Emosi Iwan Buat Nyawa Sopir Taksi Online Melayang, Insiden Keponakan Jadi Alasan : Tak Niat Bunuh

Dendam Iwan berujung maut. Seorang taksi online tewas dibunuh Iwan. Peristiwa itu terjadi di Palembang.

Penulis: Mohamad Afkar S | Editor: Damanhuri
SHINTA ANGRAINI/TRIBUNSUMSEL.COM
Ruslan Sani (43 tahun), driver taksi online di Palembang saat di Rumah Sakit Bhayangkara, Minggu (29/12/2019). 

Saat itu, warga langsung mengevakuasi korban untuk dibawa ke rumah sakit.

"Diduga motifnya karena kedua pelaku ingin menguasai harta korban," ujar Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Anom Setyadjinya saat ditemui di RS Bhayangkara beberapa jam setelah kejadian.

"Dalam kejadian itu, satu pelaku berhasil diamankan warga dan satu lagi yang berhasil kabur berhasil ditangkap aparat kepolisian tak jauh dari TKP beberapa saat kemudian," tambahnya.

Dalam penangkapan tersebut, turut pula diamankan barang bukti yakni mobil bernomor polisi BG 1442 RP milik korban.

Sederet Acara Perayaan Tahun Baru 2020 di Ancol, Pesta Kembang Api Hingga Band NOAH

Jelang Tahun Baru 2020, Menhub Budi Karya Tinjau Jalur Puncak

Serta senjata tajam yang diduga digunakan pelaku untuk melukai korban.

Diduga ketika menjalankan aksinya, posisi pelaku berada di kursi sebelah kiri dan belakang Korban.

"Dari pemeriksaan fisik sementara, korban mengalami kekerasan benda tajam di beberapa bagian tubuhnya. Tepatnya di bagian ulu hati, paru samping dan kepala sebelah kiri," ujarnya.

Saat ini para pelaku sudah berhasil diamankan untuk kemudian menjalani pemeriksaan.

"Kurang lebih selama 2,5 jam kasus ini berhasil terungkap. Dan akan terus kita dalami," ujarnya.

Korban sempat ragu

Korban sempat merasa ragu untuk menerima orderan yang saat itu masuk.

Admin komunitas Driver Royal Club (DRC), Holil mengatakan ia sempat mendapat telepon dari korban yang menanyakan saran mengenai orderan yang ia rasa mencurigakan itu.

"Korban tergabung dalam komunitas DRC sejak 4 bulan lalu. Sebelum menerima orderan itu, dia (korban) konfirmasi ke saya. Menanyakan orderan ini aman atau tidak karena sudah merasa ragu dari awal. Saya sendiri sudah menyarankan kalau memang ragu, jangan diterima segera cancel saja. Tapi entah bagaimana korban tetap menerima orderan itu," ujarnya, Minggu (29/12/2019).

Berdasarkan catatan riwayat aplikasi, diketahui orderan tersebut dimulai dari titik jemput di salah satu hotel kawasan Jalan Kolonel Atmo Kecamatan Ilir Timur I Palembang.

Dengan tujuan pengantaran ke Perumahan Griya Asri Gandus Palembang.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved