Jokowi Akan Ganggu yang Masih Suka Impor Minyak, Yunarto Wijaya: Galaknya Urusan Ini Doang Pak?

Yunarto Wijaya mempertanyakan apakah Jokowi hanya bisa galak kepada mafia migas saja, sementara ke FPI tidak.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Damanhuri
Kolase Kompas.com dan Twitter @yunartowijaya
Yunarto Wijaya menanggapi ancaman Jokowi kepada para mafia migas. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Direktur Charta Politika Yunarto Wijaya menanggapi ancaman Presiden Joko Widodo ( Jokowi) kepada para mafia impor minyak dan gas (migas).

Yunarto Wijaya mempertanyakan apakah Jokowi hanya bisa tegas pada mafia migas saja.

Menurut Yunarto Wijaya, kenapa Jokowi tidak tegas dan galak kepada urusan yang lain juga.

Hal itu disampaikan Yunarto Wijaya di akun Twitter miliknya, @yunartowijaya, Jumat (29/11/2019).

Yunarto Wijaya mengomentari artikel berita di Twitter dengan judul "Jokowi Akan 'Ganggu' yang Masih Suka Impor Minyak".

Dilansir dari Kompas.com, Jokowi memberikan ancaman kepada para masif migas yang menghambat berjalannya program pemerintah untuk mengurangi defisit transaksi berjalan yang melebar.

 Defisit neraca transaksi berjalan pada kuartal III 2019 tercatat 7,7 miliar dollar AS atau 2,7 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Angka ini lebih rendah dibandingkan defisit kuartal sebelumnya, yaitu 8,2 miliar dollar AS (2,9 persen dari PDB).

"Yang saya sampaikan, kalau mengganggu B20, B30, dan urusan DNE, hati-hati. Akan saya gigit orang itu! Enggak selesai-selesai masalah ini kalau nggak kita selesaikan," kata Jokowi dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2019, di Jakarta, Kamis (28/11/2019).

Bahkan, dia mengantongi nama para pelaku mafia migas yang kerap mengimpor.

Sindir Tak Jadi Staf Khusus Presiden Lagi, Karni Ilyas Kagum Dengar Pesan Ali Ngabalin untuk Jokowi

Fadli Zon Sebut Staf Khusus Milenial Jokowi Hanya Jadi Lipstik, Gracia Billy Beri Jawaban Telak

Namun, mantan wali kota Solo ini tak mau menyebutkan pelaku mafia tersebut.

"Kenapa ini tidak kita kerjakan dari dulu? Karena ada yang senang impor minyak. Saya tahu siapa yang suka impor minyak," ucapnya.

Pemerintah lagi gencar ingin merealisasikan penggunaan biodiesel agar mengurangi nilai impor yang membengkak sehingga berimbas terhadap neraca perdagangan yang defisit.

Adanya defisit perdagangan, maka mempengaruhi stabilitas nilai tukar rupiah.

"Kalau B20 sudah berjalan, sebentar lagi Januari 2020, B30 berjalan. Nanti masuk ke B50 bisa berjalan. Artinya apa, impor kita akan turun secara drastis sehingga neraca perdagangan, transaksi berjalan kita jadi lebih baik," ujarnya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved