Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Siswi SMP Bunuh Bocah 6 Tahun

Kisah Dibalik Pembunuhan Gadis Kecil Oleh Siswi SMP: Dikenal Pendiam, Pelaku Tinggal Bareng Ibu Tiri

Gadis remaja berusia 15 tahun itu tega menghabisi nyawa seorang bocah yang tak lain adalah tetangganya.

Penulis: Damanhuri | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
kolase Kompas.com/INtgaram @poppyamalya
kasus pembunuhan bocah oleh siswi SMP 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Kisah mengiris hati terjadi di wilayah Sawah Besar, Jakarta Pusat.

Insiden maut yang menewaskan gadis kecil berusia 5,5 tahun itu rupanya menyimpan cerita dibalik pembunuhan sadis yang dilakukan oleh seorang siswi SMP berinisial NF.

Gadis remaja berusia 15 tahun itu tega menghabisi nyawa seorang bocah yang tak lain adalah tetangganya.

NF pun kini telah menyerahkan diri ke pihak yang berwajib setelah menghabisi nyawa bocah kecil berinisial APA.

NF mendatangi kantor polisi dan menceritakan apa yang telah ia perbuat kepada sang bocah malang tersebut.

Jasad gadis kecil malang itupun kini telah dimakamkan oleh pihak keluarganya setelah dilakukan otopsi oleh petugas.

Korban akrab dengan adik pelaku

Kartono (40) orang tua korban tak menyangka anaknya dibunuh oleh NF, remaja SMP berusia 15 tahun.

Menurut Kartono, gadis kecilnya cukup akrab dengan adik NF yang berusia 4 tahun lantaran sering bermain bersama di rumah NF ketika ibunya kerja.

"Saya enggak sangka, anak saya di situ sudah lama bertetangga. Sudah lama. Biasa (APA) main dengan adiknya umur 4 tahun," kata Kartono saat ditemui di rumahnya, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Sabtu (7/3/2020) mengutip Kompas.com.

Misteri Catatan Maut Siswi SMP yang Bunuh Bocah 6 Tahun Terungkap, Pelaku Diduga Simpan Dendam

Kronologi Siswi SMP Bunuh Bocah 6 Tahun, Terinspirasi Film Hingga Misteri di Buku Catatan Pelaku

Kartono ayah dari APA korban pembunuhan oleh tetangga sendiri
Kartono ayah dari APA korban pembunuhan oleh tetangga sendiri (KOMPAS.com/ BONFILIO MAHENDRA WAHANAPUTRA LADJAR)

Kartono dan istrinya pun percaya saja dan tak menaruh curiga ketika putrinya yang berinisial APA bermain dengan NF.

Menurut Kartono, NF memiliki karakter yang pendiam.

Karena itu juga ia berprasangka baik sebab umur NF dan adiknya cukup jauh.

"Kalau akrab kan dia (APA) main sama adiknya (NF). Kalau enggak ada, dia enggak ajak main juga gitu, kalau ada ya main. Enggak melihat ada yang aneh, udah main biasa lama juga," kata Kartono.

Gadis Kecilnya Tewas Dibunuh Siswi SMP di Bak Mandi, Ibu Korban Bilang Anaknya Masih di Rumah

Terinspirasi adegan film

Tersangka NF (15) membunuh APA (5) karena terinsipirasi adegan film pembunuhan.

APA dibunuh di rumah NF di daerah Sawah Besar, Jakarta Pusat, Kamis (5/3/2020) kemarin.

Mengutip Tribun Jakarta, dirumah tersebut NF tinggal bersama ayah kandung dan ibu tirinya.

Belum diketahui secara pasti dimakan keberadaan ibu kandung NF.

Awal mula kejadia pembunuhan sadis itu ketika korban APA berkunjung ke rumah tersangka.

Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Heru Novianto mengatakan jika kasus pembunuhan bocah berusia 6 tahun di Sawah Besar berawal dari pelaku NF (16) yang melaporkan diri ke polisi dan mengaku telah membunuh.

