Rektor Unisba Angkat Suara Soal Ricuh Depan Gedung DPRD Kota Bandung, 92 Mahasiswa Dirujuk ke RS

Sebanyak 92 mahasiswa tercatat mengalami luka akibat unjuk rasa yang berujung ricuh di depan Gedung DPRD Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (23/9/2019).

Tribun Jabar/Daniel Andreand Damanik
Sejumlah massa yang didominasi orang berpakaian hitam-hitam telah menduduki Jalan Diponegoro, tepatnya di depan Gedung DPRD Jabar, Kota Bandung, Selasa (24/9/2019). 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Sebanyak 92 mahasiswa tercatat mengalami luka akibat unjuk rasa yang berujung ricuh di depan Gedung DPRD Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (23/9/2019) petang.

Para mahasiswa tersebut dirujuk RS Sari Ningsih, RS Borromeus, RS Halmahera, dan RS Hasan Sadikin.

Sebelum dibawa ke rumah sakit, 92 mahasiswa yang terluka dalam kericuhan unjuk rasa menolak revisi UU KPK, UU KUHP, UU Pertanahan, dan UU PAS ini ditangani secara medis di Kampus Universitas Islam Bandung (UNISBA).

Rektor Unisba Edi Setiadi mengatakan pertolongan pertama untuk para korban dari berbagai kampus yang dilakukan oleh Unisba ini merupakan solidaritas sebagai sesama mahasiswa dan bentuk kepedulian atas dasar kemanusiaan.

Setiadi mengatakan Unisba tidak pernah mempersiapkan tim medis untuk mengantisipasi kejadian tersebut, sebelumnya.

Menurut dia, Unisba dipilih sebagai tempat evakuasi karena menjadi kampus terdekat dengan lokasi unjuk rasa.

"Sangatlah logis jika kejadian di Gedung DPRD, maka gedung yang paling dekat Unisba atau Unpas. Orang lari ke Unisba mungkin karena aksesnya mudah dan ruangan terbesar berada di tepi jalan. Saya kira berbagai perguruan tinggi juga akan menampung dan melakukan hal yang sama jika terjadi peristiwa serupa di manapun berada," ujarnya di Bandung, Selasa (24/9/2019).

Sementara itu Ketua Korps Sukarela (KSR) Unisba, Faisal, mengatakan dalam melakukan perawatan bagi para korban, pihaknya dibantu berbagai elemen di antaranya KSR Universitas Pasundan, PMI Kota Bandung, dan petugas kesehatan dari Dinkes Kota Bandung.

Beberapa korban kebanyakan mengalami sesak napas akibat gas air mata, luka lemparan batu, lecet, hingga dislokasi tulang dan hilang kesadaran.

Secara keseluruhan jumlah korban yang terdata ada 154 orang.

"Sebanyak 62 orang dapat kami tangani secara medis di Unisba tapi 92 orang mahasiswa yang mengalami luka cukup serius sehingga harus dibawa ke rumah sakit terdekat,” ujarnya.

Ada Provokator

Setiadi juga merespon dugaan mahasiswanya yang disebut menjadi provokator dalam kericuhan yang terjadi saat aksi tersebut.

Dia menyatakan pihaknya akan mengadvokasi mahasiswanya jika dugaan itu terbukti.

"Tentu akan kami advokasi, melalui bantuan hukum, akan kami gerakkan. Kami banyak advokat, kalau betul terbukti ada provokator. Kalau sampai ke pengadilan kami bantu juga," katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved