Bocah 5 Tahun di Surabaya Tiba-tiba Hilang Saat Ikut Ibu Beli Pulsa, Sehari Kemudian Ditemukan Tewas
N (5) tiba-tiba saja menghilang saat ikut dengan sang ibu beli pulsa di Jalan Tambak Mayor Asemrowo, Surabaya, Jawa Timur.
Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Vivi Febrianti
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Seorang bocah laki-laki berusia 5 tahun tiba-tiba saja menghilang saat ikut dengan ibunya beli pulsa.
N (5) tiba-tiba saja menghilang saat ikut dengan sang ibu beli pulsa di Jalan Tambak Mayor Asemrowo, Surabaya, Jawa Timur.
Warga sekitar, Nunik Wijayanti (35) menceritakan dari rumah korban ke kios pulsa berjarak sekitar 1 kilometer.
"Dari rumah ke beli pulsa jaraknya 1 kilometer karena memang jauh," kata Nunik dikutip dari Surya.
Nunik mengatakan saat sedang membeli pulsa, sang ibu, R sengaja mendudukan N di atas pembatas gorong-gorong sampung kios pulsa.
Namun saat R kembali, N sudah menghilang.
R hanya menemukan sepasang sandal milik N.
Informasinya, kata Nunik, N tercebur ke gorong-gorong.
"Ada informasi, anaknya didudukan di badukan (pembatas parit) sampingnya konter. Ada yang tahu anaknya tercebur," tuturnya.
Saat itu gorong-gorong memang sedang penuh air sedalam 1 meter pasca air hujan.
R kemudian mencari kebaradaan N di area parit.
Tim Rescue dari Dinas PMK Surabaya, Satpol PP Surabaya dan Tim Search and Rescue ( SAR ) Kantor Surabaya juga turut melakukan pencarian.
Namun awal pencarian pada tak kunjung menemukan N, hingga akhirnya proses pencarian dihentikan sementara.
Keesokan harinya, Minggu (5/4/2020) proses pencarian kembali dilanjutkan.
Hari itu juga, N ditemukan sudah tak bernyawa.
N ditemukan terbawa aliran air selokan sedalam 1 meter di depan celah gorong-gorong tepat di kawasan Jalan Asem Mulya, Asemrowo, Surabaya.

N terbawa aliran sejauh 100 meter ke arah timur, dari lubang gorong-gorong tempat tubuh korban pertama kali tercebur.
"Kondisinya sudah meninggal. Sekarang ada di kamar mayat RSU Dr Soetomo, lalu dibawa ke pihak keluarga," ujar Kapolsek Asemrowo AKP Hari Kurniawan di lokasi..
Hari menuturkan, pihaknya akan tetap menggali keterangan pihak keluarga korban mengenai kronologi kejadian.
Sementara ini ia memastikan bahwa penyebab insiden tersebut karena kelalaian dari pihak keluarga yang saat itu mendampingi korban.
"Tidak ada tendensi lain," ujar Hari.
Tewas Tenggelam Saat Akan Diberi Kejutan
Dua pelajar tewas tenggelam di underpass Kalurahan Kulur, Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Underpass Kulur biasanya memang tergenang air saat musim hujan.
Jalur tersebut biasa dipakai kendaraan umum melintas, namun hanya bisa pada musim kemarau.
Peristiwa yang menewaskan Tegar (16) dan Riyan (15) itu terjadi pada Sabtu (22/2/2020).
Diduga kejadian itu berawal dari keinginan memberi surprise ulang tahun untuk korban tewas, Riyan.
Selain memakan dua korban jiwa, dalam kejadian itu membuat satu pelajar lainnya, Ramli (15) harus dilarikan ke rumah sakit.
Kapolsek Temon, kompol Setyo Heri Purnomo mengatakan bahwa awalnya ada tujuh anak berkumpul di tepi underpass.
Selain tiga korban, adapula Yoga , Angga, Fisya dan Tias.
"Mereka hendak membuat surprise pada Riyan yang kebetulan ulang tahun hari ini," kata Kapolsek Temon, Komisaris Polisi Setyo Heri Purnomo, saat dihubungi, Sabtu.
Hingga akhirnya Riyan yang tidak bisa berenang itu tercebur.
Temannya yang tidak tahu Riyan tidak berenang langsung mencoba menolongnya.
Tegar kemudian berinisiatif menceburkan diri untuk menolong Riyan.
"Karena tidak kuat, kemudian Yoga, Ramli dan Angga menyusul untuk menolong. Sehingga di dalam kolam ini ada lima orang, sementara yang perempuan di atas," tuturnya.
Setelahnya Yoga menepi sedangkan Vita dan Tyas berupaya mencari pelampung dari ban.
"Namun upaya dari teman-temannya ini tidak berhasil," jelasnya.
Kini, polisi masih mendalami kasus yang menewaskan dua pelajar tersebut.
"Bercanda boleh tapi harus mengingat kemampuan, apakah punya kemampuan menyelamatkan diri atau bisa menyelamatkan orang lain," ucap Heri.
Sementara itu seperti diwartakan Kompas.com, kerabat dekat Riyan, Riyanto mengungkapkan, bahwa keluarga sangat sedih.
Sebab, keluarga Riyan sudah menyiapkan berbagai hal untuk perayaan ulang tahun, termasuk menyiapkan tumpeng hingga kuliner bakar.
Mereka berharap perayaan dilakukan di rumah saja. Namun, Riyan tetap ikut temannya di hari ini.
Tragedi memilukan pun terjadi. Riyan tenggelam di underpass Sabtu sore.
Setelah ditemukan, ia segera dibawa ke RS Wates.
"Kami bawa pulang ke rumah. Iya, alamat rumah di Sogan," kata Riyanto.
Underpass Kulur merupakan jalan di bawah jalur ganda kereta api yang masuk wilayah Pedukuhan Pulodadi.
Underpass dipakai kendaraan umum melintas, namun hanya bisa pada musim kemarau.
Underpass yang dibangun pada tahun 2012 berubah jadi kolam pada musim hujan karena air irigasi memenuhi underpass.
Karena penuh air, orang pun dilarang masuk ke sana. Namun, tanda larangan cuma sebatas tulisan tanpa pengaman berarti.