Atas kejadian itu, Polisi pun langsung melakukan pengecakan dan mendapati korban APA (6) di dalam lemari dengan kondisi badan dan tangan terikat.

"Jadi dia melaporkan diri dan mengaku saya telah melakukan pembunuhan, lapornya di Polsek Metro Tamansari," kata Kombes Pol Heru Novianto lokasi kejadian, Jumat (6/3/2020).

Rencana Siswi SMP Bunuh Bocah 6 Tahun, Terinspirasi Cerita Misteri dan Film di Buku Catatan Pelaku

Gambarkan Wanita Menangis Terikat Sebelum Bunuh Bocah, Siswi SMP Curhat Pilu singgung perlakuan sang ayah
Gambarkan Wanita Menangis Terikat Sebelum Bunuh Bocah, Siswi SMP Curhat Pilu singgung perlakuan sang ayah (kolase TribunJakarta/Youtube Kompas TV)

Menurut Heru pelaku cukup tega melakukan aksi pembunuhan ini, sebab dari olah TKP dan keterangan pelaku, NF yang juga seorang remaja putri ini menghabisi bocah 6 tahun itu dengan menyelupkan kepala korban ke dalam air.

"Cara menghilangkan nyawanya yaitu dimasukan ke dalam bak. Jadi si anak di ajak ke kamar mandi kemudian disuruh mengambil mainan yang ada di dalam, lalu di tenggelamkan kepalanya," katanya.

Setelah korban lemas, diangkat begitu saja, kemungkinan korban tewas karena kehabisan oksigen, selanjutnya pelaku mengikatnya dan diletakan di dalam lemari.

"Awalnya mau dibuang karena sudah menjelang sore akhirnya disimpan di dalam lemari. Setelah disimpan dalam lemari. Besok paginya si tsk ini akan membuang tapi bagaimana caranya dia bingung," katanya.

Keesokan harinya, pelaku berusaha beraktifitas seperti biasa pergi ke sekolah, namun rupanya pelaku juga membawa baju penganti di dalam tas, korban sempat binggung untuk membuang jasa korban.

Seketika itu, pelaku pun akhirnya mengurungkan niatnya berangkat sekolah meski sudah berada di luar rumah, pelaku langsung menganti pakaian dan melaporkan diri jika telah melakukan pembunuhan ke Polsek Tamasari.

"Akhirnya dia berangkat ke sekolah pakai seragam. Tapi ditengah jalan dia tidak sekolah dan berganti pakaian yang sudah disiapkan dan pada saat itu dia melaporkan diri," paparnya.

Setelah laporan itu Polsek Metro Tamasari sempat mendatangi lokasi, namun karena lokasi berada di Jakarta Pusat akhirnya dilimpahkan ke Polsek Sawah Besar.

"Setelah dicek tkp ternyata ini wilayahnya sawah besar. Dari Polsek Metro Tamansari menghubungi Saber dan melakukan pengecekan diselidiki pak kapolsek dan benar di dalam lemari itu ada sosok mayat," ucapnya. (JOS)

Mayat bocah itu ditemukan dalam keadaan terikat tali tambang.

deret curhatan pelaku NF, siswi SMP yang bunuh bocah 6 tahunm, gambarakan wanita menangis dan terikat
deret curhatan pelaku NF, siswi SMP yang bunuh bocah 6 tahunm, gambarakan wanita menangis dan terikat (kolase Kompas TV)

Tidak Menyesal

Heru menyebut, dari hasil pemeriksaan sementara, pelaku mengaku sadar saat melakukan tindakan tersebut dan tak menyesalinya.

"Ini masih dalam pendalaman karena ini sedikit unik. Si pelaku ini dengan sadar diri dia menyatakan telah membunuh dan menyatakan tidak menyesalinya, bahkan merasa puas," kata Heru.

(Kompas.com/Tribun Jakarta)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved