Sopir Taksi Online Dibunuh
Kronologi Sopir Taksi Online Tewas di Depan Bank BRI Bogor, Korban Digorok Pakai Pisau Cutter?
Kronologi Lengkap Sopir Taksi Online Tewas Digorok di Depan Bank BRI Bogor, Korban Dibunuh Pakai Pisau Cutter?
Penulis: Damanhuri | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR SELATAN - Seorang sopir taksi online ditemukan tewas digorok di depan Bank BRI Jalan Raya Tajur, Kota Bogor.
Korban sopir taksi online ini diketahui bernama Ahsanul Fauzi warga Gang Pahlawan, Kelurahan Bondongan, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor.
Jasad pria berusia 31 tahun yang berprofesi sebagai sopir taksi online ini ditemukan pada Kamis (31/10/2019) dini hari sekitar pukul 02.30 WIB.
Korban Ahsanul Fauzi diduga tewas setelah lehernya digorok.
Sebab, terdapat luka sayatan dileher korban dan darah yang mengucur dari dalam mobil.
"Diduga korban pembunuhan," kata Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, AKP Niko Nurallah Adi Putra dilokasi kejadian.
Menurutnya, saat ini korban masih menjalani autopsi di RSUD Ciawi, Kabupaten Bogor.
"Ya, (korban) sopir taksi online," kata AKP Niko Nurallah saat ditemui TribunnewsBogor.com di lokasi, Kamis (31/10/2019).
Lebih lanjut AKP Niko Nurallah Adi Putra mengatakan bahwa pihaknya sudah mengamankan dompet termasuk id card milik korban.
Perwira polisi berpangkat balok tiga dipundaknya ini menjelaskan, Ahsanul Fauzi bukan korban perampokan.
Sebab, sambung AKP Niko Nurallah, pihaknya memastikan barang-barang korban tidak ada yang hilang.
"Beberapa barang milik korban kami pastikan belum ada yang hilang tapi kami akan coba lengkapi. Sampai saat ini kami masih buat tim kecil untuk melakukan pengungkapan dari kasus ini," kata AKP Niko Nurallah.
Kronologi penemuan jasad sopir taksi online ini diceritakan oleh seorang security.
Salah satu petugas Satpam, Enggong mengatakan, sekitar pukul 02.00 WIB pihaknya belum melihat ada kendaraan parkir di depan halaman kantor Bank BRI yang berada di ruas jalan Raya Tajur Kota Bogor tersebut.

Menurutnya, pada saat itu parkiran depan Bank tersebut masih kosong ketika ia keluar kantor dan melintasi untuk mencari makan.
Ia juga tak melihat kendaraan Toyota Cayla bernomor polisi F 1088 CL yang berisi jasad korban.
"Setelah makan, jam 02.30 WIB, saya lihat ada mobil menghadap ke jalan," ujarnya saat ditemui wartawan di lokasi kejadian, Kamis (31/10/2019) pagi.
Kecurigaan awal dirasakan oleh petugas sekuriti yang lain, yakni Nana Jumhana.
Saat itu, dia mengaku dipanggil oleh Satpam Nana Jumhana karena ada genangan air di bawah mobil yang terparkir menghadap ke jalan tersebut.
Setelah diperiksa lebih dekat, rupanya genangab itu bukanlah genangan air, melainkan genangan darah yang merembes keluar dari dalam mobil.
"Terus Pak Nana manggil saya di seberang, pak cepet ke sini, katanya, ini kayaknya ada air. Saya lihat, ternyata bukan air, ini darah," ujarnya.
Dia mengaku bahwa dirinya dan satpam lain saat itu langsung kaget dan menjauhi mobil tersebut.
Tanpa menunggu lama, kata dia, pihak kepolisian saat itu juga langsung dihubungi untuk melaporkan apa yang ditemukan di lokasi kejadian.
"Kita menjauh. Kita lapor polisi langsung. Korban di dalem mobil saya gak berani (mendekat). Satu orang, laki-laki. Kejadiannya gak tahu, tahu-tahu (mobil) udah ada di sini," ungkapnya.
Polisi Temukan Pisau Cutter
Usai penemuan jasad sopir taksi online, aparat kepolisian Polresta Bogor Kota langsung melakukan oleh tempat kejadian perkara atau olah TKP.
Saat melakukan olah TKP, polisi menemukan sejumlah barang bukti di lokasi kejadian.
Tak hanya itu, polisi juga menemukan pisau cutter yang diduga digunakan pelaku untuk menggorok leher korban.

