Tewas Dibunuh Penumpang, Sopir Taksi Online Ini Ragu Sejak Awal hingga Minta Tetangga Pantau GPS
Sopir taksi online di Palembang jadi korban pembunuhan. Pelaku berhasil ditangkap saat hendak buang tubuh korban.
Penulis: Mohamad Afkar S | Editor: Vivi Febrianti
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Seorang sopir taksi online di Palembang tewas setelah menjadi korban perampokan.
Ruslan Sandi (43) sopir taksi online itu dirampok hingga dihabisi dua orang yang merupakan penumpangnya.
Peristiwa itu terjadi pada Sabtu (28/12/2019).
Kini, pelaku berhasil diamankan pihak kepolisian.
Terungkapnya kasus pembunuhan itu bermula ketika dua pelaku terpergok warga saat hendak membuang tubuh korban.
Saat itu, warga langsung mengevakuasi korban untuk dibawa ke rumah sakit.
"Diduga motifnya karena kedua pelaku ingin menguasai harta korban," ujar Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Anom Setyadjinya saat ditemui di RS Bhayangkara beberapa jam setelah kejadian.
"Dalam kejadian itu, satu pelaku berhasil diamankan warga dan satu lagi yang berhasil kabur berhasil ditangkap aparat kepolisian tak jauh dari TKP beberapa saat kemudian," tambahnya.
Dalam penangkapan tersebut, turut pula diamankan barang bukti yakni mobil bernomor polisi BG 1442 RP milik korban.
• Sederet Acara Perayaan Tahun Baru 2020 di Ancol, Pesta Kembang Api Hingga Band NOAH
• Jelang Tahun Baru 2020, Menhub Budi Karya Tinjau Jalur Puncak
Serta senjata tajam yang diduga digunakan pelaku untuk melukai korban.
Diduga ketika menjalankan aksinya, posisi pelaku berada di kursi sebelah kiri dan belakang Korban.
"Dari pemeriksaan fisik sementara, korban mengalami kekerasan benda tajam di beberapa bagian tubuhnya. Tepatnya di bagian ulu hati, paru samping dan kepala sebelah kiri," ujarnya.
Saat ini para pelaku sudah berhasil diamankan untuk kemudian menjalani pemeriksaan.
"Kurang lebih selama 2,5 jam kasus ini berhasil terungkap. Dan akan terus kita dalami," ujarnya.
Korban sempat ragu
Korban sempat merasa ragu untuk menerima orderan yang saat itu masuk.
Admin komunitas Driver Royal Club (DRC), Holil mengatakan ia sempat mendapat telepon dari korban yang menanyakan saran mengenai orderan yang ia rasa mencurigakan itu.
"Korban tergabung dalam komunitas DRC sejak 4 bulan lalu. Sebelum menerima orderan itu, dia (korban) konfirmasi ke saya. Menanyakan orderan ini aman atau tidak karena sudah merasa ragu dari awal. Saya sendiri sudah menyarankan kalau memang ragu, jangan diterima segera cancel saja. Tapi entah bagaimana korban tetap menerima orderan itu," ujarnya, Minggu (29/12/2019).
Berdasarkan catatan riwayat aplikasi, diketahui orderan tersebut dimulai dari titik jemput di salah satu hotel kawasan Jalan Kolonel Atmo Kecamatan Ilir Timur I Palembang.
Dengan tujuan pengantaran ke Perumahan Griya Asri Gandus Palembang.
"Orderan itu masuk ke aplikasi korban pada pukul 21.33 malam,"ujar Holil.

Diketahui, orderan yang diterima korban atas pesanan dari seseorang yang bernama Antoni.
Diketahui pula bahwa akun tersebut baru dibuat.
"Iya, dugaan kita memang itu akun baru. Karena rating aplikasi itu juga belum cukup.
Tapi sejak kapan dibuatnya kita tidak tahu karena hanya operator yang bisa memeriksanya," kata Holil.
Dengan kembali jatuhnya korban dari Driver taksi online, Holil berharap agar aparat kepolisian dapat mengusut kasus ini hingga tuntas.
