Kawin Kontrak di Puncak
Mucikari Tidak Tawarkan Kawin Kontrak ke Sembarang Orang, Pelanggan Dites Bahasa Arab Dulu
Sehingga para pelaku sindikat kawin kontrak ini akan memastikan terlebih dahulu dengan cara mengajak calon pelanggannya berbicara menggunakan bahasa A
Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Ardhi Sanjaya
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Naufal Fauzy
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CIBINONG - Sindikat kawin kontrak di Puncak Bogor rupanya beroperasi dengan cara menawarkan langsung kepada calon pelanggannya.
Dari empat orang pelaku yang diamankan, mereka bekerja dengan modus sebagai sopir turis wisatawan Timur Tengah.
Kapolres Bogor AKBP Muhammad Joni menjelaskan wisatawan di kawasan Puncak tidak semua berasal dari Timur Tengah.
Sehingga para pelaku sindikat kawin kontrak ini akan memastikan terlebih dahulu dengan cara mengajak calon pelanggannya berbicara menggunakan bahasa Arab.
"Untuk memastikan apakah tamunya orang asli Timur Tengah atau bukan, bersangkutan (pelaku) berbicara dengan bahasa Arab dulu. Kira-kira fasih atau tidak. Terlihat dari aksennya Arab asli maka dia baru memberikan informasi sebenarnya (kawin kontrak)," kata AKBP Muhammad Joni.

• Sindikat Kawin Kontrak di Puncak Bukan Warga Bogor, Wanita yang Dijajakan Berasal dari Sukabumi
• Tarif Kawin Kontrak di Puncak, Turis asal Timur Tangah Sudah Booking untuk 5 Hari
Dia menjelaskan bahwa biasanya tamu-tamu turis ini juga mengaku mencari wanita untuk kawin kontrak.
Pelaku perantara atau mucikari ini kemudian akan mencarikan langsung beberapa wanita yang nanti bisa dipilih.
"Karena mereka sudah nyambung, maka yang bersangkutan ini langsung mencarikan beberapa korban (wanita) yang bisa dinikahi atau dikawinkan kontrak," katanya.
Tarif kawin kontrak juga bervariasi, terlebih tamu Timur Tengah juga kerap menawar harga yang diajukan mucikari dalam kesepakatan kawin kontrak.
Seperti tarif yang diajukan pelaku untuk kawin kontrak selama 5 hari di angka Rp 10 juta atau Rp 2 juta per hari yang mana kembali ditawar jadi Rp 7 juta oleh pelanggannya.
• Polisi Bongkar Kawin Kontrak, Bupati Bogor Akan Cabut Plang Tulisan Arab di Puncak
• BREAKING NEWS - Polisi Tangkap Mucikari Berkedok Sopir Turis di Puncak, Tawarkan Kawin Kontrak
Kasat Reskrim Polres Bogor AKP Benny Cahyadi menambahkan bahwa tamu Timur Tengah cukup jarang melakukan pemesanan dengan kriteria spesifik wanita kepada pelaku perantara kawin kontrak.
Namun, perantara atau mucikari setelah menawarkan langsung akan membawa beberapa wanita untuk diperlihatkan kepada calon pelanggannya untuk nanti dipilih sesuai selera.
"Iya, dipilih. Semacam seperti itu, kontes lah. Mereka pilih, booking, nikah, selesai. Kalau wanita yang gak dipilih, itulah yang seakan-akan jadi wali (nikah kontrak)," kata Benny Cahyadi.
Selain itu, perkawinan kontrak ini juga melibatkan wali bodong dan penghulu tak jelas.