Cerita Gadis Diremas saat Pulang ke Kosan, Jeritan Korban sampai Terdengar ke Kamar Warga
Cerita Gadis Diremas saat Pulang ke Kosan, Jerita Korban sampai Terdengar ke Kamar Warga
Penulis: Damanhuri | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Nasib sial dialami dua orang gadis saat hendak pulang ke kosannya.
Gadis berinisial F (25) menjadi korban pelecehan seksual oleh orang yang tidak bertanggungjawab.
Korban yang saat itu berjalan kaki bersama temannya tak menyangka jika akan menjadi korban pelecehan seksual.
F yang saat itu berjalan kaki dengan temannya yang bernama Meysilia (25) menjerit histeris ketika tangan pelaku meraba bagian sensitifnya.
Bahkan, jeritan kedua wanita ini sampai terdengar ke dalam kamar warga yang tak jauh dari lokasi kejadian.
Mengutip TribunJatim.com, peristiwa itu terjadi saat korban berjalan kaki di Jalan Candi Kalasan RT 2 RW 10, Kelurahan Blimbing, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.
Saat ini, jalanan disekitar lokasi memang dalam keadaan sepi sebab habis turun hujan.
Teman korban, Meysilia (25) menceritakan, awalnya ia dan korban berinisial F (25) sedang berjalan kaki hendak menuju ke kos.
Saat itu, keduanya berjalan berdampingan sambil bermain HP hendak menuju tempat kos.
"Saat itu hari Minggu (26/1/2020) sekitar pukul 19.00, saya dan teman saya itu berjalan kaki sedang bermain handphone. Saat itu posisi saya berada di bagian kiri sedangkan teman saya itu berjalan di bagian kanan," ujarnya kepada TribunJatim.com, Selasa (28/1/2020).
Meysilia mengatakan bahwa kondisi jalan ketika kejadian sangatlah sepi.
"Tidak ada satupun orang yang melintas. Dan pos keamanan dekat lokasi kejadian yang biasanya dijaga oleh seorang petugas keamanan saat itu juga tidak ada orangnya," tambahnya.
Namun, tak disangka saat sedang asyik bermain handphone, tiba tiba dari arah belakang datang seorang pria tak dikenal menggunakan sepeda motor mendekati mereka.
"Kemudian teman saya F itu menoleh ke belakang. Saat menoleh itu, pria tersebut langsung meremas bagian sensitif dari teman saya," jelasnya.
• Kronologi Penculikan Bayi Umur 14 Bulan di Cipayung, Korban Dibawa Kabur di Depan Ayahnya

Kedua wanita ini pun sontak dua kaget dengan ulah pelaku.
Mereka tak bisa berbuat banyak selain berteriak agar mendapat bantuan dari warga sekitar.
"Dan saat kita berteriak, pria tersebut malah sempat menoleh dan melihat ke arah kita, sebelum akhirnya kabur," tambahnya.
Beberapa warga yang mendengar terikan kedua wanita ini langsung mendatangi korban.
"Warga itu bertanya memangnya ada apa dan mengapa berteriak. Lalu kita ceritakan apa yang telah menimpa kepada kita. Akhirnya beberapa warga berusaha menenangkan kita," jelasnya.
Dirinya juga mengungkapkan pada saat kejadian, pelaku tidak memakai masker atau penutup wajah.
"Jadi saat menoleh ke arah kita, sekilas terlihat mukanya. Pelaku terlihat masih muda, mungkin usianya sekitar 25 tahun," kata dia.
Jeritan Terdengar Hingga ke Kamar
Menurut warga sekitar, Guntur Nalendro (22) mengatakan kejadian pelecehan seksual tersebut terjadi pada Minggu, (26/1/2020) sekira pukul 19.15 WIB
"Saat itu saya sedang di kamar dan tiba-tiba ibu saya mendatangi saya. Ibu saya mendengar ada suara perempuan berteriak dan saya disuruh mengecek suara tersebut," ujarnya kepada TribunJatim.com, Selasa (28/1/2020).
• Yuyun Meninggal saat Bekerja, PT Transjakarta Klarifikasi Soal Kabar Melarang Pegawainya Izin Pulang
• 4 Fakta Sup Kelelawar, Kuliner Ekstrem Wuhan China yang Diduga Penyebar Virus Corona
Ia pun langsung bergegas keluar rumah untuk mengecek teriakan histeris tersebut.
Saat itu, Guntur melihat ada dua orang perempuan yang memakai jilbab sedang berjalan kaki di dekat sebuah sekolah dasar swasta yang ada di daerah itu.
"Salah satu perempuan itu terlihat menangis ketakutan, dan temannya itu merangkul dan berusaha menenangkannya," tambahnya.
Ia pun segera mendatangi dua orang perempuan itu dan bertanya mengapa menangis dan berteriak.
"Teman korban itu kemudian bilang kalau korban itu telah mengalami pelecehan seksual. Di mana area bagian sensitifnya telah dipegang dan diremas oleh seseorang," jujurnya.
Guntur Nalendro kemudian menanyakan ciri-ciri pelaku pelecehan seksual itu kepada teman korban tersebut.
"Katanya teman korban, pelakunya memakai helm hitam, pakai jas hujan ponco warna abu abu, dan memakai sepeda motor Honda Vario. Pelaku sendiri usai melakukan aksinya itu langsung kabur melarikan diri ke arah Jalan Borobudur," jelasnya.
• Siswi SMP yang Dikabarkan Hilang Ditemukan Tewas, Ayahnya Sempat Kasih Tahu Ini ke Pihak Sekolah
• Pulang Umroh, Zaskia Sungkar dan Irwansyah Langsung Jalani Program Hamil di Belanda: Doain Lancar

Ia pun lantas menyarankan kepada korban dan teman korban untuk segera melaporkan hal itu kepada pihak kepolisian.
"Saya kurang tahu apakah teman korban maupun korban sudah melapor ke polisi. Namun saya harap, mereka sudah melaporkan hal itu agar pihak kepolisian dapat segera mencari dan menindak pelaku," tandasnya
Kejadian Baru Pertamakali
Menurut warga sekitar, insiden yang dialami korban baru pertamakali terjadi.
Namun, warag tak memungkiri jika saat kejadian kondisi jalan memang dalam keadaan sepi.
Sebab, saat itu wilayah tersebut usai diguyur hujan deras.
"Setahu saya kejadian pelecehan ini baru pertama kali terjadi disini. Sebelumnya kondisi jalanan disini aman aman saja, mungkin saat itu kondisi sehabis hujan deras jadi kondisinya cukup sepi," kata Guntur, warga sekitar.
Menurut Guntur, disekitar lokasi kejadian memang ada pos security.
• Pengakuan Sopir Angkot yang Menculik Siswi SMA Lalu di Mutilasi, Sempat Minta Ditebus Rp 100 juta
Namun, saat kejadian petugas sedang tidak berada di pos.
"Namun memang tidak selalu stand by terus di pos keamanan yang berada di dekat lokasi kejadian itu. Petugas keamanan baru berjaga di pos tersebut sekitar pukul 20.30," jelasnya.
Teman korban, Meysilia (25) mengatakan bahwa kondisi jalan ketika kejadian sangatlah sepi.
"Tidak ada satupun orang yang melintas. Dan pos keamanan dekat lokasi kejadian yang biasanya dijaga oleh seorang petugas keamanan saat itu juga tidak ada orangnya," ujarnya kepada TribunJatim.com, Selasa (28/1/2020).
Ia juga menjelaskan kondisi jalanan yang kurang penerangan lampunya membuat pelaku pelecehan berani melakukan aksinya.
"Semoga lampu penerangannya dapat ditambah dan petugas keamanannya juga makin intens melakukan penjagaan di sekitar wilayah ini. Agar kejadian yang menimpa teman saya itu tidak terulang kembali dan pelaku tidak berani lagi melakukan aksinya kembali," harapnya.
(Tribun Jatim)