"Sudah cukup Driver taksi online yang hilang nyawa karena jadi korban tindak kejahatan. Kami berharap agar kasus ini diusut tuntas dan ditindak tegas sehingga bisa menjadi contoh agar tidak lagi terulang kejadian serupa," ujarnya.
Di sisi lain, sebelum tewas dibunuh perampok, Ruslan Sani (43) driver taksi online di Palembang, sempat meminta agar dipantau melalui GPS pada salah seorang tetangganya.
Hal ini dikatakan Aldi (24), tetangga sekaligus rekan anak korban saat ditemui didepan instalasi forensik RS Bhayangkara, Minggu (29/12/2019).
"Semalam sebelum narik, almarhum sempat minta tolong sama Tegar yang sama-sama driver. Tegar juga rekan anaknya. Dia bilang om mau narik, tolong dipantau GPS om," ujarnya.
Sayangnya, Tegar justru tertidur sehingga tidak memantau arah GPS korban.
Pengakuan korban
Pelaku perampokan dan pembunuhan sopir taksi online di Gandus, Palembang awalnya hendak menghabisi korban dengan cara dijerat dengan tali.
Namun upaya tersebut gagal karena korban berontak.

Hal tersebut diungkapkan pelaku, Iwan saat diinterogasi di ruang SPKT Polrestabes Palembang, Sabtu (28/12/2019) malam.
"Pas naik mobil korban dari depan hotel di Jalan Kolonel Atmo, (korban) langsung dijerat pakai tali tapi putus talinya," kata Iwan kepada petugas.
Kemudian Iwan mencoba cara lain dengan menghunuskan pisau ke tubuh korban secara membabi buta.
"Saat naik mobil kami langsung beraksi pak, Iwan dari belakang langsung mengikat korban. Namun tenaga korban kuat (korban melawan-red) karena hendak kabur dari mobil . Jadi jeratan itu lepas," ungkap keduanya.
"Langsung saya tusuk korban. Tapi tidak tahu lagi berapa tusukan," kata Iwan dengan wajah berdarah-darah akibat dihakimi warga.
Setelah korban tak berdaya, kedua pelaku bermaksud membuang tubuh korban di jalan, namun tidak jadi karena tepergok warga.
Kapolrestabes Palembang, Kombes Anom Setyadji mengatakan, motif kedua pelaku menghabisi nyawa korban, diduga ingin merampok.
"Diduga motif kedua pelaku karena ingin menguasainya harta korban," kata Anom kepada TribunSumsel.com, Minggu (29/12/2019).
Dijelaskan Anom, berdasarkan keterangan pelaku bernama Sulaiman, ia diperintah rekannya bernama Iwan untuk memesan taksi online.
Lalu datanglah mobil Toyota Avanza warna hitam dengan nomor polisi BG 1442 RP kepada kedua pelaku.
Selajutnya pelaku Iwan menyiapkan sebilah senjata tajam jenis badik dan pistol softgun.
"Masuklah kedua pelaku ini ke dalam mobil. Pelaku Sulaiman duduk di sebelah korban dan pelaku Iwan duduk di belakang korban. Kemudian Iwan menusuk korban beberapa kali di bagian wajah dan dada," kata Anom.
Setelah menusuk korban, kedua pelaku membawa korban ke daerah Perumahan Griya Asri Kelurahan Pulokerto Kecamatan Gandus.
"Maksudnya tubuh korban itu mau dibuang, tapi aksi kedua pelaku diketahui masyarakat sekitar," ungkap Anom.
Selajutnya kedua pelaku melarikan diri menggunakan mobil korban namun dikejar warga dan petugas yang sedang berpatroli.
"Lalu di Jembatan Pulokerto Kecamatan Gandus Palembang, pelaku Sulaiman berhasilkan diamankan masyarakat dan dibawa ke Polsek Gandus. Sedangkan pelaku Iwan melompat ke rawa-rawa Tapi sekitar pukul 23.30, pelaku Iwan ini berhasil diamankan," papar Anom.
Setelah sempat dihakimi warga, Sulaiman dan Iwan dibawa ke Mapolsek Gandus, kemudian diserahkan ke Mapolrestabes Palembang untuk diproses lebih lanjut.
(TribunnewsBogor.com/TribunSumsel)