Siswi SMP Bunuh Bocah 6 Tahun

10 Dokter Dilibatkan untuk Ungkap Kejiwaan Siswi SMP yang Bunuh Bocah, Polisi: Jawabannya Masuk Akal

NF ditahan setelah menyerahkan diri ke polisi dan mengaku membunuh gadis kecil anak dari tetangganya sendiri.

Penulis: Damanhuri | Editor: Ardhi Sanjaya
TribunJakarta/Instagram
Gambar buata siswi SMP yang bunuh bocah 6 tahun di Sawah Besar, Jakarta 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Dokter ahli kejiwaan masih melakukan analisa terkait kejiwaan siswi SMP berinisial NF yang telah membunuh bocah berusia 5 tahun.

Gadis remaja berusia 15 tahun itu kini ditahan aparat kepolisian.

NF ditahan setelah menyerahkan diri ke polisi dan mengaku membunuh gadis kecil anak dari tetangganya sendiri.

Seperti diketahui, insiden pembunuhan yang dilakukan oleh seorang siswi SMP kepada seorang gadis kecil berinisial APA cukup menjadi perhartian publik.

Sebab, cara yang dilakukan oleh pelaku terbilang cukup sadis.

Korban ditenggelamkan di bak mandi kemudian jasadnya disimpan di dalam lemari rumah NF yang berlokasi dikawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat.

Saat ini, proses hukum yang tengah dijalani oleh pelaku sampai pada tahap pemeriksaan kejiwaan.

Kemarin, Senin (9/3/2020), NF diperiksa kejiwaannya oleh tim dokter.

Bahkan, 10 dokter ahli psikologi dan psikiater dilibatkan untuk mengungkap kondisi kejiwaan dari gadis remaja tersebut.

Kombes Pol Heru Novianto baru-baru ini membeberkan kondisi terkini sang pelaku pembunuhan.

Diakui Heru, NF, tersangka pembunuhan bocah 6 tahun tampak tenang.

Semenjak dua hari ditahan di kantor polisi yakni sejak Sabtu (7/3/2020), NF tampak tidak gelisah dan resah.

Kisah Dibalik Pembunuhan Gadis Kecil Oleh Siswi SMP: Dikenal Pendiam, Pelaku Tinggal Bareng Ibu Tiri

Reaksi Siswi SMP Setelah Membunuh Bocah 6 Tahun, Tenang & Sempat Update Status, Tetangga Heran
Reaksi Siswi SMP Setelah Membunuh Bocah 6 Tahun, Tenang & Sempat Update Status, Tetangga Heran (TribunNewsmaker.com Kolase/ TribunJakarta/ Facebook)

Bahkan menurut Heru, sikap NF sama seperti remaja biasa, seolah tak punya beban.

"Semenjak di kantor kami dua hari ini, kalau kita lihat perilaku dari tersangka ini, tidak ada kegelisahan, tidak ada resah, atau tidak ada galau, seperti biasa," pungkas Heru Novianto.

Sikap wajar dan tenang yang ditunjukkan pelaku pun pada akhirnya memudahkan semua proses hukum yang tengah berjalan.

Malahan saat diperiksa, NF menjawab setiap pertanyaan yang berkenaan kasusnya dengan lugas.

Diungkap pihak kepolisian, NF menjawab semua pertanyaan polisi dengan jawaban yang masuk akal.

Diakui pula, NF memberikan jawaban yang to the point terkait kasus pembunuhan yang ia lakukan.

"Tersangka ini (ketika) ditanya selalu menjawab. Dan jawabannya reality (masuk akal), tidak berbelit-belit. Dan memang tidak susah kita untuk komunikasinya," kata polisi.

Libatkan 10 Tim Dokter

Ada sekitar 10 dokter yang dilibatkan dalam menganalisa kejiwaan NF.

Dilansir dari TribunJakarta.com, pemeriksaan tak hanya dilakukan lewat cara bertanya kepada NF, tapi juga ke orang tua, anggota keluarga, dan orang terdekat.

Yakni tergantung pada gejala apa yang hendak dipastikan dokter psikiatri jiwa forensik RS Polri Kramat Jati terhadap NF.

