Teror Virus Corona
Keluh Kesah Pemotong Rambut di Depok saat Covid-19 Merebak, Akui Takut Terinfeksi: Tapi Harus Kerja
Seorang pemotong rambut di sebuah barbershop Kota Depok bercerita soal profesinya di tengah pandemi Covid-19.
Di hari biasa, rata-rata pelanggannya sekitar 20 orang setiap hari.

Saat weeekend, Sabtu-Minggu atau tanggal merah, pelanggannya yang memotong rambut bisa mencapai 40 orang.
"Sekarang ini paling sehari cuma 4 sampai 5 orang. Hari Minggu lalu rekor, bisa tujuh orang yang datang ke sini," ujarnya.
Biaya potong rambut di Barbershop tersebut Rp 40 ribu sudah termasuk cuci rambut dan pemakaian hair tonic.
Sebagai pekerja, Ardi mengaku digaji harian sebesar Rp 150 ribu per hari.
"Nggak tahu kalau makin sepi pelanggannya," ujarnya.
Ardi juga tahu istilah lockdown. Menurutnya, lockdown itu artinya warga tidak boleh ke luar rumah.
"Kalau jadi di lockdown, pelanggan enggak boleh datang ke Barbershop dong. Terus gimana nasib saya," lanjutnya.
• Demi Cegah Virus Corona, Ini 12 Makanan yang Bisa Bantu Tingkatkan Kekebalan Tubuh
• Hobi Olahraga, Kaesang Lakukan Hal Ini Agar Tempat Gym Mau Buka Setelah Subuh, Sang Youtuber Tertawa
Bekerja di tengah ancaman virus corona sebenarnya juga membuat nyali Ardi juga ciut.
Namun karena kebutuhan hidup, maka ia tetap bekerja meski harus bersentuhan secara langsung dengan pelanggan yang dipotong rambutnya.
Oleh karena itu, ia selalu memakai masker, rajin mencuci tangan dengan hand sanitizer serta minimal sehari sekali menyemprot ruangan kerjanya dengan disinfektan.
"Takut sih terkena Corona. Tapi saya harus bekerja," ujarnya.
Ardi pun mematuhi imbauan pemerintah untuk berdiam diri di rumah.
Makanya, ia tak pernah ke luar dari ruko tempat bekerja sekaligus tempat tinggalnya.
Ia pun juga memilih memasak sendiri untuk menghindari kerumunan orang di warung tempat makan.