Sebab, korban ditemukan dengan kondisi luka di bagian leher.
"Memang ada senjata tajam jenis cutter yang tertinggal di dalam kendaraan. Diduga digunakan pelaku untuk melukai korban. Tapi masih kita kembangkan apakah memang ada senjata lain atau mungkin memang itu yang digunakan oleh pelaku," kata Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota AKP Niko Nurallah Adi Putra di lokasi.
Sampai Kamis (31/10/2019) siang, jasad korban masih berada di ruang forensik RSUD Ciawi dan petugas masih harus menunggu persetujuan pihak keluarga korban untuk segera dioutopsi.
Korban Mantan Juragan Tempe Mendoan
Ahsanul Fauzi warga Jalan Pahlawan, RT 1/10 Kelurahan Empang, Kecamatan Bogor Selatan merupakan mantan bos mendoan.
Sebelum fokus menjalani profesi sebagai sopir taksi online Ahsanul Fauzi sempat memiliki empat lapak penjualan mendoan, satu diantaranya di Jalan Pahlawan.
Almarhum Ahsanul Fauzi akrab dengan para pedagang di Jalan Pahlawan, ia bahkan sering kali nongkrong atau sekadar ngopi sambil menunggu orderan di Jalan Pahlawan
Wakil Ketua RT Arfan mengatakan bahwa Ahsanul sempat menerima orderan ke dua lokasi sebelum ditemukan meninggal dunia.
"Sering nongrong di Pahlwan juga sama kaya tadi malam juga masih nongkrong sekitar pukul 01.30 WIB di Jalan pahlawan dia dapat orderan ke jalan baru dari jalan baru dia ngebel lagi gw dapet orderan lagi nih ke Ciawi gitu ke coki ke si mas sate,"ujarnya.

Arfan mengatakan bahwa Ahsanul Fauzi menang sering kali bercerita atau mengabarkan kepada teman-temannya ketika dia mendapat orderan.
"Iya memang sering cerita, aduh orderan lagi sepi nih, atau misalkan dapat orderan dia bilang alhamdulillah lagi ramai nih, alhamdulillah dapat dua biasanya suka nge WA," katanya.
Ahsanul Fauzi sopir taksi online yang tewas di halaman parkir sebuah bank di Jalan Raya Wangun Kota Bogor tersebut merupakan mantan juragan mendoan.
Arfan mengatakan bahwa Ahsanul Fauzi sehari-hari berprofesi sebagai sopir taksi online setelah sebelumnya menjalani bisnis tempe mendoan.
Ahsanul Fauzi menjadi sopir taksi online sekitar kurang lebih selama satu tahun setelah bisnis tempe mendoannya tutup.
Arfan yang merukapakan wakil ketua RT tempat Ahsanul Fauzi tinggal menjelaskan bahwa sopir taksi online yang ditemukan tewas tersebut pernah menjadi juragan atau bos tempe mendoan.
"Awalnya itu dia jualan mendoan, jadi mungkin ngegrab itu setahunan tapi belum setahun juga, jadi dia ngambil mobil, nyicil mobil terus dia ngegrab, awalnya dia ngegrab, terus istrinya masih tetap jual mendoan," katanya.
Ahsanul Fauzi pun sempat memiliki empat lapak penjualan tempe mendoan diantaranya di Bendungan Ciawi, Jalan Raya Pajajaran, Ciomas dan Jalan Pahlawan.
Namun setelah berjalan tiga tahun ketiga cabang tempe mendoan itu pun tutup dan yang tersisa hanya di Jalan Pahlawan.
Karena penjualan tempe mendoan yang di Jalan Pahlawannya itu pun sepi kini Ahsanul Fauzi pun fokus menjalani profesinya sebagai driver taksi online.
"Dari sebelum lebaran dia sudah ngegrab, iya kalau sekrang fokus di grab karena mungkin penjualan tempenya juga kurang jadi sekranga dia fokus grab," ujarnya.
Hingga saat ini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus pembunuhan tersebut.
(TribunnewsBogor.com/Hur/Naufal/Lingga)