Breaking News

Firasat sang Ibu Sebelum Polisi Ungkap Kasus Mayat Siswi SMP di Gorong-gorong: Saya Nangis

tersangka Budi Rahmat sudah diamankan polisi setelah polisi melakukan penyelidikan dan memeriksa keterangan saksi.

Penulis: Damanhuri | Editor: Damanhuri
kolase/Kompas.com/Tribun Jabar
Wati Fatmawati (46) ibunda siswi SMP yang anaknya ditemukan tewas di gorong-gorong 

Kronologi

Dilansir dari Kompas.com, Budi Rahmat mencekik anaknya sendiri hingga tewas karena kesal dimintai uang oleh korban untuk biaya study tour.

Sesuai informasi dari kepolisian setempat, kejadian bermula saat korban mendatangi tempat kerja ayahnya sepulang sekolah dengan menumpangi angkutan umum, Kamis (23/1/2020) sore.

Setibanya di tempat kerja pelaku, yaitu salah satu rumah makan di Jalan Laswi, Kota Tasikmalaya, korban bertemu dengan ayahnya dan meminta uang Rp 400.000 untuk study tour sekolahnya ke Bandung.

Pelaku memberi uang kepada korban Rp 300.000 kepada korban.

Sebagian di antaranya, Rp 100.000 hasil pinjaman dari bosnya.

Namun uang pemberian ayahnya tidak cukup untuk membayar biaya study tour yang totalnya Rp 400.000.

Korban pun kembali meminta kekurangannya.

Di sana lah pelaku emosi dan membawa korban ke rumah kosong lalu membunuhnya dengan cara dicekik.

"Karena korban merasa pemberian uang ayahnya kurang, korban dibawa ke rumah kosong dan sempat cekcok dengan pelaku. Lokasi rumah kosong itu dekat dengan tempat kerja pelaku sekaligus TKP pembunuhan terjadi," jelas Kepala Polres Tasikmalaya Kota AKBP Anom Karibianto saat konferensi pers, Kamis (27/2/2020) siang.

Pengakuan ayah dari siswi SMP yang ditemukan tewas di gorong-gorong terkait kematian anaknya dianggap psikolog tak rasional.
Pengakuan ayah dari siswi SMP yang ditemukan tewas di gorong-gorong terkait kematian anaknya dianggap psikolog tak rasional. (KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA/TribunJabar/ist)

Setelah diketahui meninggal, pelaku sempat membiarkan mayat anaknya di sebuah ruangan kamar rumah kosong tersebut.

Ia kemudian kembali bekerja sekitar pukul 16.00 WIB, Kamis (23/1/2020) sore.

Setelah selesai bekerja sekitar pukul 21.00 WIB di hari yang sama, pelaku kembali ke TKP untuk menyembunyikan mayat anaknya di gorong-gorong sekolah korban, SMPN 6 Tasikmalaya.

"Tujuan pelaku menyembunyikan mayat anaknya di gorong-gorong sekolahnya supaya dikira bahwa kematian anaknya karena kecelakaan," tambah Anom.

 Ini Alasan Sang Ayah Sembunyikan Jasad Anaknya di Gorong-gorong, Sempat Cekcok di Rumah Kosong

"Mayat korban didorong-dorong dipaksa masuk ke gorong-gorong itu sampai ke dalam sekitar 2 meter. Saat kejadian tak ada saksi mata yang melihat karena kondisinya hujan deras," ungkap Anom.

Sampai saat itu, korban dikabarkan hilang dan sempat dicari oleh ibunya dan pihak sekolah.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved