Hidup Tanpa Listrik 10 Tahun di Jakarta, Kudus Bertahan di Rumah Ini : Untuk Makan Saya Ngamen
Kudus, warga Tambora Jakarta Barat sudah 10 tahun hidup tanpa listrik di rumahnya. Kudus tetap bertahan.
Penulis: Mohamad Afkar S | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
Sejak saat itu, Kudus bersama saudaranya harus hidup tanpa Listrik dan terhitung sudah 10 tahun lamanya.
Sejak dirinya berhenti bekerja pada tahun 2009, Kudus tak lagi mengharapkan kehidupan yang indah.
Penyakit asma yang merupakan turun menurun dan Tuberkulosis (TBC) yang dialami akibat sering merokok saat muda, membuatnya tak lagi memiliki tenaga yang optimal.
Tubuhnya berubah menjadi kurus dan tak kuat bekerja berat seperti dulu.
Sejak 10 tahun lalu, selagi bisa makan ialah hal yang sudah cukup baginya.
"Kerja bisa sih cuma enggak berat. Untuk makan sehari-hari saya mulung barang bekas aja sama ngamen. Kalau adik-adik ada yang jaga konter dan kerja lain," ucapnya.
Dalam satu hari, Kudus sudah terbiasa makan hanya satu kali.

Sehingga ketika ada tetangga yang memberikan makanan, ia selalu menolak dengan alasan masih mampu mencari uang.
"Ibaratnya saudara serumah juga sudah masing-masing karena sama-sama susah. Kalau ada ya ngebagi, kalau enggak ada ya tidak. Makanya untuk makan urusan sendiri-sendiri," ujarnya.
Setiap harinya Kudus akan pergi mengamen sambil mengumpulkan botol bekas sejak pagi hari.
Jika tubuhnya kuat dan tenaganya masih tersisa, ia akan bekerja sampai sore hari.
Namun jika sebaliknya ia akan pulang dengan segera untuk memulihkan kondisinya.
Hidup 10 tahun tanpa Listrik, Kudus mengatakan tak pernah menerima bantuan apapun selain bantuan rutin dari pemerintah.
Ya, setiap bulannya Kudus menerima bantuan beras 5kg dan sembako lainnya.
Namun karena di rumahnya tak ada Listrik dan peralatan masak, bantuan tersebut ia jual kembali.