Nasib 2 Lelaki Kepergok Ambil 9 Kaleng Susu Tanpa Bayar, Mau Kabur Pakai Mobil Ujungnya Babak Belur
Video dua lelaku dikerumuni warga viral di media sosial. Keduanya babak belur setelah mengambil 9 kaleng susu.
Penulis: Mohamad Afkar S | Editor: Vivi Febrianti
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Beredar video dua lelaki dalam mobil dikerumuni warga di Kawasan Cibubur.
Dua lelaki itu tampak babak belur dan tak bisa berbuat apa-apa.
Keduanya tampak pasrah setelah banyak warga mengerumuni mobilnya.
Tampak, kaca mobil yang ditumpangi dua lelaki itu pun pecah.
Terdengar warga pun meminta dua lelaki itu untuk keluar dari mobil.
Peristiwa itu diketahui terjadi pada Senin (20/4/2020).
Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Arie Ardian Rishadi membenarkan adanya peristiwa itu.
Dua lelaki itu ternyata diduga melakukan tindak pencurian.
• Istri Sopir Truk yang Tewas Dikeroyok Depan Polisi Ungkap Bukti Lain, Suami Foto Penabrak Babi
• Lolos dari Begal, Ibu Muda Tak Berdaya Seusai Dikasih Kain Sarung Pria yang Menolongnya: Saya Nurut
Namun aksinya tepergok hingga menjadi bulan-bulanan warga.
"Sekitar pukul 09.30 WIB, ada tindak pencurian di minimarket kawasan Cibubur," ucapnya, di Mapolres Metro Jakarta Timur, Senin (20/4/2020) seperti dilansir dari Wartakota.
Ia melanjutkan, keduanya masuk ke minimarket lalu mengambil sembilan kaleng susu.
"Mereka masuk dan kemudian mengambil sembilan kaleng susu tanpa membayar," terang Arie.

Kemudian, lanjut dia, dua lelaki itu hendak kabur menggunakan mobil.
Namun ada karyawan yang mencoba mengejar sambil meneriakinya.
"(Dua pelaku) mengambil sembilan kaleng susu, setelah itu mereka keluar tanpa membayar, dikejar oleh salah satu karyawan kemudian mereka melarikan diri (dengan mobil)," ucap Arie.
Diduga karena panik, mobil yang dinaiki dua orang itu menabrak kendaraan lain.
Alhasil laju mobil mereka terhenti hingga akhirnya dikerumuni puluhan warga.
• Cemburu Buta, 3 Pengamen Keroyok Remaja Wanita hingga Tewas di Bekasi
• Kesal karena Warganya Tak Dirawat dengan Baik, Kades di Lumajang Aniaya Perawat Puskesmas
"Sempat terjadi pemukulan kepada pelaku," katanya.
"Tapi anggota buser kami yang sedang melintas langsung mengamankan mereka berdua," tuturnya.
Saat diperiksa polisi menemukan senjata airsoft gun di dalam mobil.
"Kebetulan yang bersangkutan setelah kami lakukan penggeledahan, membawa senjata airsoft gun," kata Arie seperti dikutip dari Kompas.com.
Keduanya kini telah diamankan di Mapolsek Ciracas untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
Kejadian lain tukang becak dipukul satpam karena dikira mencuri
Belum lama ini viral video seorang tukang becak tengah diinterogasi depan pos satpam Museum Keris Solo.
Berdasarkan informasi yang beredar, tukang becak itu dituduh hendak melakukan tindak pencurian.
Dalam video itu, tukang becak itu pun nampak mendapatkan perlakuan kasar.
Saat kejadian, sang tukang becak tak dapat berbuat banyak.
Ia hanya terlihat pasrah sambil meminta ampun.
Belakangan tukang becak itu diketahui bernama Ngadino Cipto Wiyono.
Ia merupakan warga Desa Teluka, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo.
Peristiwa yang menimpa tukang becak itu terjadi pada Jumat (17/4/2020) pukul 15.30 WIB.
• Buruh Akan Gelar Aksi May Day di Tengah Wabah Covid-19, Gur Nadir: Hidup Jangan Dibikin Tambah Susah
• Puasa Ramadhan 2020 di Tengah Pandemi Covid-19, Ini Bacaan Niat Sholat Tarawih Sendiri di Rumah
Kapolsek Laweyan, Kompol Ari Sumarwono membenaran adanya kejadian tersebut.
Ari menjelaskan bahwa peristiwa itu terjadi karena ada kesalahpahaman.
"Kejadian itu benar, tetapi itu hanya kesalahpahaman," ujarnya, Minggu (19/4/2020) seperti dilansir dari TribunSolo.
Kronologi kejadian
Peristiwa itu bermula ketika tukang becak itu melompat pagar ke museum milik Pemkot Solo tanpa izin.
Karena mencurigakan, tukang becak itu pun dikira akan melakukan tindak kejahatan.
Padahal, menurut pengakuan tukang becak itu, dirinya hanya sekadar ingin buang air kecil.
"Alasannya ingin kencing, lalu satpam curiga, dikirannya ingin melakukan kejahatan lalu satpam ini main hakim sendiri," ucap Ari.

