Cerita Siswa SMK Diseret Pria Misterius dari Kelas Lalu Dimasukkan ke Bagasi Mobil, Guru Tak Berdaya
Siswa SMK jadi korban dugaan pengeroyokan. Diserek pria mengaku polisi lalu dimasukkan ke dalam bagasi.
Penulis: Mohamad Afkar S | Editor: Damanhuri
TRIBUNNEWSBOGOR -- Kejadian tak terduga dialami seorang siswa SMK di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan yang tengah mengikuti pelajaran kelas.
Siswa SMK berinisial AM (16) ini diduga menjadi korban pengeroyokan.
Saat itu, siswa SMK tersebut tiba-tiba didatangi sejumlah pria mengaku polisi.
AM kemudian diseret hingga dimasukkan ke dalam bagasi mobil.
Peristiwa itu terjadi pada Jumat (21/2/2020) kemarin sekira pukul 13.30 Wita.
Kejadian tersebut bermula ketika siswa SMK tersebut tengah mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas.
Kemudian ada empat pria berpakaian preman tiba-tiba masuk ke dalam kelas dan mengeroyok korban.
Setelahnya, korban diseret keluar sekolah dan dimasukkan ke dalam bagasi mobil.
Kala itu, guru dan teman-teman korban tak dapat berbuat banyak untuk menolong korban.
Sebab, guru maupun teman-teman korban turut diancam pelaku.
"Guru yang mengajar saat itu tak mampu berbuat banyak karena pelaku ini mengancam guru dan rekan rekan korban," ujar Kepala SMK tempat AM bersekolah, Nurhadi saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Senin (24/2/2020).
Pengakuan korban diseret dari kelas
Korban merasa bingung atas apa yang dialaminya itu.
• Hilangkan Uban Cukup dengan Bawang Merah, Simak Caranya Gampang Lho !
• PNS Korban Banjir Jakarta Boleh Ambil Cuti 1 Bulan, Ini Syarat Lengkapnya !
Terlebih korban selumnya sakit dan baru kembali beraktivitas ke sekolah setelah pulih.
Korban menceritakan bahwa saat itu dirinya memang dimasukkan ke bagasi mobil.
Di dalam bagasi mobil, korban mendapat ancaman bakal dibawa ke Mapolres Gowa.
Namun ternyata korban justru dibawa ke sekitar RSUD Syech Yusuf lalu ditinggalkan.
"Dalam bagasi mobil dia suruh saya tunjukkan siapa yang pukul temannya. Hanya saya tidak tahu masalah, sebab saya baru datang ke sekolah habis sakit," kata AM yang dikonfirmasi Kompas.com di rumahnya.

Dari hasil pemeriksaan, para pelaku mengaku kepada polisi bahwa perbuatan mereka ingin balas dendam.
Namun, ternyata salah sasaran, sehingga mereka meninggalkan AM di rumah sakit.
Hasil penyelidikan sementara, para pelaku masuk ke sekolah melalui pintu belakang dengan cara merusak kunci pagar.
Para pelaku kemudian masuk ke dalam kelas dan memukuli korban serta menyeret korban masuk ke dalam bagasi mobil.
Korban mengalami luka di sekujur tubuh dan kini tengah telah menjalani rawat jalan.
Kesaksian paman korban
Seperti diwartakan Tribun Timur, paman korban, Alimuddin Padjaran mengungkapkan, pelaku berjumlah lima orang.
Ia mengungkapkan aksi kekerasan yang dialami ponakannya merupakan aksi premanisme.
• Detik-detik Istri Bunuh Suami di Kamar, Awalnya Pijat Korban Lalu Cemburu Dengar Ucapan Korban
• Maia Sapa Mantan di Final Indonesian Idol, Ahmad Dhani Buka Rahasia Lagu Cintakan Membawamu Kembali
Ali menceritakan, pada saat proses belajar berlangsung di kelas, tiba-tiba lima orang tak dikenal masuk ke sekolah.
Mereka disebutkan mengaku sebagai petugas kepolisian. Guru pun, katanya, tidak berdaya.
"Jadi petugas gadungan itu masuk ke ruang kelas 10 jurusan teknik komputer jaringan B," kata Ali kepada Tribungowa.com, Minggu (23/2/2020).
Guru kelas, kata Ali, sempat bertanya maksud kedatangan kelima orang tak dikenal itu.
Akan tetapi kelima orang itu bersikap kasar kepada guru kelas yang sedang mengajar.
"Mereka membentak dan meminta guru tidak ikut campur," ungkap Ali.
FOLLOW:
Ketika itulah, kata Ali, kekerasan terhadap ponakannya dilakukan.
ABR ditarik ke luar kelas oleh kelima pelaku. Korban pun dipukuli beramai-ramai.
"Korban diinjak, dipukuli lagi sampai tidak bisa berdiri," sesal Ali.
Aksi kekerasan disebutkan tak berhenti sampai di situ. Korban kembali dipukuli. Bahkan diseret ke luar sekolah.
Kelima pelaku mengangkat korban ke dalam bagasi mobil. Lalu dibawa pergi meninggalkan sekolah.
"Tidak ada yang bisa dilakukan. Guru beserta siswa yang lain tidak bisa berbuat apa-apa karena diancam," kata Ali.
• Naik Perahu Karet di Tengah Banjir, Yunarto Wijaya Pamer Foto Istri Pakai Baju Ahok: Sore Pak Anies
• Cerita Di Balik 40 Tahun Perjalanan Restoran Rindu Alam Puncak: Sempat Akan Dibongkar, Kini Tutup
"Jika terlibat, maka jiwa mereka pun ikut terancam," ujarnya.
Pelaku akhirnya ditangkap
Satreskrim Polres Gowa berhasil menangkap terduga pelaku aksi pengeroyokan terhadap siswa SMK Negeri 2 Sungguminasa.
"Benar, terduga pelaku telah kita amankan. Jumlahnya lima orang," kata Kepala Satreskrim Polres Gowa, AKP Jufri Natsir saat dihubungi Tribun, Minggu (23/2/2020).
Jufri mengatakan, dua terduga pelaku ditangkap para Sabtu (22/2/2020) tengah malam.

Sedang tiga orang sisanya ditangkap pada Sabtu (23/2/2020) hari ini.
Ia mengungkapkan dua dari lima terduga pelaku anak anak di bawah umur.
Keduanya tercatat sebagai seorang pelajar salah satu sekolah menengah di Kabupaten Gowa.
AKP Jufri Natsir mengungkapkan aksi pengeroyokan ini bermotif balas dendam.
Kelima pelaku mendatangi SMK korban karena mencari seorang siswa guna membalas dendam mereka, Jumat (21/2/2020).
Mereka datang mengendarai mobil Nissan Grand Livina berwarna hitam.
Jufri belum menjelaskan secara detail pembalasan dendam para pelaku.
Begitu tiba di lokasi, dua orang pelaku turun lalu masuk ke dalam kelas. Keduanya memukuli korban di dalam kelas.
Setelah itu, kedua pelaku menyeret korban keluar kelas. Pelaku lainnya menyeret korban ke dalam mobil lalu meninggalkan sekolah.
Di tengah perjalanan, pelaku sempat memberhentikan mobilnya. Ternyata korban yang mereka bekap dan pukul, bukan orang yang mereka cari.
"Pelaku memutuskan membawa korban ke Rumah Sakit Syekh Yusuf," terang AKP Jufri Natsir.
(TribunnewsBogor.com/Kompas.com/TribunTimur)