Bogor Diterjang Longsor
Niat Rayakan Tahun Baru di Sukajaya Bogor, Mahasiswi Kebidanan Tak Bisa Pulang karena Longsor
Desti mengaku dia mengungsi sampai hari ketiga dan dia sama sekali tak bisa pulang karena akses jalan lumpuh tertutup longsor.
Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Ardhi Sanjaya
Di sekitar lokasi itu, kata dia, juga ada masjid lain yang dijadikan tempat pengungsian yang isinya bukan hanya warga Bogor, melainkan bercampur dengan pengungsi dari wilayah Banten.
Desti mengaku dia mengungsi sampai hari ketiga dan dia sama sekali tak bisa pulang karena akses jalan lumpuh tertutup longsor.
Di pengungsian pun, kata dia, di hari ketiga pasca longsor mulai banyak yang terserang penyakit.
"Banyak yang sakit, macem-macem, diare juga ada. Kita sih di sana lebih menbutuhkan makanan, soalnya warung-warung di sana gak bisa belanja, terisolir. Gak sinyal juga," katanya.
Desti mengaku bahwa dia dan rekannya Karina (22) yang juga ikut terisolir belum berani pulang sampai 3 hari terjebak.
Sampai akhirnya ada rombongan keluarga dan teman-temannya dari Bogor yang menjemput atas inisiatif sendiri.
"Kan kita udah bilang ke keluarga bahwa kita mau main ke Cileuksa, mereka (rombongan) datang inisiatif sendiri. Karena gak ada sinyal, gak listrik, HP juga pada mati semua," katanya.
Desti dan Karina harus menempuh waktu tempuh 6 jam lebih dengan jalan kaki untuk keluar dari daerah terisolir melewati jalan setapak yang terjal dan area lumpur timbunan longsor.