Ferdinand Hutahaean Nilai Harusnya Ahok Jadi Dirut Pertamina, Staf Khusus BUMN : Dia Ketua Kelas
Ferdinand Hutahaean Menilai Ahok Harusnya Jadi Dirut Pertamina, Sraf Khusus BUMN Sebut BTP Ketua Kelas
Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Soewidia Henaldi
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Politisi Demokrat Ferdinand Hutahaean menilai mestinya Ahok menjadi Dirut Pertamina, bukan Komisaris Utama Pertamina.
Menurut Ferdinand Hutahaean dibanding jadi Komisaris Utama Pertamina, Ahok lebih baik menjadi Dirut Pertamina.
Ferdinand Hutahaean menyoroti tugas yang akan dijalani Ahok sebagai Komisari Utama Pertamina.
"Saya justru melihat ini kebijakan yang tanggung dari kementerian BUMN.
Kalau misi dan opini yang dibentuk sedemikian besarnya bahwa Ahok ini pendobrak, penghabis mafia migas lah, pertanyaan saya kenapa tidak dijadikan Ahok dirut saja ?" kata Ferdinand Hutahaean di Kabar Indonesia Malam TvOne.
Menurut Ferdinand Hutahaean Komisaris Utama Pertamina kewenang Ahok akan sangat terbatas.
Dengan begitu, harapan yang diembankan pada Ahok tidak akan maksimal sebagai Komisaris Utama Pertamina.
"Karena kalau komisaris kan kewenangannya terbatas.
Beliau hanya bisa mengawasi, merekomendasikan, menyetujui atau tidak.
• Said Didu Berharap Ahok Berantas Mafia Migas, Ferdinand Hutahaean : Cuma Hantu yang Dibesar-besarkan
• Ditunjuk Menjadi Komisaris Utama Pertamina, Ahok Belum Mau Berkomentar
• Beda dengan Puput yang Jadi Istri Komisaris, Begini Nasib Veronica Tan Mantan Istri Ahok Sekarang
• Ahok Disebut Kotor dan Bencana Jadi Komut Pertamina, Ali Ngabalin Debat Panas dengan Marwan Batubara
Jangan lupa, semua kebijakan korporasi itu ada di tangan BOD," kata Ferdinand Hutahaean.
Selama ini Ahok diharapkan bisa membenahi Pertamina.
Terlebih atas dasar sikap tegas dan kemampuan manajerialnya, Ahok diharap bisa memberantas mafia migas.
Hanya saja, menurut Ferdinand Hutahaean selama ini mafia migas hanya sekadar isapan jempol saja.
Pasalnya sampai saat ini belum terbukti soal keberadaan mafia migas di Pertamina.
"Kontroversi soal bandit migas kan ini dari dulu besar sekali.
Sampai sekarang yang selalu kita dengar mafia migas, tapi saya belum melihat satu saja yang disebut mafia migas ini pernah ditangani oleh aparat hukum, siapa sih mafia migas ini ? atau ini hanya hantu yang dibesar-besarkan ? Kita tidak tahu sampai sekarang," kata Ferdinand Hutahaean.
"Nah sekarang mafia migas yang mana yang mau dihabisi Ahok ? " tambah Ferdinand Hutahaean.
• Jadi Komisaris Utama Pertamina, Ahok Diingatkan Tidak Petantang-petenteng dan Jaga Mulut
• Berapa Gaji dan Kompensasi yang Diterima Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina ?
• PDI-P Harap Ahok Langsung Tancap Gas Bersama Pertamina
• Ahok Jadi Komisaris Pertamina, PA 212: Tidak Masalah, yang Penting Jangan Singgung Agama Lagi
Ferdinand Hutahaean mempertanyakan bila mafia migasnya saja belum ada yang terbukti satupun, maka tugas yang diembankan pada Ahok mestinya tidak berlebihan.
"Kalau dari dulu saja ini sudah kita dengar, dari 2014-2018, sampai sekarang belum ada satupun yang pernah disebut sebagai mafia migas, diproses, jadi misi yang diembankan kepada Ahok ini jangan jadi berlebihan.
Kasihan juga nanti Ahok kalau kemudian ekspektasi besar ternyata tidak bisa diraih,
Peran Pak Ahok kemungkinan besar tidak akan bisa banyak," ujar Ferdinand Hutahaean.

Makan dari itu Ferdinand Hutahaean merasa pesimis atas Ahok bisa membenahi Pertamina dengan jabatan Komisaris Utama.
"Saya agak pesimis melihat kenapa kebijakan Kementerian BUMN serba tanggung, kalau narasinya pendobrak, saya minta tadinya Pak Ahok ini tempatkan saja di dirut atau tempatnya di BUMN untuk selesaikan yang sedang bersalaman,
BPJS Kesehatan, beliau punya karakter dan kemampuan, waktu jadi Gubernur mampu membangun Jakarta jembatan Semanggi tanpa APBD, barangkali BPJS bisa beliau selesaikan tanpa APBN tidak ada defisit lagi, " kata Ferdinand Hutahaean.
• Ahok Jadi Komisaris Pertamina, PA 212: Tidak Masalah, yang Penting Jangan Singgung Agama Lagi
• Ahok Jadi Komisaris Utama Pertamina, Ini Kata Mahfud MD
• Ketika Iwan Fals Soroti Gaji Ahok yang Mencapai Rp 3 Miliar : Harus Hebatlah Pertamina !
Maka itu mestinya lanjut Ferdinand Hutahaean, pemerintah harus melihat dimana Ahok ditempatkan.
"hal seperti ini yang harus dilihat dimana Ahok ini lebih pas ditempatkan, saya agak pesimis meski ada harapan sedikit-sedikit," tutup Ferdinand Hutahaean.
Menanggapi pernyataan Ferdinand Hutahaean, Staf Khusus BUMN arya sinulingga menekankan bahwa Ahok jabatan Komisirasi Utama Pertamina sudah tepat untuk Ahok.
"Selama ini kan komisaris fungsinya seakan hanya nama saja, penempatan orang fungsinya tidak maksimal seperti bagi-bagi jabatan,
sekarang kami mau memfungsikan komisaris sesuai peraturan perundang-undangan, karena gak mungkin kementeri mengurus semua BUMN semua direktur ditangani kementeri itu sesuatu yang konyol," kata Arya Sinulingga.
Menurut Arya Sinulingga, para komisaris ini bertugas mengawasi direksi di BUMN.
"makanya kami kementerian bertugas untuk menetukan orang komisaris yang kita fungsinya, komisaris itu ada 8 sampai 10 tiap perusahaan, merekalah yang berfungsi,
bayangkan setiap komisaris melakukan tugasnya kami kementerian tinggal tenang, karena tugas mereka memang pengawasan dan melakukan strategi bersama direksi,
sehingga kami di kementerian tinggal menunggu laporan, " kata Arya Sinulingga.
Maka dari itu, tambah Arya Sinulingga, BUMN mencari orang yang kuat seperti Ahok.
"makanya kami mencari orang kuat betul di setiap perusahaan, pak Ahok dia kan ketua kelas, kata pak Erick ketua kelas komisaris yang mengatur komisaris bekerja sesuai bidangnya,
makanya pak Ahok kami tempatkan, candra hamzah kami tempatkan di BTN, nanti ada orang yang lebih kuat lagi kami tempatkan di energi yang lain,
setiap komisaris inilah yang kita fungsikan semaksimal mungkin, gak mungkin kementerian melakukan," tutup Arya Sinulingga.(*)