Teror Virus Corona
Viral Kades di Wonosobo Sumbangkan Gajinya untuk Tangani Virus Corona: Tidak Ada Niat Cari Sensasi
Kades di Kabupaten Wonosobo ini menyumbangkan gajinya Rp 4 juta untuk menangani virus corona di wilayahnya.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Ardhi Sanjaya
TRIBUNNEWS.COM -- Merebaknya virus corona di Indonesia membuat beberapa pihak melakukan penggalangan dana untuk membantu penanganan Covid-19.
Seperti yang dilakukan beberapa selebgram dan artis Tanah Air yang menyumbang dan menggalang dana untuk membeli alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis.
Tak hanya itu, ada juga seorang pejabat desa yang menyumbangkan gajinya untuk penanganan virus corona.
Seperti yang dilakukan oleh Kepala Desa di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Badarudin.
Hal itu berawal dari sebuah video yang memperlihatkan Badarudin mengaku akan sumbangkan gajinya untuk penanganan virus corona, viral di media sosial Instagram, Rabu (25/3/2020).
Unggahan tersebut salah satunya dibagikan oleh akun Instagram @magelang_raya.
Hingga Kamis (26/3/2020) siang, unggahan tersebut telah dilihat lebih dari 6.000 kali.
Video tersebut juga mendapat banyak komentar bernada pujian dari Warganet.
Dalam unggahannya juga terdapat narasi.
"Kades Talunombo, Kecamatan Sampuran,Kabupaten Wonosobo,Jateng, donasikan gajinya satu bulan untuk penanganan virus corona,
dia juga mengajak seluruh elemen yg mendapat gaji dari negara terutama pejabat di Kabupaten Wonosobo melakukan hal sama demi meringakan beban negara," tulis akun tersebut.
• Cerita Dokter di Surabaya Tertular Covid-19, Berawal Ketidaksengajaan Pasien Corona di Toilet
• Kenangan saat Ibunda Jokowi Menangis Lihat Kejutan dari Putranya, Mendiang : Aduh Saya Dikerjain
Dilansir dari Kompas.com, saat dihubungi langsung, Kades Talunombo, Badarudin mengatakan, orang yang ada dalam video yang saat ini telah viral tersebut adalah benar dirinya sendiri.
Badarudin menjelaskan, latar belakangnya membuat video tersebut semata-mata karena ingin membantu meringankan beban pemerintah dalam menangani wabah virus corona.
"Hanya ingin membantu pemerintah dengan menyumbangkan satu bulan gaji saya untuk meringankan beban negara," kata Badarudin saat dihubungi Kompas.com, Kamis (26/3/2020).
Lebih lanjut, gaji yang ia dapatkan sebagai kades selama satu bulan yakni sebesar Rp 4.000.000.
Adapun video tersebut sebelumnya ia buat pada Senin, 23 Maret 2020.
Selain itu, imbuh Badarudin, ia juga mengajak rekan-rekan perangkat desa, kades, PNS, DPR, DPRD dan semua yang mendapat gaji dari negara, untuk ikut serta menyumbangkan gaji mereka masing-masing.
Melemahnya ekonomi
Ia mengatakan, apabila seluruh perangkat desa, kades, PNS, DPR, DPRD dan semua yang mendapat gaji dari negara bisa menyumbangkan gajinya meski hanya beberapa persen, maka akan terkumpul jumlah yang tidak sedikit.
Apa yang terjadi saat ini, imbuhnya merupakan ancaman kemanusiaan, dan dapat berdampak luas pada melemahnya perekonomian.
"Bukan masalah besar kecil gaji yang disumbangkan, namun untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat luas," lanjut dia.
Nantinya, gaji yang ia sumbangkan ditujukan untuk membentuk tim pencegahan khusus di wilayahnya.
• Peneliti ITB Prediksi Virus Corona Akan Berakhir Akhir April 2020, Begini Penjelasannya
• Detik-detik Ibunda Jokowi Wafat: Ingin Segera Shalat Ashar, Keluarga Sempat Foto Bersama Almarhum
Dana tersebut akan digunakan untuk pengadaan hand sanitizer, penyemprotan disinfektan, dan sosialisasi kepada warga terkait antisipasi virus corona.
Ketika disinggung apakah keluarganya mengetahui bahwa dirinya menyumbangkan satu bulan gajinya tersebut, ia menjawab dengan terbuka.
"Mereka (keluarga) sangat men-support dan mengizinkan. Tidak ada niatan mencari sensasi, hanya tergugah untuk kemanusiaan dan bela negara," imbuhnya.
Dedi Mulyadi Setuju Gaji Pejabat Negara Dipotong untuk Penanganan Corona
Anggota DPR RI dari Fraksi Golkar, Dedi Mulyadi setuju semua gaji anggota DPR diptong untuk membantu penanganan wabah virus corona atau Covid-19.
Dedi mengatakan, jumlah gaji yang dipotong bisa sampai separuh.
"Saya setuju usulan pemotonga gaji para anggota DPR separuh dan dananya disalurkan ke rumah sakit rujukan di dapil masing-masing," kata Dedi kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis (26/3/2020).
Namun, kata Dedi, pemotongan gaji jangan hanya berlaku untuk anggota DPR, tetapi juga untuk semua pejabat di negeri ini, mulai tingkat menteri, gubernur, bupati hingga wali kota.
"Karena negeri ini perlu teladan," kata mantan bupati Purwakarta ini.
Untuk APD dan stimulus
Menurut Dedi, uang itu bisa dialokasikan untuk membeli kebutuhan perlengkapan tenaga medis yang menangani corona, seperti alat pelindung diri (APD).
Sebagian diberikan kepada tenaga medis sebagai stimulus.
• Kena Dampak Wabah Covid-19, Pedagang Kecil hingga Pengemudi Online Bakal Diberikan BLT
• Begini Cara Membersihkan HP agar Terbebas dari Virus Corona
Khusus anggota DPR, kata Dedi, dana dari pemotongan gaji jangan tersentral di pusat.
Tetapi dikumpulkan untuk langsung disumbangkan ke rumah sakit rujukan di daerah masing-masing.
"Tinggal dibagi. Anggota DPR berapa sih di daerah. Tinggal keridhaannya didata. Uangnya mau diserahkan ke RS mana. Bikin daftar RS, lalu isi. Penggunaan uangnya untuk pembelian APD dan stimulis tenaga medis," kata Dedi.
Dedi juga mengimbau tes corona atau rapid test untuk pejabat, mulai anggota DPR, menteri hingga pejabat di daerah harus dilakukan di akhir.
Ia meminta dahulukan pemeriksaan untuk masyarakat dan tenaga medis.
Konsekuensi Jadi Pejabat
"Kalau kita mau berpihak pada phblik, maka seluruh pejabat itu diperiksanya nanti belakangan. Semuanya, bukan hanya anggota DPR, tetapi untuk semua para pejabat negara. Periksa terlebih dahulu masyarakat, perawat dan tenaga medis," kata Dedi.
Menurutnya, sudah menjadi konsekuensi jabatan bahwa para pejabat harus mendahulukan kesehatan publik.
Kata Dedi, pejabat itu ibarat ibu yang bangun lebih pagi dan memasak, tetapi makannya belakangan.
Setelah memastikan semua anaknya makan, baru dia makan.
"Itu yang dilakukan ibu kita dulu," katanya.