Siswi SMP Tewas Digorong-gorong Ternyata Dibunuh oleh Ayah Kandung, Pelaku Kesal Anak Minta Uang

Pelaku tega menghabisi nyawa anak kandungnya di rumah kosong karena meminta uang untuk study tur ke Bandung.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Damanhuri
KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA
Kepala Polres Tasikmalaya Kota AKBP Anom Karibianto merilis pengungkapan kasus siswi SMPN 6 Tasikmalaya yang tewas di gorong-gorong sekolahnya, Kamis (27/2/2020) siang. 

Ketika itu, sang ayah memyebut bahwa DS ada padanya dan meminta pihak sekolah tidak khawatir.

"Saat menanyakan ke ayahnya saat Jumat, ayahnya bilang anaknya sudah ada di rumahnya. Jadi, kami pun pihak sekolah sudah tenang waktu itu karena menganggap anak itu sudah sama ayahnya," ungkap Saefulloh.

 Polemik Tersangka Digunduli Dalam Kasus Susur Sungai Terungkap : Ini Memang Keinginan Kami

 Soroti Penggundulan Tersangka Susur Sungai, Sudjiwo Tedjo: Patutkan Mereka Diperlakukan Seperti Itu?

Karena merasa DS sudah ditemukan keberadaannya, pihak sekolah pun menghentikan pencarian.

Namun ternyata Saeful jusru mendapat kabar jika DS ditemukan meninggal dunia di gorong-gorong depan sekolah.

"Kami langsung kaget menerima kabar duka itu. Kami telepon ibu Kepala Sekolah, ternyata beliau pun sampai lemas mendengar kabar itu," terang Saeful.

Belakangan, ayah DS, Budi Rahmat (45) akhirnya angkat suara terkait kematian anaknya.

Budi menjelaskan alasan dirinya sempat menghilang tanpa kabar sejak anaknya ditemukan tak bernyawa di gorong-gorong.

"Kenapa saya seperti menghilang, karena saya masih syok, Pak, saya geumper (gugup) selama ini dan tak mau bertemu orang tak dikenal," katanya.

Budi pun mengungkapkan hal sebenarnya terkait pernyataanya kepada pihak sekolah DS.

Ayah korban Delis Sulistina (13) siswi SMPN 6 Tasikmalaya yang ditemukan tewas di gorong-gorong sekolah sempat tertangkap kamera pada malam hari pertama penemuan mayat di RSUD dr Soekardjo Tasikmalaya, Selasa (4/2/2020).
Ayah korban Delis Sulistina (13) siswi SMPN 6 Tasikmalaya yang ditemukan tewas di gorong-gorong sekolah sempat tertangkap kamera pada malam hari pertama penemuan mayat di RSUD dr Soekardjo Tasikmalaya, Selasa (4/2/2020). ((KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA))

Ia mengaku bahwa dirinya telah berbohong kepada guru anaknya bahwa anaknya ada bersamanya saat pihak sekolah mencari putrinya di tempat kerjanya.

Padahal, saat itu putrinya tidak ada bersamanya.

Budi pun menyebut jika dirinya saat itu hanya ingin guru DS segera pergi dari tempat ia bekerja.

"Supaya cepat saja, Saya lagi sibuk kereja dan supaya guru sekolah anak saya cepat pulang, waktu itu juga selain supaya guru itu cepat pulang, saya teringat kalau DS sedang bersama saya," ucapnya saat ditemui Kompas.com, Selasa (11/2/2020).

Di sisi lain, Budi pun mengaku dirinya adalah sosok pelupa.

Kondisi itu, lanjutnya, akibat dari ibunya kerap mengonsumsi obat-obatan saat mengandung dirinya.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved