Teror Virus Corona
Ridwan Kamil Sarankan Masyarakat Pakai Masker Kain: Masker Bedah Untuk yang Sakit dan Tenaga Medis
Menurut Ridwan Kamil, masyarakat yang sehat bisa menggunakan masker kain untuk menegah virus corona.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Damanhuri
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Gubernur Ridwan Kamil menyarankan masyarakat untuk memprioritaskan masker bedah untuk orang yang sakit dan tenaga medis.
Apalagi saat ini ketersediaan masker bedah di pasaran semakin langka.
Sebab, setiap harinya banyak orang yang membeli masker bedah ini untuk dipakai sehari-hari.
Dengan adanya kelangkaan ini, Ridwan Kamil pun menyarangkan warga untuk menggunakan alternatif lain.
Sehingga, masker bedah yang sudah langka itu bisa digunakan untuk orang yang benar-benar membutuhkan.
Untuk itu, bagi masyarakat yang ingin membeli dan mengenakan masker, bisa menggunakan altertif lain.
Alternatif lain itu yakni masker kain yang sudah banyak dijual di pasaran.
Menurut Ridwan Kamil, masker kain juga bisa menahan partikel hingga 70 persen.
Sehingga masyarakat yang tidak sakit bisa menggunakannya untuk mencegah virus corona.
Jangan sampai, kata dia, para pasien dan tenaga medis jadi kehabisan habis dibeli oleh masyarakat yang sehat.
• Cara Membuat Hand Sanitizer Sesuai Anjuran WHO, Ini Bahan yang Dibutuhkan
• Bantu Dokter Lawan Covid-19, Hengky Kurniawan Rela Rumahnya Jadi Tempat Ini, Sahabat : Masya Allah
"PESAN
Masker bedah yang saat ini langka sebaiknya diprioritaskan untuk mereka yang sakit, dokter dan para tenaga kesehatan.
Mereka yang sehat dan ingin membeli, bisa menggunakan masker kain yang masih bisa menahan partikel hingga 70 %.
Jangan sampai yang sakit, para dolter dan tenaga kesehatan kehabisan masker bedah karena habis dibeli oleh mereka yang sehat.
Semoga menjadi maklum," tulisnya.
Aturan Pakai dan Efektifitas Masker Kain, Bedah dan N95
Sebagai upaya antisipasi corona tanpa menghabiskan ketersediaan masker bedah dan N95 untuk tenaga medis, banyak masyarakat yang lantas membuat masker sendiri dari kain.
Hal ini juga menjadi perhatian dr Erlina Burhan, Sp.P(K), M.Sc, pH.D - Dokter spesialis paru RS Umum Pusat (RSUP) Persahabatan.
Berbicara mengenai Protokol Pemakaian Masker di kantor Graha BNPB dan disiarkan Live pada hari ini (1/4/2020), dr Erlina membahas berbagai macam masker, mulai dari masker kain hingga facepiece respirator.
• Jenazah Mantan Anggota DPRD Ditolak karena PDP Corona, Ketua RW: Jangan Dikubur di Tengah Masyarakat
• Dokter Forensik Ungkap Kejanggalan Mayat Gadis di Semak-semak, Korban Disetubuhi Saat Tak Berdaya
Berikut paparannya:
1. Masker kain
Masker kain boleh digunakan oleh masyarakat yang sehat di tempat umum, tetapi dengan catatan tetap menjaga jarak aman 1-2 meter.
Sementara itu, petugas kesehatan tidak disarankan menggunakan masker kain.
Sebab, masker kain tidak bisa memproteksi dari partikel berukuran kecil, hanya partikel besar saja.
Untuk partikel berukuran 3 mikron, masker kain hanya mampu memfiltrasi 10-60 persen.
Selain itu, masker kain juga memiliki tingkat kebocoran yang tinggi.
"Perlindungan terhadap droplet, ya ada. Tapi tidak ada perlindungan terhadap aerosol atau partikel yang airborne (mengapung di udara)," ujar dr Erlina.
Keuntungannya, masker kain bisa dipakai berulang, tetapi dengan dicuci terlebih dahulu menggunakan deterjen dan air hangat yang bisa mematikan virus, termasuk virus corona.
• Akui Anak Nikita Mirzani Darah Dagingnya, Dipo Latief: Saya Kan Pengen Adzanin
• Ini Tips Mengurangi Ngemil di Masa Isolasi Pandemi Covid-19
2. Masker Bedah
Masker bedah boleh dipakai oleh masyarakat hanya jika ada gejala gangguan pernapasan, seperti bersin, batuk dan nyeri tenggorokan.
Petugas medis juga boleh memakai masker bedah ini di tempat pelayanan kesehatan yang tidak mengharuskan tenaga medis berkontak erat dan langsung dengan pasien yang sangat menular.
Masker bedah bisa melindungi dari droplet yang dikeluarkan oleh orang lain, tetapi tidak bisa melindungi dari partikel yang bersifat aerosol atau airborne.
Untuk partikel berukuran 0,1 mikron, masker bedah efektif memfiltrasi 30-95 persen.
Namun, tetap ada kebocoran, khususnya dari samping, karena tidak sempurna menutupi wajah.
Dokter Erlina juga mengingatkan untuk tidak berulang kali menggunakan masker bedah karena masker ini hanya bisa dipakai sekali.
Bila masker bedah sudah basah karena droplet, masker juga harus diganti dengan yang baru.
3. Masker n95
Masker N95 hanya diperuntukkan bagi tenaga medis yang harus kontak langsung, erat dan dekat dengan pasien yang tingkat infeksiusnya sangat tinggi, seperti pasien virus corona.
Masker ini memiliki proteksi yang sangat baik terhadap droplet, partikel aerosol dan airborne.
Sesuai namanya, masker ini bisa memfiltrasi partikel berukuran 0,1 mikron sampai 95 persen.
Selain itu, tidak ada kebocoran dari masker ini bila dipakai dengan baik.
Seperti masker bedah, masker N95 sebetulnya disarankan untuk sekali pakai saja.
Namun, apabila ada kelangkaan, masker ini bisa dipakai berulang dengan tata cara khusus. (TribunnewsBogor.com/Kompas.com)