Sebelum Jasad Ayah Ditemukan di Bawah Musala, Muafatim Mimpi Surono Minta Dipayungi & Berpesan Ini
Mimpi anak Surono sebelum jasad sang ayah ditemukan di bawah lantai musala. Surono minta dipayungi hingga menyampaikan pesan.
Penulis: Mohamad Afkar S | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
Korban Surono (51) yang mayatnya dicor di lantai musala ternyata tewas dibunuh oleh orang terdekatnya.
Polisi pun sudah menetapkan dua tersangka dalam kasus mayat dicor di lantai musala tersebut.
Polisi menetapkan anak dan istri Surono sebagai tersangka atas meninggalnya warga Dusun Juroju Desa Sumbersalak Kecamatan Ledokombo, Jember tersebut
Kapolres Jember AKBP Alfian Nurrizal mengatakan, pelaku pembunuhan adalah Bahar Mario (25), anak kedua Surono dan Busani.
• Pasutri di Jember Dibacok Begal saat Melintas Jalan Desa, Motornya Dirampas, Suaminya Tewas
• Viral Rela Bawa Kerupuk dari Jember ke Bali Demi Temui Anak, Ibu Ini Menangis Cerita Ia Malah Diusir
Sedangkan istri Surono, Busani (45) mengetahui pembunuhan itu, dan membantunya.
"Anak korban S (Surono) yang bernama Baharr (Bahar) yang membunuh S. Dia memukul memakai linggis saat korban tidur. Sedangkan saudari B (Busani) membantu dengan mematikan lampu depan rumah," ujar Alfian dalam rilis di Mapolres Jember, Kamis (7/11/2019) dikutip TribunnewsBogor.com dari Tribun Jatim.
Sementara itu Muafatim anak bungsu Surono dan Busani tak menyangka jika sang ayah meninggal dunia karena dibunuh.
Terlebih tersangka pembunuhan Surono adalah kakaknya dan ibunya.

Muafatim mengatakan, dirinya baru kembali ke rumah orang tuanya enam bulan lalu, sekitar bulan Juni. Sebelumnya, dia bekerja sebagai TKW di Malaysia. Perempuan itu bekerja setahun di negeri jiran itu.
Ketika kembali ke rumah itu di bulan Juni, sang ayah sudah tidak ada di rumah itu. Pada bulan APril, dia mendapatkan kabar melalui telepon dari sang kakak, kalau ayahnya menikah lagi dan tinggal di Lombok. Fatim hanya bisa pasrah.
"Saya kaget tapi mau gimana lagi, akhirnya hanya bilang ya sudah mungkin tidak jodoh sama ibu," tutur Fatim yang ditemui Surya, Sabtu (9/11/2019).
Fatim mengaku di bulan Maret, dia masih berbicara dengan Surono melalui telepon. Surono memintanya segera pulang ke rumah.
"Karena sepeda motor yang saya minta sudah dibelikan. Saya kan minta sepeda motor CBR 150. Bapak bilang disuruh nunggu, kalau ada rejeki akan dibelikan. Sebelum dibelikan, saya berangkat kerja ke Malaysia. Sampai bulan Maret itu telepon saya, nyuruh saya cepat pulang karena sepeda motor sudah dibelikan," imbuh Fatim.
Surono memang membeli sepeda motor CBR itu. Setelah memintanya pulang, Fatim tidak lagi pernah berbicara dengan sang ayah.
Apalagi di bulan April, Bahar memberitahu ayahnya sudah pindah ke Lombok.
• Kronologi Apoteker Dibegal di Cigudeg, Awalnya Korban Dipepet Motor di Jalan Sepi