama ini tak kunjung tuntas
Sampai saat ini saja program rerouting angkot dan konversi angkot menjadi bus saja tak jelas arah ujungnya
Belum lagi macet di jalur sistem satu arah ( Jalan Pajajaran, Jalan Jalak Harupat dan Jalan Is Ha Djuanda) yang sampai saat ini belum ditemukan solusinya.
Kini Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim ngotot ingin menambah moda transportasi trem di jalur tersebut.

Pengamat transportasi yang juga bekerja sebagai dosen Teknik Sipil di Universitas Katolik Soegijapranata Djoko Setijowarno menyarankan agar pemkot fokus pada program yang sudah lebih dulu dicanangkan.
"Yang paling mudah menyelenggarakan angkutan masal misalnya itu bus, Pemkot Bogor kan punya program reroting dan konversi ya fokus itu aja dulu, ini bus aja gak jalan malah pindah ke yang lain," katanya saat dihubungi TribunnewsBogor.com, Rabu (11/9/2019).
Djoko juga menilai bahwa rencana penerapan trem hanya akan menjadi sekedar wacana saja.
Karena menurutnya ada beberapa aspek yang membuat trem belum bisa diterapkan di Kota Bogor.
• Soroti Rencana Trem Kota Bogor, Pengamat Transportasi: Bus Aja Gak Jalan Malah Pindah ke yang Lain
• Dedie A Rachim Hari Ini Rapat Pembahasan Teknis Penyiapan Jalur dan Stasiun Trem Bogor
• Dedie A Rachim Ngebet Operasikan Trem, Rayu PT INKA Uji Coba di Kota Bogor
• Gandeng Perusahaan Luar Negeri, Pemkot Bogor Buat Studi Kelayakan Trem
Selain tak memiliki program penerapan trem, kondisi ruas jalan di Kota Bogor pun sering kali terjadi kemacetan.
Dari data informasi yang diterima TribunnewsBogor.com Kepala Bidang Lalu Lintas ( Lalin) pada Dishub Kota Bogor, Theofillio Francino ada beberapa titik daerah rawan kemacetan.
Diantaranya adalah jalan-jalan yang ada dipusat kota yakni Jalan RE Martadinata, Jembatan Merah, Jalan Otista, Jalan Sholeh Iskandar di ruas pekerjaan Tol Borr seksi 3 A, Simpang Semplak, Perlintasan Ka Kebon Pedes, Jalan Pahlawan dan Simpang Empang.
"Iya itu daerah rawan kepadatan pada jam-jam sibuk dan akhir pekan ketika volume kendaraan memgalami peningkatan," katanya.
Belum lagi banyaknya angkutan kota yang beroperasi di pusat Kota Bogor.
• Dapat Hibah 24 Set Trem, Wali Kota Bogor dan Wakilnya Siap-siap Terbang ke Belanda