Saat itu, pihaknya langsung mendatangi lokasi kejadian.
"Kami langsung adakan mediasi dan keduanya saling memaafkan," kata Ari.
Dari mediasi tersebut, lanjutnya, tidak ada ganti rugi atau kompensasi apapun.
"Tidak ada kompensasi karena kedua belah pihak sama-sama orang kurang mampu," terangnya.
• Kronologi Penggerebekan 16 Pria Gay di Pemandian Air Panas, Petugas Kaget Lihat Video Asusila di HP
• Kronologi Suami Kepergok Selingkuh Bareng Wanita di Kamar Kos, Istri Pelaku Malah Minta Maaf
Ari menambahkan bahwa kedua belah pihak sama-sama mengakui melakukan kesalahan.
"Dari satpam yang main hakim sendiri hingga lakukan penganiayaan, dari tukang becak sendiri, ia masuk tanpa izin," tandasnya.
Keluarga Ngadino buat laporan
Pihak keluarga tukang becak membuat laporan kepolisian soal kasus dugaan penganiayaan itu.
Seperti diwartakan TribunSolo, Menantu Ngadino, Toni Handriyanto mengatakan, laporan yang disampaikannya tidak dibuatkan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) oleh petugas di Mapolsek Laweyan.
"Kita dimintai data saja, terus suruh pulang," ungkapnya kepada TribunSolo.com, Senin (20/4/2020).
"Laporan yang di print itu tidak dibuatkan, mereka hanya menulis dengan kertas menggunakan bolpoin," tambahnya.

Dia mengatakan, laporannya tidak diketik dan dimintai tanda tangan yang bersangkutan.
"Katanya besok akan dikabari, tapi tidak ada kabar," imbuhnya.
Karena tidak ada perkembangan, pihak keluarga kemudian berkonsultasi ke Mapolsek Grogol, dan kembali melaporkan ke Mapolresta Solo pada Sabtu (18/4/2020).
"Kalau di Polresta kami mendapat surat tanda penerimaan laporan," ucapnya.
Selang beberapa waktu, tiga satpam yang diduga menganiaya tukang becak menjalani pemeriksaan di kantor Polresta Solo.
• Kronologi Anak 14 Tahun Tewas Tertembak karena Dikira Burung, Sempat Teriak: Siapa yang Nembak Tuh
• Kronologi Bocah Bergelayut di Kabel SUTET Setinggi 15 Meter, Selamatkan Diri dengan Lompat ke Matras
Kepala UPT Museum Dinas Kebudayaan Kota Solo, Didik Sunaryono mengatakan mereka saat ini tengah dimintai klarifikasi.
Mereka merupakan anak buahnya yang menjaga Museum Keris di Jalan Bhayangkara Nomor 2, Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Kota Solo.
"Saat ini baru dipanggil, dimintai klarifikasi," terang Didik kepada TribunSolo.com, Senin (20/4/2020).
"Ini saya juga akan memenuhi panggilan, mau berangkat ke kantor Polresta Solo," imbuhnya membeberkan.
Didik tak berkilah adanya unsur dugaan tindakan main hakim yang dilakukan tiga satpam itu.
"Baru diproses secara hukum karena ada tindakan main hakim sendiri," tuturnya.
FOLLOW:
Dia pun menyayangkan adanya peristiwa itu.
"Yang disayangkan itu kok teman-teman satpam sampai seanarkis itu, seharusnya petugas keamanan harus sesuai prosedur," kata dia.
"Harusnya dibawa ke kantor polisi, bagaimana ditanya atau apalah jangan sampai main hakim sendiri," tambahnya.
Di sisi lain, ia mengatakan bahwa pihaknya telah mendatangi kediaman tukang becak di daerah Desa Telukan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo.
"Tadi kita ke rumah korban meminta maaf, secara institusi dan rekanan minta maaf," katanya.(*)
(TribunnewsBogor.com/TribunSolo)