"Sesuai kaidah kedokteran, kita tim dalam hal ini dari dokter psikiater. Ada tim dari pskilog, ada dokter spesialis lainnya," ujar dr. Rianna.

Kronologi Siswi SMP Bunuh Bocah 6 Tahun, Terinspirasi Film Hingga Misteri di Buku Catatan Pelaku

Temukan Tanda Ini di Buku Curhat Siswi SMP yang Bunuh Bocah, Grafolog : Waspada Bagi Orang Tua

Kepala tim dokter jiwa forensik RS Polri Kramat Jati Henny Riana saat memberi keterangan, Senin (9/3/2020)
Kepala tim dokter jiwa forensik RS Polri Kramat Jati Henny Riana saat memberi keterangan, Senin (9/3/2020) (kolase Youtube dan TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA)

Jumlah dokter ahli yang terlibat dalam observasi selama maksimal 14 hari kerja disebut dr. Rianna berkisar 10 orang.

Dia menuturkan wawancara mendalam yang dilakukan dokter psikiatri jiwa forensik tak sekedar wawancara.

Tim dokter sudah menyusun pertanyaan terstruktur yang bertujuan 'mengorek' sosok ABG berstatus tersangka.

"Kalau wawancara psikiatri lebih terstruktur, ada hal-hal tertentu yang kita cari. Gejala-gejala tertentu," tuturnya.

Lebih lanjut dilansir dari tayangan wawancara TV One, dr. Rianna pun mengungkap perihal dialog yang ia lakukan ketika bertemu NF.

Dokter spesialis Kejiwaan RS Polri itu bercerita bahwa proses pemeriksaan terhadap NF masih dalam tahap awal.

Yakni dengan cara mengenalkan tim dokter kepada pelaku sebelum berdialog.

"Kita baru pemeriksaan tahap awal, baru pemeriksaan yang masih awal. Kita pendekatan antara dokter dan terperiksa atau pasien," ungkap dr.Rianna dilansir pada Selasa (10/3/2020).

Setelah memperkenalkan diri satu persatu, tim dokter pun berdialog dengan pelaku sesuai prosedur yang ada.

Namun saat proses pemeriksaan, tim dokter tidak serta merta bertub-tubi memberikan pertanyaan.

"Satu persatu (perkenalkan dokter ke pelaku). Kalau semuanya dikenalkan rame-rame belum tentu, anak ini kalau dikerubutin rame-rame kan enggak seperti itu, ya satu persatu membuat orang nyaman," pungkasnya.

Kisah Dibalik Pembunuhan Gadis Kecil Oleh Siswi SMP: Dikenal Pendiam, Pelaku Tinggal Bareng Ibu Tiri

Rumah remaja perempuan yang membunuh bocah 5 tahun di kawasan Sawah Besar.(TRIBUNJAKARTA.com/DIONISIUS ARYA BIMA SUCI
Rumah remaja perempuan yang membunuh bocah 5 tahun di kawasan Sawah Besar.(TRIBUNJAKARTA.com/DIONISIUS ARYA BIMA SUCI (TRIBUNJAKARTA.com/DIONISIUS ARYA BIMA SUCI)

Di pemeriksaan perdana ini, tim dokter hanya memberikan pertanyaan yang sifatnya masih awal.

Hal itu diharapkan bisa membuat pelaku terbuka kepada tim dokter.

"(Pemeriksaan) awal ini tentu tidak semua kita tanyakan secara langsung ya, jadi perlahan-lahan. Karena pertanyaan yang bertubi-tubi juga membuat orang enggak nyaman. Jadi nanti dia kurang kooperatif," katanya lagi.

Terbukti, ketika diberi pertanyaan dan diajak berdialog oleh tim dokter, pelaku diakui masih mau menjawabnya dengan tenang.

dr. Rianna pun mengaku bahwa pelaku tampak kooperatif ketika kejiwaannya diperiksa.

"Sekarang sih masih kooperatif," imbuh dr. Rianna.

(TribunnewsBogor.com/Tribun Jakarta)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved